tag:blogger.com,1999:blog-30474391107253285022023-06-20T20:57:11.544-07:00Christian InsightPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-8412574189574168432011-11-06T19:35:00.000-08:002011-11-06T19:36:57.241-08:00PENJELASAN SINGKAT TENTANG ROH KUDUSoleh: Wahyu Eko Cahyono<br />1. Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.<br />2. Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.<br />Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku<br />3. 1Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri<br /><br />Roh Kudus<br />Roh Kudus adalah Pribadi ketiga di dalam Allah Tritunggal. Alkitab juga menyebutNya sebagai Roh Kristus (Roma 8:9; 1 Petrus 1:11), Roh Kekudusan (Roma 1:4) dan Roh Allah kita (1 Korintus 6:11), Roh Kebenaran (Yohanes 16:13). Pengakuan Iman Nicea memberi kesaksian bahwa Roh Kudus adalah Tuhan dan Sumber Kehidupan, yang keluar dari Allah Bapa dan Allah Anak dan bersama-sama dengan Allah Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan.<br /><br />A. Roh Kudus sebagai Pribadi<br />Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan yang aktif dari Allah, namun salah satu Pribadi Allah Tritunggal. Penyangkalan terhadap kepribadianNya ini telah terjadi di sepanjang sejarah gereja. Pertama-tama oleh kaum Monarchian, Arian, Socinian dan sekarang oleh kelompok Unitarian, Liberal, Saksi Yehuwah dan beberapa teolog neo Ortodoks. <br />Alkitab menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal pria, He atau Ia saat menunjuk pada Spirit atau Roh (Yohanes 16:13-14, 15:26, 16:7,8). Roh Kudus memiliki kecerdasan (1 Korintus 2:10-11), memiliki perasaan (Efesus 4:30) dan kehendak (1 Korintus 12:11). Roh Kudus juga mampu mengajarkan segala sesuatu (Yohanes 14:26), memerintahkan sesuatu (Kisah Rasul 13:4, 8:29), bersaksi tentang Kristus (Yohanes 15:26; 2 Petrus 1:21), dapat dihujat (Matius 12:31), melakukan mukjizat(Kisah Rasul 8:39), berdoa syafa’at (Roma 8:26) dan lain sebagainya. Setiap bukti Alkitabiah tersebut membawa pada kesimpulan bahwa Roh Kudus meskipun dalam keberadaanNya adalah roh, sesungguhnya adalah Pribadi yang sama seperti Bapa, atau Anak, atau kita. <br />B. Roh Kudus adalah Allah<br />Roh Kudus bukan saja suatu Pribadi, tetapi Dia adalah Pribadi yang<br />unik, sebab Dia adalah Allah. Bukti kepribadianNya tidak harus menjadi bukti keAllahanNya, tetapi bukti keAllahanNya merupakan bukti kepribadianNya. Jika Allah adalah Pribadi, dan jika Roh Kudus adalah Allah, maka Dia adalah Pribadi juga. <br /> SebutanNya membuktikan bahwa Dia adalah Allah<br />Enam belas kali Dia disebutkan dengan nama dua Pribadi lainnya dari Trinitas (KPR 16:7 “Roh Yesus” dan 1 Kor. 6:11 “Roh Allah kita”). Selanjutnya janji Tuhan Yesus untuk mengirim “seorang Penolong yang lain” (Yoh. 14:16) menggunakan kata “seorang yang lain” yang berarti seorang yang lain dari oknum Trinitas.<br /> Sifat-sifatNya menyatakan Sifat-sifat Allah<br />Roh Kudus memiliki sifat yang hanya dimiliki Allah seperti Mahatahu(Yes.40:13; 1 Kor. 2:12), Mahahadir (Mzm.139:7), dan Mahakuasa berdasarkan pekerjaanNya dalam penciptaan (Ayub 33:4; Mzm. 104:30).