Sabtu, 16 Januari 2010

KECERDASAN SOSIAL

Definisi dari Berbagai Sumber
Kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi.” Suean Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. (Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal.123).
Penyesuian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan daripadanya. Kedua, seberapa banyak kepuasan yang diperoleh seseorang. (Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, hal. 337).
Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994, menjelaskan bahwa kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. (Ubaydillah, diakses dari www.e-psikologi.com).
Pengembangan kecerdasan sosial mengandalkan keunggulan pribadi, minimal mencakup empat bidang: (1) membaca mitos dan diversi sosial di masyarakat; (2) memahami pentingnya pembinaan diri seumur hidup; (3) mengenal aksi sosial, tuntutan situasi sosial, dan merancang reformasi sosial; (4) mengembangkan belas kasih dan memerhatikan sesama. (William Chang, diakses dari www.socialligent_wordpress.com).
Menurut Amstrong,1994, kecerdasan berinteraksi (kecerdasan sosial) ini bersifat sangat unik karena dapat bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang sedang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu sejauh memiliki kecerdasan emosi serta tidak selalu terhimpit oleh masalah finansial berat. Kesemuanya membangun kecerdasan sosial yang berdampak cerdas bekerja sama, melihat peluang, berperan, bertanggung jawab, memimpin, berjiwa sosial, toleransi, dapat menerima perbedaan maupun mencari solusi konflik. Komponen penting membangun kecerdasan sosial (social intelegence) adalah komunikasi dan pendidikan. Kecerdasan sosial adalah kematangan kesadaran pikiran dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat. Dewasa ini kecerdasan sosial bersama jati diri yang kuat dan kendali diri yang stabil sangat menunjang perkembangan dan peningkatan karier individu di masyarakat, lembaga atau perusahaan. Lebih banyak orang sukses karena terampil bekerja sama, empati dan mampu mengendalikan diri. (dr. Rinaldi Nizar, sp. Ank, diakses dari www.infonarkoba.com).
Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983) menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.Kecerdasan sosial ini bukan seperti kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. (Sumardi, diakses dari http://www.kompas.com)
• Definisi Teoritis
Kecerdasan sosial adalah kemampuan yang mencapai kematangan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial di dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat.

• Komponen, Indikator dan Pernyataan
a. SI (Social Intelligence) internal
 Keinginan untuk bersosial dari dalam diri
1. Ketika dalam lingkungan saya ada pendatang baru, saya langsung mengunjunginya (F)
2. Keinginan untuk mengenal satu sama lain berasal dari dalam diri sendiri, bukan karena paksaan (F)
3. Ada rasa acuh tak acuh dari dalam diri ketika melihat seseorang di lingkungan kita terkena musibah (U)

 Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain
1. Saya berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan yang lain (F)
2. Saya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain supaya ketika saya membutuhkan bantuan, mereka juga datang untuk menolong saya (U)

 Mengorbankan kepentingan diri demi orang lain
1. Sesibuk apapun saya, ketika ada tetangga yang meminta tolong saya segera datang menolongnya (F)
2. Saya akan menunda acara yang telah lama saya direncanakan, oleh karena ada teman yang kecelakaan dan membutuhkan bantuan saya (F)
3. Saya mengalah kepada orang yang lebih tua untuk duduk di dalam kendaraan umum (F)
4. Saya mau mengambil sebagian tabungan saya untuk menolong teman yang memerlukan dukungan dana pada saat itu (F)

b. SI (Social Intelligence) eksternal
 Adanya pengaruh untuk bersosialisasi
1. Saya senang mengikuti organisasi atau kegiatan sosial yang membantu orang-orang yang terkena bencana alam (F)
2. Saya berusaha menjauhkan diri supaya tidak ikut dalam kepanitiaan sosialisasi dengan alasan pekerjaan yang cukup sibuk (U)

 Menyelesaikan permasalahan dalam berinteraksi Sosial.
1. Ketika ada masalah dalam kelompok masyarakat atau kerja, saya lebih senang diselesaikan dengan bermusyawarah (F)
2. Tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan saya (U)
3. Lebih baik menghindar ketika ada permasalahan dengan orang lain dan pura-pura tidak tahu apa-apa (U)

Bersosial karena adanya faktor yang lain
1. Saya bersosialisasi baik dengan orang lain supaya mendapat sanjungan atau pujian dari mereka (U)
2. Ketika memberi atau menyumbangkan sesuatu untuk kegiatan amal, saya mau orang lain juga mengetahuinya (U)


DAFTAR PUSTAKA
Chang, William. ”Mengembangkan Kecerdasan Sosial.” http://www.socialligent_wordpress.com. Diakses pada tanggal 21 Mei 2008.

Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga, 1980.
Nizar, Rinaldi. “Kecerdasan Sosial.” http://www.infonarkoba.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008.

Sumardi. ”Apakah Kompetensi Sosial.” http:www.kompas.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008.

Ubaydilah. ”Selayang Pandang IQ, EQ dan SQ.” http://www.e-psikologi.com. Diakses pada 7 Juni 2008.

Yusuf L N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

1 komentar: