Minggu, 06 November 2011

PENJELASAN SINGKAT TENTANG ROH KUDUS

oleh: Wahyu Eko Cahyono
1. Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
2. Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku
3. 1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri

Roh Kudus
Roh Kudus adalah Pribadi ketiga di dalam Allah Tritunggal. Alkitab juga menyebutNya sebagai Roh Kristus (Roma 8:9; 1 Petrus 1:11), Roh Kekudusan (Roma 1:4) dan Roh Allah kita (1 Korintus 6:11), Roh Kebenaran (Yohanes 16:13). Pengakuan Iman Nicea memberi kesaksian bahwa Roh Kudus adalah Tuhan dan Sumber Kehidupan, yang keluar dari Allah Bapa dan Allah Anak dan bersama-sama dengan Allah Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan.

A. Roh Kudus sebagai Pribadi
Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan yang aktif dari Allah, namun salah satu Pribadi Allah Tritunggal. Penyangkalan terhadap kepribadianNya ini telah terjadi di sepanjang sejarah gereja. Pertama-tama oleh kaum Monarchian, Arian, Socinian dan sekarang oleh kelompok Unitarian, Liberal, Saksi Yehuwah dan beberapa teolog neo Ortodoks.
Alkitab menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal pria, He atau Ia saat menunjuk pada Spirit atau Roh (Yohanes 16:13-14, 15:26, 16:7,8). Roh Kudus memiliki kecerdasan (1 Korintus 2:10-11), memiliki perasaan (Efesus 4:30) dan kehendak (1 Korintus 12:11). Roh Kudus juga mampu mengajarkan segala sesuatu (Yohanes 14:26), memerintahkan sesuatu (Kisah Rasul 13:4, 8:29), bersaksi tentang Kristus (Yohanes 15:26; 2 Petrus 1:21), dapat dihujat (Matius 12:31), melakukan mukjizat(Kisah Rasul 8:39), berdoa syafa’at (Roma 8:26) dan lain sebagainya. Setiap bukti Alkitabiah tersebut membawa pada kesimpulan bahwa Roh Kudus meskipun dalam keberadaanNya adalah roh, sesungguhnya adalah Pribadi yang sama seperti Bapa, atau Anak, atau kita.
B. Roh Kudus adalah Allah
Roh Kudus bukan saja suatu Pribadi, tetapi Dia adalah Pribadi yang
unik, sebab Dia adalah Allah. Bukti kepribadianNya tidak harus menjadi bukti keAllahanNya, tetapi bukti keAllahanNya merupakan bukti kepribadianNya. Jika Allah adalah Pribadi, dan jika Roh Kudus adalah Allah, maka Dia adalah Pribadi juga.
 SebutanNya membuktikan bahwa Dia adalah Allah
Enam belas kali Dia disebutkan dengan nama dua Pribadi lainnya dari Trinitas (KPR 16:7 “Roh Yesus” dan 1 Kor. 6:11 “Roh Allah kita”). Selanjutnya janji Tuhan Yesus untuk mengirim “seorang Penolong yang lain” (Yoh. 14:16) menggunakan kata “seorang yang lain” yang berarti seorang yang lain dari oknum Trinitas.
 Sifat-sifatNya menyatakan Sifat-sifat Allah
Roh Kudus memiliki sifat yang hanya dimiliki Allah seperti Mahatahu(Yes.40:13; 1 Kor. 2:12), Mahahadir (Mzm.139:7), dan Mahakuasa berdasarkan pekerjaanNya dalam penciptaan (Ayub 33:4; Mzm. 104:30).
 Tindakan-tindakanNya hanya dapat dilakukan oleh Allah
Menjadi penyebab kelahiran perawan Maria (Luk.1:35), menjadi pemberi ilham pada penulis Kitab Suci (2 Petrus 1:21), terlibat dalam penciptaan dunia (Kej. 1:2)
 PersatuanNya dengan Pribadi-pribadi Lainnya dalam keallahan membuktikan bahwa Dia adalah Allah
Menghujat dan berdusta kepada Roh Kudus adalah sama dengan melakukan hal tersebut kepada Allah (Mat.21:31-32; KPR 5:3-4). Roh Kudus selalu disejajarkan kedudukanNya dengan Bapa dan Anak (Mat. 28:19, 2 Kor. 13:14). Di dalam Injil Matius tersebut, penggunaan kata “nama” dalam bentuk tunggal memperkuat bukti tersebut.
C. Karya Roh Kudus
Kita akan membagi karya Roh Kudus menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam PL dapat dilihat lima segi pekerjaan Roh.
- Pekerjaan Roh dalam penciptaan, seperti kesaksian Kejadian 1:2 tentang Roh yang melayang-layang di atas permukaan air, membentuk manusia (Kej. 2:7) dan mencerahkan langit (Ayub 26:13)
- Pekerjaan Roh dalam melengkapi manusia dalam pelayanan, Roh datang kepada orang yang dipilih Allah untuk tugas tertentu dan menganugerahkan kecakapan untuk mengemban tugas itu, mis. Keahlian (Kel. 31:3), kepemimpinan (Hak 3:10), Kekuatan badani (Hak.14:6). Hal ini dibuatnya tanpa harus mengubah moral orang tersebut
- Pekerjaan Roh dalam mengilhami para nabi
- Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral
- Pekerjaan Roh menubuatkan Mesias
Perjanjian Baru penuh rujukan tentang Roh (Pneuma). Ia disebut dalam tiap kitab kecuali 2 dan 3 Yohanes. Dalam Injil sinoptik banyak acuan kepada Roh berkaitan dengan peristiwa akbar dalam hidup Yesus. Roh berperan serta dalam peristiwa sebelum kelahiran Kristus (Luk.1:15,35,41), pada kelahiran dan peristiwa lainy yang segera menyusul (Luk.2:25-27), baptisan (Mat. 3:13-17), pencobaan (Mat.4:1-11), permulaan pelayanan (Luk.4:14), ucapan pengantar pada awal pelayanan Yesus (Luk.4:18), pemberian kuasa dan pembaptisan dalam nama Tritunggal Allah (Mat.28:19).
Pengajaran tentang Roh Kudus juga rinci disampaikan melalui surat rasuli yang berbicara tentang pengalaman jemaat yang dipenuhi oleh Roh. dalam 1 Tesalonika 5:19-20, Paulus mengingatkan jemaat tentang pentingnya karunia Roh, akan tetapi kemudian dalam surat Roma, Korintus dan Galatia, ia mengingatkan mereka untuk tidak menyalahgunakan karunia Roh sehingga merusak keharmonisan gereja. Penekanan lebih terletak pada buah moral spontan yang terpancar nyata dalam hidup atau perilaku orang percaya karena Roh, ketimbang “karunia” Roh. Karunia itu dinilai berdasarkan bobot buah-buah Roh itu (Galatia 5:22-23). Surat Paulus ketika di penjara (Filipi, Efesus, Kolose, dan surat-surat penggembalaan) menekankan secara bersama-sama pekerjaan Roh Kudus yang menciptakan dan memelihara kesatuan gereja (Ef. 4:3-4).
D. Karunia-karunia Rohani
Setiap orang percaya pasti memiliki satu atau lebih karunia (kharismata) seperti kata 1 Petrus 4:10, namun tak seorangpun yang memiliki seluruh karunia tersebut, karena itu kita saling menopang dan memperlengkapi sebagai sesama tubuh Kristus. Para teolog berusaha untuk menggolongkan karunia-karunia Roh dalam bentuk paling sederhana, yaitu karunia-karunia yang memberi kecakapan bagi pemiliknya untuk menyatakan Firman Allah dan karunia-karunia yang merupakan perlengkapan untuk pelayanan praktis.
 Karunia-karunia untuk menyatakan Firman Allah
- Rasul (apostolos ‘seorang yang diutus’) pada mulanya hak khusus dari ke 12 murid Yesus (Mat.10:2;Luk.6:13) tapi kemudian dipakai juga oleh Paulus (Roma1:1,1 Kor.9:1). Sebutan ini juga diberikan pada Barnabas(Kis.14:4,14), Andronikus dan Yunias(Rm.16:7), Apolos(1 Kor.4:6,9), Silwanus dan Timotius (1 Tes.1:1; 2:6) dan Yakobus adik Yesus (1 Kor. 15:7; Gal.1:19). Tugas rasul adalah mengabarkan Injil pada dunia yang tidak percaya (Gal.2:7-9).
- Bernubuat (profêteia, Rm.12:6; 1 Kor.12:10, 28-29). Pesannya bersifat membangun, menasihati dan menghibur (1 Kor. 14:3)
- Membedakan bermacam-macam roh (diakriseis pneumatȏn) 1 Kor.12:10
- Mengajar (didaskalia, Rm.12:7; 1 Kor. 12:28). Para guru bertugas menguraikan dan mengenakan ajaran Kristus yang sudah ditetapkan. “berkata-kata dengan pengetahuan (logos gnȏseȏs, 1 Kor.12:8), mencakup penyelidikan dan penilaian intelektual, juga berhubungan dengan karunia mengajar
- Berkata-kata dengan bahasa roh (genê glȏssȏn,1 Kor.12:10,28) dan menafsirkan bahasa roh (hermênêia glȏssȏn,1 Kor.12:10,30)


 Karunia pelayanan praktis
- Karunia kekuasaan, yang dibagi menjadi 1) Iman (1 Kor.12:9). 2)Karunia menyembuhkan, 1 Kor.12:9,28,30. 3) mengerjakan mujizat (1 Kor.12:10, 28)
- Karunia seperasaan, dibagi menjadi 1) pelayanan (antilêpseis) 1 Kor.12:28 yaitu golongan kuat menolong golongan yang lemah. 2)pemberi sedekah yang murah hati (ho metadidous, Rm. 12:8) dan 3) seorang yang menunjukkan kemurahan (ho eleȏn, Rm. 12:8). 4) jabatan pelayanan (diakonia, Rm. 12:7)
- Karunia mengelola, 1) kepemimpinan (kubernêseis, 1 Kor.12:28) ialah karunia memimpin yg dimiliki para tua-tua yg memimpin atau memerintah (1 Tim.5:17). 2) siapa yang memberi pimpinan (ho proistamenos, Rm.12:8).
-
E. Karunia Bahasa Roh
Berbicara dalam bahasa roh (glȏssolalia) ialah suatu karunia Roh yang disebut dalam Mrk. 16:17; KPR. 10:44-46; 19:6, lalu dibicarakan dalam KPR. 2:1-13 dan 1 Kor.12-14. Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru (glȏssais kainais) adalah tanda yang akan menyertai iman kepada Yesus Kristus (Mrk.16:17). Tanda itu menyertai pencurahan Roh Kudus kepada orang-orang non Yahudi pertama yang bertobat (KPR.10:44-46); 11:15) dan kelompok murid yang terasing di Efesus, yang mungkin tidak menyadari adanya pentakosta berbicara dalam bahasa roh dan bernubuat, tatkala Roh Kudus turun ke atas mereka (KPR.19:6). Agaknya bahasa roh menjadi bukti yang kelihatan tentang pengulangan dari pencurahan Roh Kudus yang mula-mula pada hari Pentakosta, dan nampaknya bertujuan untuk menyungguhkan dimasukkannya golongan orang percaya baru ke dalam gereja Yahudi-Kristen yang berhati-hati itu (bnd. KPR.10:47; 11:17-18).
Glossolalia yang timbul di Korintus dalam beberapa segi berbeda dengan yang diterangkan dalam Kisah Para Rasul. Di Yerusalem, seperti yang di Kaisarea dan Efesus, seluruh kumpulan menerima Roh Kudus, sedang di Korintus tidak semua menerima karunia tersebut (1 Kor. 12:10, 30). Nampaknya, dalam KPR bahasa roh merupakan pengalaman mula-mula yang bersifat sementara dan tidak dapat ditolak, sedangkan di Korintus merupakan karunia yg terus menerus diberikan dan yang terletak di bawah kuasa si pembicara dalam bahasa roh itu (1 Kor. 14:27-28). Saat Pentakosta ‘kata-kata Roh’ itu segera dimengerti pendengar, tapi di Korintus karunia untuk menafsirkan harus ada untuk membuatnya dapat dimengerti (1 Kor.14:5,13,27). Di Korintus agaknya bahasa roh itu bukan bahasa asing, sebab untuk memahaminya tidak membutuhkan kemampuan ilmu bahasa melainkan suatu karunia khusus untuk menafsirkannya.
Penafsiran bahasa roh bertujuan untuk menyampaikan kebenaran dari Allah dan untuk membuktikan kebenaran berita Kristen, terutama kepada orang Yahudi (1. Kor.14:5). Karena jemaat Korintus menyalahgunakan karunia tersebut, maka Paulus dengan tegas membatasi pemakaiannya di muka umum(1 Kor.14:27-28) dan menekankan keunggulan nilai nubuat bagi jemaat (ay.1,5). Bahasa roh yang tidak ditafsirkan tidaklah berfaedah sebab orang yang memilikinya pun tidak mengerti apa maknanya. Oleh karena itu, lebih baik berdoa dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti manusia.
Tidak dapat dipastikan apakah penjelmaan bahasa roh masa ini benar-benar menyerupai bentuk-bentuknya dalam PB, namun pengajaran yang menyatakan bahwa bahasa roh merupakan tanda yang harus dimiliki setiap orang percaya yang telah dibaptis dengan Roh Kudus adalah kurang tepat. Paulus mengatakan bahwa semua orang percaya di Korintus telah dibaptis (1 Kor. 12:13), tetapi tidak semua orang berbicara dalam bahasa roh. Lebih-lebih ajaran yang menyatakan bahwa bahasa roh bisa dipelajari dengan cara tertentu, sudah tentu bisa dipersalahkan. Sebab, sebuah karunia bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari, melainkan datang dari Allah bagi orang yang juga dipilih oleh Allah sendiri.

SURAT TERBUKA KEPADA SEORANG SAKSI YEHOVAH =========================

oleh: Roy B. Zuck
Saksi Yehovah yang terhormat,
Terima kasih atas kunjungan anda menyampaikan literatur Saksi Yehovah. Orang yang tidak mengenal Tuhan, pasti ada yang langsung membanting pintu. Tetapi saya gembira anda mampir. Saya tertarik akan perkara-perkara rohani dan suka membagikan kebenaran Alkitab pada orang lain.
Perkenankan saya membagikan hal-hal penting tentang Alkitab. Secara tertulis, agar anda dapat mempelajarinya secara hati-hati dan (saya percaya) lebih obyektif.
Pertama-tama ingin saya sampaikan hal-al yang saya kagumi dari Saksi Yehovah. Semangat dan peran serta para Saksi Yehovah dalam organisasi melebihi kelompok agama yang lain. Perhatian anda akan Alkitab sangat mengagumkan. Nampaknya para Saksi Yehovah menghabiskan beberapa jam seminggu mempelajari Alkitab secara teratur.
Anda dan saya mempunyai beberapa kesamaan. Kita sama-sama prihatin dengan penolakan Kekristenan; pengajaran yang menentang teori evolusi; dan kepercayaan akan perang Armagedon, saat Tuhan memusnahkan kuasa Iblis dan membangun Kerajaan Tuhan di bumi, dimana tercipta damai dan kebenaran.
Namun dalam surat ini , daripada membahas bermacam-macam pengajaran, lebih baik saya mengajukan hal-hal yang lebih penting, yaitu pribadi Yesus.
Anda dan saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah pribadi yang sempurna dan tidak terpisah dari Tuhan dan Bapa. Akan tetapi, anda mengajarkan bahwa sebelum datang ke dunia, Kristus adalah makhluk roh, malaikat Michael, yang diciptakan Tuhan dan menjadi Mesias saat dibaptis. Berdasarkan buku Saksi Yehovah "Let God Be True" (hal.33), Yesus adalah "yang Maha Besar, walau tidak sebesar Yehovah, Tuhan". Dalam Yohanes 1:1 dalam Alkitab anda "The New World Translation", Kristus adalah tuhan, tetapi bukan Tuhan. Dengan kata lain, anda mengajarkan Yesus dari dulu, sekarang, sampai selama-lamanya "ada di bawah Yehovah" dan "Kristus dan Tuhan tidak setara". (The Watchtower, 15 April 1957).
Apakah Alkitab mendukung pernyataan ini, ataukah mengajarkan Kristuslah Tuhan? Ini merupakan pertanyaan yang penting.
Saya akan mengangkat beberapa hal berikut untuk direnungkan dalam saat teduh dan doa:
1. Ayat-ayat Alkitab mendukung keTuhanan Kristus.
Dalam Matius 1:23 Kristus disebut Imanuel, Tuhan beserta kita. Waktu Tomas menyentuh luka Kristus yang bangkit, dia berkata: "Ya Tuhanku dan Mahapenciptaku!" (Yoh. 20:28). Tidak ada dasar yang mendukung pernyataan Saksi Yehovah bahwa saat itu Tomas menunjuk Yesus waktu berkata "Tuhanku" tetapi memaksudkan Bapa Sorgawi waktu berkata "Mahapenciptaku". Sesungguhnya Tomas memanggil Kristus sebagai Tuhan dan Mahapenciptanya sekaligus, dan Kristus tidak mengoreksi dia.
Kolose 2:9 jelas-jelas memastikan bahwa keTuhanan Kristus dengan pernyataan bahwa di dalam Dia "semua kepenuhan dan kualitas Tuhan ada pada diriNya". (NWT)
KRISTUSLAH TUHAN
Stefanus menyebut Yesus "Tuhan" (Kis. 7:59-60), dan kita mengaku Yesuslah Tuhan (Roma 10:9, 1Kor. 12:3), di sini Tuhan adalah Kurios (sebutan Yehovah dalam Perjanjian Lama versi bahasa Yunani). Apa ini bukan bukti bahwa Kristus Tuhan (Kurios) adalah Yehovah Tuhan?
2. Beberapa ayat menunjukkan bahwa Kristus dalam Perjanjian Baru adalah Yehovah dalam Perjanjian Lama. Contoh: Yesaya menulis tentang Yehovah (Yes. 6:1-10), dan Yohanes (Yoh. 12:31-41) menulis bahwa Yesaya melihat kemuliaan Yesus dan berbicara tentang Yesus.
Dalam Kel. 34:14 jelas bahwa kita harus menyembah Yehovah saja. Tapi dalam Ibr. 1:6 malaikat-malaikat menyembah Kristus. Dalam Yesaya 44:6 Yehovah disebut yang awal dan yang akhir tetapi Why. 22:13 menyatakan Kristus adalah yang awal dan yang akhir. Karena tak mungkin ada dua pribadi yang sekaligus yang awal dan akhir, maka bukankah jelas bahwa Yesus dan Yehovah keduanya adalah Tuhan? Ini menunjukkan "Yehovah" dipakai untuk menunjuk Bapa dan Anak. Walau keduanya memiliki peranan berbeda tetapi disebut Yehovah karena keduanya memiliki kualitas keTuhanan.
Maka sesungguhnya Saksi Yehovah harus sekaligus mempersaksikan (Yesus) Kristus karena keduanya adalah Pribadi yang satu. Memecah belah Satu Pribadi ini adalah kekejian pekerjaan Iblis.
3. Karakter Kristus menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus Kristus mengetahui segala hal (Yoh. 1:48, 2:25, 6:64, 16:30, 21:17). Ia abadi (Mikha 5:1-2), penuh kuasa (Mat. 28:18, Ibr. 1:3), tak berdosa (Yoh. 8:46) dan kekal/tak berubah (Ibr 13:8). Karena hanya Tuhan yang memiliki kualitas ini, maka tak dapat tidak: Kristus adalah Tuhan.
4. Pekerjaan Kristus menunjukkan Ia adalah Tuhan. Yesus Kristus memiliki kuasa mengampuni dosa (Mrk. 2:5-7, Efesus 1:7), berkuasa atas alam (Mat. 8:26), memberi hidup abadi (Yoh. 5:22, 27). Karena hanya Tuhan yang dapat melakukan perkara-perkara tersebut, bukankah ini berarti Kristus adalah Tuhan ?
5. Yesus menerima penyembahan. Kristus disembah malaikat (Ibr. 1:6) dan manusia (Mat.14:33), dan hanya Tuhan yang layak disembah (Kel. 34:14). Kristus sendiri menyatakan sembah hanya layak bagi Tuhan (Mat 4:10), dan Ia menerima sembah. Kalau keberadaan awal Kristus adalah malaikat Michael, bagaimana mungkin ia menerima sembahan, karena malaikat tidak berani menerima penyembahan (Wah. 19:10, 22:8-9)? Jika Kristus bukan Tuhan, maka penyembahan kepadaNya akan menjadi penyembahan berhala.
Bagaimana dengan Yoh. 1:1? Anda mengatakan Kristus, Firman adalah tuhan (t-kecil) berdasarkan New World Translation milik Saksi Yehovah di Yoh. 1:1.
Yoh. 1:1 menyatakan Firman (Kristus) bersama-sama dengan Tuhan, dan di Ulangan 32:39 Yehovah menyatakan "Tidak ada Mahapencipta selain Aku." Jika Kristus bukan Tuhan tetapi tuhan (t-kecil), maka Ulangan 32:39 bertentangan.
YESAYA DAN KOLOSE
Seyogyanya anda tahu bahwa Yesaya 9:6 (yang bernubuat tentang Yesus) menyebut Kristus "Mahapencipta yang perkasa". Seperti pengikut Saksi Yehovah yang lain, anda memiliki jawaban ayat ini, dengan mengatakan Yesus "mahapencipta yang perkasa", tetapi tidak yang Terperkasa dan Yehovah adalah Mahapencipta yang Terperkasa, bukan sekedar perkasa.
Tetapi Yeremia 32:18 menunjukkan Yehovah satu-satunya yang perkasa. Maka karena Kristus adalah Mahapencipta yang perkasa (Yes. 9:6) dan Yehovah adalah Mahapencipta yang perkasa (Yes 32:18), keduanya adalah Tuhan. Keduanya memiliki sifat keTuhanan. Semestinya Yes 9:6 dan Yes 32:18 menunjuk kepada TUHAN yang satu!
Bagaimana dengan Kolose 1:15-17? Saksi Yehovah menunjuk ayat ini dalam pengajaran bahwa Kristus diciptakan Yehovah (Let God Be True), hal. 35. Ini berdasarkan "yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan. Jika ayat ini menunjukkan Yesus sebagai ciptaan Yehovah, "ciptaan pertama" adalah kata yang seharusnya dipakai, bukan "yang sulung". Dalam bahasa Yunani, "ciptaan pertama" adalah protokistos, "yang sulung" adalah prototokos.
Kol.1:15 tidak menyebut protokistos melainkan prototokos. Prototokos berarti ahli waris, milik utama, yang sulung. Ayat ini menunjukkan Kristus berada di posisi utama dari semua ciptaan, Pemimpin sama seperti Tuhan.
Buku NWT anda menambahkan bahwa kata "segala sesuatu" dipergunakan 4 kali (Kol 1:15-17) menunjukkan Kristus menciptakan "segala sesuatu" kecuali diriNya sendiri. Sebenarnya tidak ada dasar menambahkan kata "segala sesuatu". Kata ini tidak ada dalam naskah Yunani. Penerjemah NWT menuliskan dengan tanda kurung. Jelas ini untuk menunjukkan yang sulung berarti ciptaan pertama; maka tidak benar menambah kata "segala sesuatu". Tidak ada ayat dalam Alkitab yang menyatakan Kristus adalah ciptaan Yehovah!
Ada yang menanyakan Why. 3:14. NWT keliru dalam menerjemahkannya: "awal dari penciptaan Tuhan" seharusnya "pangkal/sumber dari ciptaan Tuhan". Kata Yunani untuk sumber adalah arché. Ini sejalan dengan Kol. 1:6 dan Yoh 1:3, yaitu bahwa semua diciptakan oleh Yesus Kristus. Karena semua diciptakan oleh Yesus (Yoh. 1:1) dan semua diciptakan oleh Yehovah (Ibr. 3:4), kedua pribadi yang memiliki kemampuan untuk mencipta adalah Tuhan. Lagi-lagi Yoh. 1:1 dan Ibr. 3:4 menunjuk kepada Tuhan yang satu.
FILIPI DAN YOHANES
Bagaimana dengan Filipi 2:6? NWT menyatakan Kristus tidak sejajar dengan Tuhan dan tidak ingin menjadi sejajar: "Walaupun ia ada dalam rupa Tuhan, tidak mempertimbangkan untuk merampas status yang sejajar dengan Tuhan".
Ini terjemahan yang lemah dari bahasa Yunani. Terjemahan yang lebih baik di New Testament in Modern English (Phillips): "Dia yang selalu bersifat Tuhan, tidak mempertahankan hak istimewaNya yang sejajar dengan Tuhan". Terjemahan New American Standard Bible: "Dia, yang ada dalam rupa Mahapencipta tidak menganggap kesetaraan dengan Mahapencipta itu sebagai milik yang yang harus dipertahankan." Living Bible: "Dia, walaupun Tuhan, tidak menuntut dan mempertahankan hakNya sebagai Tuhan". New International Version: "Dia, yang bersifat Tuhan, tidak menganggap kesetaraanNya dengan Tuhan sebagai sesuatu yang harus dipertahankan."
Harus diingat bahwa Flp. 2:5-8 membahas inkarnasi Kristus, tindakannya meninggalkan kemuliaan SorgawiNya dan datang ke dunia. Dengan menyatakan Ia tidak mempertahankan hak istimewaNya sebagai Tuhan, ayat 6 menyatakan kesediaannya datang ke dunia. Jangan lupa pernyataan pertama "Dia dalam rupa Tuhan". Dalam bahasa Yunani, rupa adalah karakter yang penting. Maka karena Kristus serupa dengan Tuhan, memiliki sifat keTuhanan, keliru jika mengatakan Dia tidak ingin sejajar dengan Tuhan. Dia adalah Tuhan. Pandangan bahwa ia harus berusaha sejajar dengan Tuhan berbeda dengan fakta Ia serupa dengan Tuhan.
Bagaimana dengan Yohanes 10:30? Saya kira, Saksi Yehovah percaya ayat "Aku dan Bapa adalah satu", yang berarti Kristus satu dengan Bapa dalam tujuan, bukan dalam sifat dan inti. Tetapi jika itu pernyataan Kristus, mengapa orang Yahudi terangsang mau merajam Dia dengan batu? Pada awalnya orang Yahudi menganggap tujuan Yesus sama dengan Tujuan Tuhan, setelah Yesus mengucapkan "Aku dan Bapa adalah satu", segera mereka ingin merajam Dia (ayat 33) karena penghujatan; sebab Yesus mengatakan diriNya Tuhan. NWT menggunakan "tuhan" tapi kata theos adalah kata kerja, dan tanpa artikel menunjukkan keberadaan Ilahi. Yoh 5:18 menyatakan Yesus menyebut Tuhan BapaNya, diartikan orang Yahudi bahwa Ia menyamakan diriNya dengan Tuhan.
MENGAPA KRISTUS DATANG?
Di atas saya telah banyak membahas keTuhanan Kristus karena hal itulah salah satu inti pengajaran Alkitab. Tuhan sendiri datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Alkitab mengajar kita untuk berbalik pada Kristus sebagai TUHAN agar kita diselamatkan.
Pengampunan diperoleh dari:
1. mengaku diri sebagai orang berdosa dan memerlukan anugerah Tuhan (Roma 3:10,23; Yeremia 17:9, Pengkotbah 7:20, Efesus 2:1-2, 1 Yohanes 1:8),
2. sadar bahwa Yesus Kristus datang ke dunia dengan tujuan jelas: mati sebagai ganti dirimu (Yesaya 53:6, 1 Petrus 2:24, 3:18), Ia menanggung hukuman dosa kita, dan
3. menerima Kristus dalam hatimu sebagai Juruselamat pribadimu (Kis. 16:30-31, 4:12, Yoh 1:12, 3:16, 5:24, 6:47, Roma 10:13).
Kristus datang lebih dari sekedar menebus dosa Adam dan mengembalikan hidup manusia lebih sempurna dengan hak-hak dan masa depan keduniaan (Let God Be True; buku Saksi Yehovah). Ia datang untuk mengampuni dosa (Efesus 1:7), memberi hidup kekal (Yoh. 10:28, 17:2), membenarkan kita (menyatakan kita benar) dengan kasih karuniaNya (Roma 3:24), mati untuk dosa-dosa kita (1 Ptr 2:24, 3:18, Roma 2:6-8), mendamaikan kita dengan diriNya (menghapus permusuhan antara Tuhan dengan manusia; Roma 5:10), membebaskan (menebus) kita dari hukuman dan kuasa dosa (Gal. 4:4-5, Efesus 1:7) dan menjadikan kita anak-anak Tuhan (Yoh. 1:12).
Pengampunan dosa tidak datang secara lulus dari ujian dimana adam telah gagal mempertahankan sifat baik (Watchtower dari Saksi Yehovah 15 Agustus 1956). Dengan cara itu, tidak ada orang yang benar di hadapanNya. (Roma 3:20, NWT).
Lalu bagaimana orang berdosa tampil benar di hadapan Tuhan? Alkitab mengatakan: "ini adalah cuma-cuma bahwa mereka dibenarkan oleh belas kasihNya malalui penebusan Kristus Yesus. Tuhan mengutus Ia sebagai Juruselamat, perdamaian yang dapat diraih dengan iman dalam darahNya" (Roma 3:24-25, NWT). Berdasarkan penebusan Kristus, kita diampuni dan dibenarkan dalam Kristus. "Melalui Dia (Kristus) kita dibebaskan lewat penebusan oleh darahNya, ya, dosa-dosa kita diampuni, berdasarkan belas kasihanNya yang tak terbatas" (Efesus 1:7, NWT).
Anda dapat diampuni dan dibenarkan secara secara sempurna dihadapan Tuhan dengan menerima penebusan Kristus atas dirimu, dengan menerimaNya sebagai Juruselamat pribadimu. Walah engkau pendosa yang telah kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23), dosa anda dihapuskan dan anda dibenarkan dalam Kristus dengan menaruh iman padaNya. Jutaan orang yang telah melakukan ini merasakan perubahan yang ajaib dalam hati dan hidup mereka, seperti janji Kristus. Apakah anda mau berbalik pada Yesus, mohon pengampunanNya dan menjadi Juruselamat anda? Lakukanlah dengan doa sederhana berikut:
Tuhan Yesus Kristus Juruselamatku,
Saya mau diselamatkan oleh karya Tuhan di kayu salib. Saya mengaku orang berdosa, ya Tuhan Yesus; ampunilah diriku ini. Darah Yesus yang tercurah di Golgota kiranya menyucikan diriku dari setiap dosa dan kecemaran roh-roh najis. Saya mohon Roh KudusMu menuntun saya ke dalam seluruh kebenaran Tuhan (Yoh. 16:9) sambil menyingkirkan roh-roh penyesat serta pengajaran yang menyimpang dari kebenaran Yesus.
Enyah pulalah kiranya roh-roh najis perangsang dosa dari diriku, enyah oleh kuasa nama Yesus Kristus.
Masuklah Engkau, ya Tuhan Yesus ke dalam hatiku, beri saya hati yang baru seperti hatinya Yesus, agar saya menyukai hal-hal yang Yesus sukai, dan hatiku menolak perkara-perkara yang Yesus tidak suka. Masuklah ya Yesus Kristus ke dalam hatiku, karena Engkaulah Tuhan dan Juruselamatku, sekarang sampai selamanya. Amin.
***
Catatan:
"The New World Translation Bible" adalah Alkitab pegangan para Saksi Yehovah. Ayat-ayat di dalam terjemahan ini dibuat untuk mendukung argumen para Saksi Yehovah. Hal yang tragis ini (pemerosotan kualitas keTuhanan Yesus) dijumpai pula dalam "Alkitab Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari". Waspadalah!
----------------------------------------------------------------------------------------
Catatan dari Webadmin:
Untuk konsistensi, maka saya mengganti nama sembahan asing "Allah" dengan istilah yang lebih Indonesiawi yaitu: "Mahapencipta".

Kamis, 16 Desember 2010

Hari Penghapusan Kekerasan atas Perempuan

Oleh :Pdt.Hallie Jonathans.
GPIB Martin Luther

A. Apa arti HPKAP.
Ada kesan dunia lebih injili dari gereja.Mengapa saya katakan demikian? Karena semua resolusi dan deklarasi yang dikeluarkan oleh PBB sering tak disentuh oleh Gereja. Pasti ada yang bertanya, mengapa sih mengajukan Hari Penghapusan Kekerasan atas Perempuan ini dalam Ibadah Rutin Persatuan Perempuan? Karena hal itu tidak dilakukan oleh Gereja. Gereja sibuk dengan agenda pencarian dana terus menerus. Di sanalah Para Perempuan GPIB diajak melakukan upaya keras mendapatkan dana tersebut. Yang menikmati pencarian dana tersebut adalah hampir semua laki-laki. Mau bukti? Dalam Majelis Sinode XIX GPIB hanya ada satu Pendeta Perempuan yang terpilih menjadi Fungsionaris Majelis Sinode GPIB. Namanya Pdt. Jacoba Marlene Joseph. S.Th. Kini beliau adalah Sekretaris I Majelis Sinode XIX GPIB.
Hari ini kita bicara tentang Kekerasan. Bagaimana tidak menyentuh Kekerasan? Bukankah sudah banyak perempuan yang mengalami kekerasan? Sebut saja Sumiyati yang mendapatkan perlakuan di luar kemanusiaan, bahkan bibirnya digunting oleh Majikan perempuannya. Seorang lagi ditemukan sudah mati, dibuang di tempat sampah. Wah di Tanah Suci hal itu terjadi? Saya tak dapat membayangkan bagaimana orang pada zaman modern seperti ini dapat begitu biadab seperti masih hidup dalam zaman jahilliah.
Pertama-tama dilakukan moratorium, tindakan menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Perempuan Indonesia ke Arab Saudi dan Negara lainnya. Tercatat di Malaysia terbanyak korban kekerasan atas perempuan Indonesia. Harus diadakan MOU antar Dua Negara, Pengirim dan Penerima Tenaga Kerja Perempuan Indonesia itu. Akhirnya membuka lowongan pekerjaan bagi para Perempuan di Tanah Air, tanpa terlalu harus ramai-ramai mengirimkan bagaikan mengirim budak-budak kerja tanpa jaminan yang memadai bahkan tanpa perlindungan. Ini bukan masalah punya Ponsel atau tidak. Ini masalah mengatur, mempersiapkan dan mengirim serta memantau , kemudian melindungi dan membela mereka, supaya tetap aman dan tak menderita di tangan majikan mereka . Pasti masih banyak majikan yang tak beradab. Saya iri bagaimana Tenaga kerja perempuan di Filipina justru amat terlindungi dari praktek seperti itu. Yang pasti masih banyak bahaya yang menanti para TKPI di mana saja.
Sementara itu tidak banyak di antara Warga Jemaat yang rumah tangganya ada Pembantu Rumah Tangga. Pekerjaan dalam rumah sepertinya amat dipandang rendah oleh para pemuda dan pemudi kita yang nampaknya lebih memilih mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang tinggi. Apa salahnya? Tak salah, tetapi tak mau memebrsihkan rumah dan mencuci pakaian atau perabotan dapur merupakan kesombongan priayi dari siapa saja. Tetapi perilaku kita adalah memberikan banyak pekerjaan kepada Para Pembantu Rumah Tangga itu. Bahkan harus siap membuka pintu tatkala kita sebagai Majikan pulang pada larut malam bahkan sudah memasuki pagi hari. Tak ada perjanjian tentang istirahat setelah jam 6 sore.
Mari kita lihat apa yang dimaksudkan dengan Hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari PKTP. Hari Internasional bagi PKTP. Berdasarkan Resolusi PBB Nomor 54/134 tertanggal 17 Desember 1999, maka Sidang Umum ke 54 PBB menetapkannya demikian. Pada tanggal 20 Desember 1993, Sidang Umum PBB telah menerima atau mengadopsi Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Kekerasan , terjemahan dari kata Violence, mengindikasikan kekerasan terhadap Para Perempuan. Hal itu telah diangkat oleh para LSM atau NGO Dunia sejak 1981, tatkala terjadi suatu pembunuhan dengan cara biadab oleh Penguasa Republik Dominika berdasarkan perintah dari Penguasa Rafael Trujil. Pembunuhan biadab itu dilakukan atas Tiga Orang Suster Maribal yang merupakan aktivis politik di Republik Dominika tersebut.
Ketiga Suster Mirabel ini dikenal sebagai Kupu-kupu yang Tak terlupakan, “Unfogettable Butterflies”. Mereka menjadi Simbol Perlawanan terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan di Amerika Latin bahkan Dunia. Bukan hanya memperingati kehidupan para Suster Mirabel ini, tetapi adalah upaya untuk mendapatkan Pengakuan Global atas Kekerasan terhadap Gender Perempuan ini. Kekerasan terhadap Perempuan dan anak-anak gadis adalah ,masalah “pandemic proportions:”. Paling tidak menurut laporan UNIFEM, maka satu orang perempuan dari antara tiga perempuan telah menderita kekerasan terjadi atasnya. Pelaku kekerasan terhadapnya adalah orang yang sangat mengenalnya.
Coba isi sekarang kekerasan yang dialami oleh para Ibu atau Perempuan Martin Luther, lalu kita baca bersama, tanpa mencantumkan identitas, atau apapun. Usahakan menuliskan yang nyata dialami.
B. Bagaimana Tuhan Yesus memperlakukan para Perempuan?
Mari kita langsung melihat apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap Para Perempuan di zaman-Nya.
1. Tuhan Yesus menciptakan Perempuan setara dengan Pria.
2. Tuhan Yesus apabila berbicara dengan perempuan, berbicara di ruang yang tersedia dan terasaan bagi Perempuan untuk mempercakapkan halnya dengan Tuhan Yesus.
3. Tuhan Yesus membela Hak Perempuan untuk belajar tentang Injil, Kabar Baik itu, Mereka dibela oleh Tuhan Yesus, mereka memiliki hak menerima, mendengar dan bahkan berbicara tentang diri mereka dalam hubungan dengan Injil Kristus. Para perempuan memiliki privacy untuk berada bersama dengan Tuhan Yesus. Para Perempuan bukanlah sekedar harus menjadi pekerja dapur dan mengurus rumah tangganya. Mereka adalah mitra sederajat dengan pria. (Lukas 10:38-42).
4. Tuhan Yesus menyatakan bahwa Persyaratan Utama bagi para Perempuan dan Pria menyambut independensinya atau kemandiriannya adalah bahwa mereka terus mengasihi Tuhan dan Sesama.(Lukas 11:27-28).
5. Tuhan Yesus menyembuhkan banyak Perempuan Pembebasan dari penyakit berhubungan dengan jaminan kesehatan jiwa dan fisik serta penghilangan lingkungan alam maupun sosial yang ekan menyebabkan kesehatan jiwa seseorang Perempuan terancam . Dalam Pengajaran-Nya, Tuhan Yesus membuka wawasan mereka, bahwa mereka telah mendapatkan tanpa keraguan berhak atas pembelaan dan perlindungan dari Tuhan Yesus.
6. Pria dan Perempuan adalah dua seks atau gender yang memiliki kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang hanya dapat dipenuhi dalam hubungan eratdengan Tuhan Yesus Kristus. Apabila menjadi suami istri maka mereka harus memilikinya secara bersama pula.
7. Dalam Matius 10:34 dan selanjutnya, kita membaca suatu hal yang amat kontroversial dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus membawa perpecahan.Tuhan Yesus tidak datang untuk membawa damai, melainkan pedang. Padahal Tuhan Yesus mempunyai saudara perempuan dan pria yang sungguh. Semua kontroversi diucapkan-Nyadalam rangka penyambu -tan akan Immanuel. Maksudnya adalah untuk berada dalam ketajaman hubungan dengan Tuhan dan mengetahui siapa Tuhan yang sungguh membebaskan dan menebus baik Pria maupun Perempuan.
8. Kisah Perempuan Samaria, adalah pembelaan terbuka oleh Tuhan Yesus terhadap Perempuan Samaria itu. Kisah Yohanes 4 itu pernah saya berikan di sini.
9. Sejak dalam PL maupun PB, kedudukan Perempuan dimaksudkan sebagai kedudukan yang amat tinggi. Tuhan Yesus adalah sahabat para perempuan ini. Jabatan Diakonos diberikan kepada Febe, ia disebut Diakonon. (Roma 16:1Lihat juga 1 Tomtius 3.).
10. Subordinasi Perempuan terhadap Pria tidak dibenar -kan. Tekanan pada siapa Pemimpin dalam Rumah Tangga bukan mengisyaratkan suatu sub-ordinasi.
11. Perceraian itu bukan diberikan begitu saja tetapi diberikan atas dorongan orang Israel. Musa memberikan Surat Cerai sebab hal itu merupakan kebutuhan orang Israel. Lihat Ulangan 24:1-4; Kejadian 2:24;
12. Pria dan perempuan adalah makhluk yang yang setara. Tetapi masing-masing mempunyai kewajiban masing-masing dan saling melengkapi, seperti kita lihat dalam Kejadian 2.
13. Pelayanan Modern dilakukan oleh Lidia, adalah hospitalitas, Kisah 16:13 dsl, dan Tabitha dalam Kisah 9:36 dinyatakan melakukan banyak sekali, secara khusus bagi orang miskin. Itu yang disebut perbuatan baik dan memberi sedekah.
14. Banyak sekali Lidia dan Tabita masakini dan masa akan datang , Perempuan-perempuan Kristiani yang diberkati Tuhan, untuk menyatakan kasih, keadilan, kesemaan , harkat dan martabat perempuan yang diterima dari Tuhan Yesus. Mereka berada dalam pelbagai bidang pengabdian dan seharusnya mampu mengembangkan dan mempercepat tercipta dan terlindunginya harkat dan martabat Perempuan di dunia ini.
15. Menjelang Peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2010, maka jelas tak cukup untuk hanya mencatat tentang Ibu yang melahirkan anak dan membesarkan anaknya. Hari Ibu yang dicanagnkan oleh Presiden Soekarno di waktu lalu justru sudah menyninggung permasalahan Perempuan seperti perkawinan pada usia muda , serta berbagai perhatian terhadap nasib perempuan yang memerlukan pembelaan yang besar melalui pelaksanaan Ideologi Pancasila dan Konstitusi serta Perundangan yang nyata. Lihatlah beberapa catatan di bawah ini.
16. Bagaimana seterusnya perjuangan mendapatkan persamaan hak pendidikan bagi perempuan? Itu dilakukan oleh organisasi Poetri Merdeka. Lahir tahun 1912, mendapat dukungan Budi Oetomo, sebagai organisasi laki-laki. Bagaimana perkembangannya kemudian? Organisasi-organisasinya adalah :
1. Pawiyatan Wanito (Magelang , 1915).