<br /> Tindakan-tindakanNya hanya dapat dilakukan oleh Allah<br />Menjadi penyebab kelahiran perawan Maria (Luk.1:35), menjadi pemberi ilham pada penulis Kitab Suci (2 Petrus 1:21), terlibat dalam penciptaan dunia (Kej. 1:2)<br /> PersatuanNya dengan Pribadi-pribadi Lainnya dalam keallahan membuktikan bahwa Dia adalah Allah<br />Menghujat dan berdusta kepada Roh Kudus adalah sama dengan melakukan hal tersebut kepada Allah (Mat.21:31-32; KPR 5:3-4). Roh Kudus selalu disejajarkan kedudukanNya dengan Bapa dan Anak (Mat. 28:19, 2 Kor. 13:14). Di dalam Injil Matius tersebut, penggunaan kata “nama” dalam bentuk tunggal memperkuat bukti tersebut.<br />C. Karya Roh Kudus<br />Kita akan membagi karya Roh Kudus menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam PL dapat dilihat lima segi pekerjaan Roh.<br />- Pekerjaan Roh dalam penciptaan, seperti kesaksian Kejadian 1:2 tentang Roh yang melayang-layang di atas permukaan air, membentuk manusia (Kej. 2:7) dan mencerahkan langit (Ayub 26:13)<br />- Pekerjaan Roh dalam melengkapi manusia dalam pelayanan, Roh datang kepada orang yang dipilih Allah untuk tugas tertentu dan menganugerahkan kecakapan untuk mengemban tugas itu, mis. Keahlian (Kel. 31:3), kepemimpinan (Hak 3:10), Kekuatan badani (Hak.14:6). Hal ini dibuatnya tanpa harus mengubah moral orang tersebut<br />- Pekerjaan Roh dalam mengilhami para nabi<br />- Pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan kehidupan bermoral<br />- Pekerjaan Roh menubuatkan Mesias<br />Perjanjian Baru penuh rujukan tentang Roh (Pneuma). Ia disebut dalam tiap kitab kecuali 2 dan 3 Yohanes. Dalam Injil sinoptik banyak acuan kepada Roh berkaitan dengan peristiwa akbar dalam hidup Yesus. Roh berperan serta dalam peristiwa sebelum kelahiran Kristus (Luk.1:15,35,41), pada kelahiran dan peristiwa lainy yang segera menyusul (Luk.2:25-27), baptisan (Mat. 3:13-17), pencobaan (Mat.4:1-11), permulaan pelayanan (Luk.4:14), ucapan pengantar pada awal pelayanan Yesus (Luk.4:18), pemberian kuasa dan pembaptisan dalam nama Tritunggal Allah (Mat.28:19). <br />Pengajaran tentang Roh Kudus juga rinci disampaikan melalui surat rasuli yang berbicara tentang pengalaman jemaat yang dipenuhi oleh Roh. dalam 1 Tesalonika 5:19-20, Paulus mengingatkan jemaat tentang pentingnya karunia Roh, akan tetapi kemudian dalam surat Roma, Korintus dan Galatia, ia mengingatkan mereka untuk tidak menyalahgunakan karunia Roh sehingga merusak keharmonisan gereja. Penekanan lebih terletak pada buah moral spontan yang terpancar nyata dalam hidup atau perilaku orang percaya karena Roh, ketimbang “karunia” Roh. Karunia itu dinilai berdasarkan bobot buah-buah Roh itu (Galatia 5:22-23). Surat Paulus ketika di penjara (Filipi, Efesus, Kolose, dan surat-surat penggembalaan) menekankan secara bersama-sama pekerjaan Roh Kudus yang menciptakan dan memelihara kesatuan gereja (Ef. 4:3-4).