2. Percintaan Ibu kepada Anak Temurun (PIKAT) (Manado 1917).
3. Purborini. (Tegal, 1917).
4. Aisyiah atas bantuan Muhammadiyah, (Yogyakarta, 1917).
5. Wanita Soesilo , (Pemalang, 1918).
6. Wanito Hadi, (Jepara, 1919).
7. Poteri Boedi Sedjati, (Surabaya 1919).
8. Wanito Oetomo dan Wanita Moeljo, (Yogyakarta, 1920).
9. Serikat Kaum Iboe Soematra, (Bukit Tinggi, 1920).
10. Wanito Katolik, (Yogyakarta, 1924).
Semua ini dicatat oleh Sukanti Suryochondro: 1995. Organisasi perempuan ini menyebarkan cita-citanya melalui majalah. Itulah bentuk komunikasi dengan publik.
17. Secara umum, sifat tujuan organisasi tersebut adalah:
1. Sosial dan kultural dan pendidikan.
2. Memperjuangkan nilai-nilai baru dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
3. Mempertahankan ekspresi kebudayaan asli melawan aspek-aspek kebudayaan Barat yang tidak sesuai.
4. Kegiatan Sosial-Budaya, termasuk Kesenian dll.
18. Bayangkan, sibuknya Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia, (PPII), memperhatikan:
1. Perhatian pada Lingkungan Keluarga dan Masyarakat.
2. Kedudukan perempuan dalam hukum Perkawinan (Islam).
3. Pendidikan dan Perlindungan Anak-anak,
4. Pendidikan Perempuan,
5. Perempuan dalam Perkawinan.
6. Mencegah perkawinan anak-anak.
7. Nasib Yatim Piatu dan janda.
8. Pentingnya peningkatan harga diri perempuan.
9. Kejahatan Kawin Paksa.
18. Tahun 1935, dibentuk Badan Penyelidikan Perburuhan Kaum Perempuan, yang menyelenggarakan Rapat Umum untuk perempuan buruh batik di Lasem, Jawa Tengah.
Dibentuk pula Badan Pemberantasan Buta Huruf,
Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak.
Pada Kongres Perempuan II, Maret 1932, isu Nasionalisme dan Politik muncul. Perhatian diberikan pada Sanitasi di Kampung dan Tingginya Angka Kematian Bayi.
Suwarni Pringgodigdo, mendirikan organisasi perempuan yang aktif dalam perjuangan politik. Istri Sedar (1930), menerbitkan jurnalnya. Upaya menentang poligami menjadi amat penting, sebab poligami merugikan perempuan.
Luar biasa perjuangan ini.
19. Perempuan dan Ibu yang mendukung perjuangan suaminya dalam upaya pemerdekaan Indonesia, dibuang ke Boven Digul.Perjuangan Maria Ulfa, anggota Volksraad, ternyata gagal. Ia kemudian menjadi Menteri Sosial pada Kabinet Syahrir II, 1946. dan S.K Trimurti menjadi Menteri Perburuhan pada Kabinet Amir Syarifudin (1947-1948). Pada Pemuli 1955, gerakan perempuan Indonesia berhasil menempatkan perempuan sebagai anggota parlemen.
Jadi itulah pergerakan wanita atau perempuan dan ibu dalam konteks pembentukkan bangsa ke arah kemerdekaan.
20. Kita sekarang menghadapi permasalahan yang lebih kompleks atau jelimet. Namun pada dasarnya sama saja, sebab Kaum Perempuan tidak boleh sebagian dari padanya menjadi korban kekerasan baik di rumah tangga atau di masyarakat , atau di mana saja. Saya melihat Liturgi Hari Ibu yang dikeluarkan oleh Dewan Persekutuan Kaum Perempuan untuk merayakan Hari Ibu , 22 Desember ini,dilaksanakan Minggu 19 Desember 2010, sama sekali jauh dari perjuangan Wanita atau Perempuan dan Ibu Indonesia. Untuk tahun depan harus dibentuk Panitia Hari Ibu GPIB dengan tugas membuat Wawasan dan Liturgi serta Aksi Hari Ibu. Secara umum Pelayanan Kategorial Persekutuan Kaum Perempuan GPIB harus mengejar ketinggalan perumusan dengan tepat tugas dan fungsi perempuan /wanita dan ibu dalam perubahan zaman seperti ini.
C. Bagaimana bentuk usaha atau upaya untuk menghentikan atau menghapuskan kekerasan terhadap Perempuan ? Sebutkan contoh dari praktek atau pengalaman lokal sampai upaya global.
D. Dearest Women , you will not be left alone.
25 November 2010 – In December 1999, the 54th session of the United Nations General Assembly adopted Resolution 54/134 declaring November 25th the International Day for the Elimination of Violence Against Women.
Selected learning materials
16 Days of Activism Against Gender Violence Campaign: Bibliography and Resource List
Program 16 Hari Aktivitas Melawan Kekerasan Gender ; suatu Kampanye.
Bibliography of resources which can be used in the annual 16 Days of Activism Against Gender Violence campaign (between 25 November, International Day to Eliminate Violence Against Women — which marks the violent deaths of the three Mirabal sisters in the Dominican Republic in 1960 — and 10 December, International Human Rights Day).
Child Trafficking and Sexual Exploitation
Penjualan Anak dan Eksploitasi Seksual.
This module contains four lesson plans and each lesson is highly flexible and adaptable. Standards by the National Council for the Social Studies (NCSS) were used to guide the development of this module and it is designed so that teachers can teach a lesson within 1-2 class periods to introduce the subject or fully integrate the materials into the classrooms throughout the year. Teachers can also combine different lesson plans or combine modules for a more comprehensive introduction. Some suggestions are provided by the author. Child trafficking is an extremely sensitive subject as it addresses trafficking of children for sexual exploitation. The module may be more appropriate for high school levels.
The Annotated Guide to the Complete UN Trafficking Protocol
Bimbingan Dengan Catatan terhadap Protokol PBB tentang Trafficking/Penualan Perempuan dan Anak.
The Annotated Guide to the new United Nations Trafficking Protocol is intended to be of use to legal professionals in their work on developing a human rights framework for national anti-trafficking laws and policies.
Trafficking in persons (Asian Human Rights Commission) Buku Pegangan tentang Trafficking/Manusia-manusia Korban /dan mereka yang Menaruh Perhatian terhadap hal ini.
The Handbook is intended for NGOs, activists and persons who come into contact with trafficked persons or who are interested in the issue of trafficking. This is a broad-based manual, containing general strategies that can be further adapted to local contexts. The Handbook was developed out of regional human rights training held for Asia and Eastern Europe, Africa and Latin America.
Handbook for legislation on violence against women.
Buku Pegangan bagi Legislasi mengenai Kekerasan terhadap Perempuan.
This handbook provides policymakers and other stakeholders with guidance on creating and strengthening policies against violence against women.
Other education and training materials about violence against women in HREA’s on-line Library
International and regional standards on combating and preventing gender-based violence: – Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) (1979)
Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. – General Recommendation No. 19
Rekomendasi Umum, PBB . (11th Session of the Committee on the Elimination of Discrimination against Women, 1992) – Inter-American Convention on the Prevention, Punishment and Eradication of Violence Against Women (1994) Konvensi Inter Amerika tentang Pencegahan , penghukuman, dan penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. – UN Declaration on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (1967) Deklarasi PBB tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. – UN Declaration on the Elimination of Violence Against Women (1993) Deklarasi PBB tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan. – Beijing Platform for Action – Violence against Women (1995) Podium Beijing untuk Aksi-(melawan) Kekerasan Terhadap Perempuan. – UN Security Council resolution 1325 on Women, Peace and Security (2000). Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1325 tentang Perempuan, Perdamaian dan Keamanan bagi Para Perempuan. – Optional Protocol to the International Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (2000) Protokol Opsional bagi Konvensi Internasional terhadap Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.
Useful Links
International Day for the Elimination of Violence Against Women (Dag Hammarskjöld Library)
(Hari Internasional bagi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
United Nations Development Fund for Women (UNIFEM). Pembangunan Dana Internasional PBB bagi (Penghapusan Kekerasan tentang kata Elimination) terhadap Perempuan.
Say NO to Violence Against Women
Katakan TIDAK terhadap KEKERASAN
Stop Violence Against Women (Amnesty International)
Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan. (Amnesti Internasional).
Asian Task Force Against Domestic Violence
Gugus Tugas Asia Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
End Violence Against Women
Akhirilah Kekerasan terhadap Perempuan.
Violence Against Women Online Resources
Sumber Jejaring tentang Kekerasan terhadap Perempuan.
White Ribbon Campaign (Men working to end men’s violence against women)Kampanye Pemakaian Pita Putih, Upaya Pria mengakhiri Kekerasan Pria terhadap Perempuan.
Stop Rape Now (UN Action against sexual violence in conflicts) Hentikan Pemerkosaan !. Aksi PBB melawan Kekerasan Seksual di tengah Pertikaian (Negara).
16 Days of Activism Against Gender Violence (Global Fund for Women) Dana Global bagi Perempuan.
16 Years of 16 Days: U.S. Groups Combat Gender Violence Worldwide (OneWorld U.S.) 16 Tahun dari 16 Hari: Kelompok-Kelompok Perlawanan terhadap Kekerasan Gender Se –Dunia.
UNiTE to End Violence Against Women (UN Secretary General’s campaign). Bersatulah Mengakhiri Kekerasan terhadap perempuan.Sebuah Kampanye SekJen PBB. (Teks bahasa Indonesia oleh HJ).

Sabtu, 27 Maret 2010

Rencana TUHAN

Ayat : Yeremia 29:11-13
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.
Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”
Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera.
Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.

Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwa

Minggu, 21 Februari 2010

Si Kecil Kesengsem Gurunya?

Duh, kesalnya, meski mulut kita sudah berbusa meminta si kecil untuk membereskan mainannya, ia tak juga mengindahkannya. Eh, sekalinya patuh, ia bisa-bisanya berkata, "Oke, aku beresin. Soalnya kata pak guru, kalau habis main, semuanya harus dibalikin ke tempat semula."

Lho, bukankah kita juga bilang begitu selama ini? Apakah anak-anak sekecil ini pun sudah menganut paham, yang penting bukan apa yang dibicarakan tapi siapa yang berbicara?

Guru dan dokter
Guru dan dokter merupakan figur istimewa bagi anak-anak. Di usia 3-5 tahun, si kecil sudah bisa menilai kepandaian seseorang. Guru yang kerap mengajarinya banyak hal: bernyanyi, mewarnai, berbicara bahasa Inggris, hingga olahraga, masuk kategori pandai. Demikian pula dengan dokter yang mampu mengobatinya kala sakit. Lantaran guru dan dokter adalah orang pandai, ia akan sangat percaya dengan apa yang dikatakan mereka.

Jangan lupa, kebiasaan kita mengutip ucapan guru atau dokter juga menguatkan persepsi anak bahwa sosok guru dan dokter merupakan orang-orang yang bisa dipercaya dan dipatuhi. "Ayo, makan. Dokter kan bilang kamu harus banyak makan supaya cepat besar!" Atau, "Ingat apa yang dibilang bu guru? Sebelum berangkat sekolah kamu harus sarapan!"

Cara kita melarang tanpa alasan jelas dengan gaya yang membuat anak tersudut dan merasa tidak dihargai akan membangun kesan negatif pada diri anak.

Sosok idola
Masih ada beberapa alasan mengapa anak lebih percaya dan patuh terhadap guru atau dokter, seperti:

Lebih sabar
Selain mengetahui guru dan dokter adalah orang-orang pandai, anak pun kerap terkagum-kagum akan perilaku mereka yang penyabar, penuh senyum, penyayang, dan kerap membantu orang yang sedang membutuhkan. Kekaguman itu akan membuat anak mengidolakan mereka.

Dibandingkan kita yang kerap kehilangan kesabaran saat menasihati mereka, guru atau dokter biasanya menyampaikan sesuatu dengan cara yang sangat bersahabat, yang membuat anak merasa nyaman. Pada gilirannya, rasa nyaman ini menumbuhkan kedekatan anak dengan figur tersebut.