<br />D. Karunia-karunia Rohani<br />Setiap orang percaya pasti memiliki satu atau lebih karunia (kharismata) seperti kata 1 Petrus 4:10, namun tak seorangpun yang memiliki seluruh karunia tersebut, karena itu kita saling menopang dan memperlengkapi sebagai sesama tubuh Kristus. Para teolog berusaha untuk menggolongkan karunia-karunia Roh dalam bentuk paling sederhana, yaitu karunia-karunia yang memberi kecakapan bagi pemiliknya untuk menyatakan Firman Allah dan karunia-karunia yang merupakan perlengkapan untuk pelayanan praktis.<br /> Karunia-karunia untuk menyatakan Firman Allah<br />- Rasul (apostolos ‘seorang yang diutus’) pada mulanya hak khusus dari ke 12 murid Yesus (Mat.10:2;Luk.6:13) tapi kemudian dipakai juga oleh Paulus (Roma1:1,1 Kor.9:1). Sebutan ini juga diberikan pada Barnabas(Kis.14:4,14), Andronikus dan Yunias(Rm.16:7), Apolos(1 Kor.4:6,9), Silwanus dan Timotius (1 Tes.1:1; 2:6) dan Yakobus adik Yesus (1 Kor. 15:7; Gal.1:19). Tugas rasul adalah mengabarkan Injil pada dunia yang tidak percaya (Gal.2:7-9).<br />- Bernubuat (profêteia, Rm.12:6; 1 Kor.12:10, 28-29). Pesannya bersifat membangun, menasihati dan menghibur (1 Kor. 14:3)<br />- Membedakan bermacam-macam roh (diakriseis pneumatȏn) 1 Kor.12:10<br />- Mengajar (didaskalia, Rm.12:7; 1 Kor. 12:28). Para guru bertugas menguraikan dan mengenakan ajaran Kristus yang sudah ditetapkan. “berkata-kata dengan pengetahuan (logos gnȏseȏs, 1 Kor.12:8), mencakup penyelidikan dan penilaian intelektual, juga berhubungan dengan karunia mengajar<br />- Berkata-kata dengan bahasa roh (genê glȏssȏn,1 Kor.12:10,28) dan menafsirkan bahasa roh (hermênêia glȏssȏn,1 Kor.12:10,30)<br /><br /><br /> Karunia pelayanan praktis<br />- Karunia kekuasaan, yang dibagi menjadi 1) Iman (1 Kor.12:9). 2)Karunia menyembuhkan, 1 Kor.12:9,28,30. 3) mengerjakan mujizat (1 Kor.12:10, 28)<br />- Karunia seperasaan, dibagi menjadi 1) pelayanan (antilêpseis) 1 Kor.12:28 yaitu golongan kuat menolong golongan yang lemah. 2)pemberi sedekah yang murah hati (ho metadidous, Rm. 12:8) dan 3) seorang yang menunjukkan kemurahan (ho eleȏn, Rm. 12:8). 4) jabatan pelayanan (diakonia, Rm. 12:7)<br />- Karunia mengelola, 1) kepemimpinan (kubernêseis, 1 Kor.12:28) ialah karunia memimpin yg dimiliki para tua-tua yg memimpin atau memerintah (1 Tim.5:17). 2) siapa yang memberi pimpinan (ho proistamenos, Rm.12:8). <br />- <br />E. Karunia Bahasa Roh<br />Berbicara dalam bahasa roh (glȏssolalia) ialah suatu karunia Roh yang disebut dalam Mrk. 16:17; KPR. 10:44-46; 19:6, lalu dibicarakan dalam KPR. 2:1-13 dan 1 Kor.12-14. Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru (glȏssais kainais) adalah tanda yang akan menyertai iman kepada Yesus Kristus (Mrk.16:17). Tanda itu menyertai pencurahan Roh Kudus kepada orang-orang non Yahudi pertama yang bertobat (KPR.10:44-46); 11:15) dan kelompok murid yang terasing di Efesus, yang mungkin tidak menyadari adanya pentakosta berbicara dalam bahasa roh dan bernubuat, tatkala Roh Kudus turun ke atas mereka (KPR.19:6). Agaknya bahasa roh menjadi bukti yang kelihatan tentang pengulangan dari pencurahan Roh Kudus yang mula-mula pada hari Pentakosta, dan nampaknya bertujuan untuk menyungguhkan dimasukkannya golongan orang percaya baru ke dalam gereja Yahudi-Kristen yang berhati-hati itu (bnd. KPR.10:47; 11:17-18).