Rasa takut
Namun tak hanya pengidolaan, ketakutan pun bisa menjadi penyebab kepatuhan anak pada kata-kata guru atau dokter. Kita lah yang terkadang membangun persepsi yang menakutkan pada kedua profesi itu. "Kalau tidak mau makan nanti dimarahi bu guru, lho!" Atau, "Kamu mau disuntik dokter atau makan?"

Kata-kata yang berlebihan itu tentu dapat membuat anak-anak prasekolah bergidik. Kalau sikap guru atau dokter yang ditemuinya memang dingin dan kaku, atau anak pernah mengalami pengalaman buruk (misal, kesakitan kala disuntik) akan semakin mengukuhkan ketakutan anak.

Pendekatan berbeda
Pendekatan guru atau dokter kepada anak umumnya akan berbeda dengan orangtua. Profesionalitas akan mendorong guru atau dokter mencari cara agar pendekatan yang dilakukan pada seorang anak bisa berhasil (dalam arti anak merasa nyaman dan mau mengikuti keinginan mereka). Apabila pendekatan yang dilakukan orangtua amat bertolak belakang (misal orangtua kerap tidak sabar, kata-katanya tak lembut, terkesan memerintah dengan ekspresi marah) maka "kebanting lah" sosok orangtua.

Ingat, kemampuan anak-anak prasekolah sudah berkembang. Tanpa perlu diperintah, ia sebenarnya tahu kalau ia harus mandi, harus makan, harus cuci tangan, dan sebagainya. Ketika orangtua memerintah layaknya seorang raja, makan anak kerap tak patuh.

Narasumber: Natris Indriyani, Psi, dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

RANCANGAN TUHAN

Ayat : Yeremia 29:11-13
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.
Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”
Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera.
Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.

Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwa

TEOLOGIA LIBERAL Oleh. Pdt. Mangapul Sagala

Pada sebuah acara pembinaan, dengan kebingungan seorang mempertanyakan pandangan seorang pendeta yang menuliskan bahwa “Yesus tidak benar-benar bangkit secara tubuh, kebangkitan Yesus hanya merupakan sebuah metafora atau kiasan, tulang belulang Yesus ditemukan di sebuah makam di Talpiot”. Dengan sikap yang sama, peserta lain menunjukkan sebuah VCD yang berisi hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab. Lalu dengan nada yang lugu peserta pembinaan tersebut bertanya: “Apakah pendeta seperti itu yang dimaksud dengan teolog liberal? Apakah yang dimaksud dengan teologia liberal itu?”

Sebenarnya sulit mendefenisikan dengan tepat apa dan bagaimana teologia liberal. Mengapa? Karena kita tidak sedang berhadapan dengan a liberal theology, tetapi liberal theologies yang beraneka ragam. Namun demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Liberalisme, sebagaimana nama aliran tsb, adalah sebuah paham yang memiliki kebebasan berteologia, tanpa batasan dan hambatan dari pihak manapun, termasuk dari pandangan tradisional yang telah dianut oleh Gereja pada umumnya. Paham ini seringkali memberikan pandangan atau pernyataan yang bersifat radikal, yang tidak biasa didengar oleh jemaat pada umumnya. Karena itu, bisa dipahami bila ada anggota jemaat yang bingung atau bahkan tergoncang imannya mendengar pandangan teolog liberal tsb. Kaum awam akan beranggapan seolah-olah sikap dan pandangan seperti itu merupakan hal yang baru muncul. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Mereka yang belajar teologia secara formal mengetahui bahwa sikap yang sama telah dimunculkan lebih dari dua ratus tahun yang lalu.

Masalah otoritas memang menjadi satu pergumulan yang terus menerus dialami oleh Gereja Tuhan. Apakah yang menjadi ukuran atau penentu sebuah ajaran atau keputusan? Iman atau rasio? Kebenaran yang ditegaskan Alkitab atau yang lain, seperti ilmu pengetahuan? Dalam pergumulan yang demikian, sejarah Gereja telah menunjukkan bahwa Gereja Tuhan di sepanjang segala abad dan tempat telah menjadikan Alkitab memiliki peran yang sangat penting. Sehubungan dengan itu, pada abad ke-16, Martin Luther dan tokoh reformasi lainnya menyerukan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya otoritas tertinggi bagi iman, keselamatan dan menjadi dasar dari seluruh doktrin Kristen. Itulah sebabnya, Martin Luther mengeluarkan satu istilah yang sangat terkenal, yaitu, Sola Scriptura. Hanya Alkitab. Kita juga mengenal istilah lain yang menunjukkan penerimaan yang tinggi kepada Alkitab, yaitu kanon Alkitab. Dengan demikian, Alkitab menjadi semacam alat pengukur, di mana segala etika dan doktrin diukur dari pengajaran Alkitab. Pada era tersebut, sikap beriman sangat menonjol. Iman menjadi semacam komandan dan rasio manusia menjadi prajurit yang setia mengikutinya. Hal ini yang pernah ditegaskan oleh bapak Gereja, Augustinus dua belas abad sebelumnya: Faith leads to understanding. Iman menuntun kepada pengertian. Penulis kitab Ibrani juga menegaskan hal yang sama: “Karena iman kita mengerti...” (Ibr.11:3). Betapa pentingnya peranan iman tersebut, sebagaimana ditegaskan selanjutnya: “Tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibr.11:6).

Ketika rasio manusia menjadi segalanya.

Pada abad 16, Rene Descartes, seorang filsuf Perancis, yang dikenal sebagai bapak filsuf modern menyatakan satu kalimat yang sangat terkenal: “cogito ergo sum” (Saya berpikir, karena itu saya ada). Kelihatannya, beberapa abad kemudian, semangat seperti itu mempengaruhi pemikiran orang-orang tertentu di Eropah, di mana terjadi kecenderungan yang menjadikan rasio – dan bukan iman- menjadi dasar untuk memutuskan sesuatu. Seiring dengan masa pencerahan (enlightenment) rasio manusia begitu ditinggikan lebih dari sepatutnya. Sebagai akibatnya, pernyataan-pernyataan Alkitab yang telah diterima selama berabad-abad dipertanyakan, diragukan dan ditolak. Gerakan inilah yang disebut dengan Liberalisme.

Gerakan Liberalisme dikaitkan dengan Sekolah Teologi Tubingen, Jerman dengan tokoh-tokoh penting, antara lain, Ferdinand Christian Baur, David F. Strauss, Albert Ritschl, dan Julius Wellhausen. Sebagaimana telah disebutkan di atas, gerakan ini meninggalkan pandangan atau ajaran yang telah dipegang oleh Gereja pada umumnya selama berabad-abad. Dengan perkataan lain, aliran Liberal menolak otoritas Alkitab dan sangat bersikap skeptis terhadap ajaran Kekristenan yang bersifat supra natural, atau anti mukjizat.

David Strauss (1808-1874) yang pernah menjadi murid F.C. Baur menerbitkan bukunya yang sangat terkenal, yaitu The Life of Jesus. Critically Examined. Sejak munculnya buku tersebut, bangkitlah apa yang disebut dengan penyelidikan Alkitab yang bersifat historis-kritis. Sebagai hasilnya, Strauss tidak mengakui adanya mukjizat ilahi. Karena itu, dia berpendapat bahwa setiap mukjizat di dalam Perjanjian Baru tidak otentik, di mana hal itu dianggap sebagai rekayasa Gereja mula-mula. Jikalau tokoh reformasi mengakui otoritas Alkitab dan menyerukan Sola Scriptura, tidak demikian dengan Strauss dan teolog liberal lainnya. Bagi Strauss, Alkitab tidak lebih dari sekedar fiksi, di mana penulis-penulis berusaha meninggikan Yesus sebagai Mesis. Pandangan David Strauss yang sedemikian radikal membuatnya dikeluarkan dari Seminary, tempat dia mengajar. Ternyata, teolog liberal tidak sebebas namanya. Kita memang perlu terus menerus belajar menghayati kebebasan yang kita miliki. Sesungguhnya, tidak pernah ada kebebasan mutlak, tanpa batas.-