<br />Glossolalia yang timbul di Korintus dalam beberapa segi berbeda dengan yang diterangkan dalam Kisah Para Rasul. Di Yerusalem, seperti yang di Kaisarea dan Efesus, seluruh kumpulan menerima Roh Kudus, sedang di Korintus tidak semua menerima karunia tersebut (1 Kor. 12:10, 30). Nampaknya, dalam KPR bahasa roh merupakan pengalaman mula-mula yang bersifat sementara dan tidak dapat ditolak, sedangkan di Korintus merupakan karunia yg terus menerus diberikan dan yang terletak di bawah kuasa si pembicara dalam bahasa roh itu (1 Kor. 14:27-28). Saat Pentakosta ‘kata-kata Roh’ itu segera dimengerti pendengar, tapi di Korintus karunia untuk menafsirkan harus ada untuk membuatnya dapat dimengerti (1 Kor.14:5,13,27). Di Korintus agaknya bahasa roh itu bukan bahasa asing, sebab untuk memahaminya tidak membutuhkan kemampuan ilmu bahasa melainkan suatu karunia khusus untuk menafsirkannya. <br />Penafsiran bahasa roh bertujuan untuk menyampaikan kebenaran dari Allah dan untuk membuktikan kebenaran berita Kristen, terutama kepada orang Yahudi (1. Kor.14:5). Karena jemaat Korintus menyalahgunakan karunia tersebut, maka Paulus dengan tegas membatasi pemakaiannya di muka umum(1 Kor.14:27-28) dan menekankan keunggulan nilai nubuat bagi jemaat (ay.1,5). Bahasa roh yang tidak ditafsirkan tidaklah berfaedah sebab orang yang memilikinya pun tidak mengerti apa maknanya. Oleh karena itu, lebih baik berdoa dengan menggunakan bahasa yang bisa dimengerti manusia. <br />Tidak dapat dipastikan apakah penjelmaan bahasa roh masa ini benar-benar menyerupai bentuk-bentuknya dalam PB, namun pengajaran yang menyatakan bahwa bahasa roh merupakan tanda yang harus dimiliki setiap orang percaya yang telah dibaptis dengan Roh Kudus adalah kurang tepat. Paulus mengatakan bahwa semua orang percaya di Korintus telah dibaptis (1 Kor. 12:13), tetapi tidak semua orang berbicara dalam bahasa roh. Lebih-lebih ajaran yang menyatakan bahwa bahasa roh bisa dipelajari dengan cara tertentu, sudah tentu bisa dipersalahkan. Sebab, sebuah karunia bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari, melainkan datang dari Allah bagi orang yang juga dipilih oleh Allah sendiri.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-47435515341847931192011-11-06T19:32:00.000-08:002011-11-06T19:34:41.393-08:00SURAT TERBUKA KEPADA SEORANG SAKSI YEHOVAH =========================oleh: Roy B. Zuck<br />Saksi Yehovah yang terhormat,<br />Terima kasih atas kunjungan anda menyampaikan literatur Saksi Yehovah. Orang yang tidak mengenal Tuhan, pasti ada yang langsung membanting pintu. Tetapi saya gembira anda mampir. Saya tertarik akan perkara-perkara rohani dan suka membagikan kebenaran Alkitab pada orang lain.<br />Perkenankan saya membagikan hal-hal penting tentang Alkitab. Secara tertulis, agar anda dapat mempelajarinya secara hati-hati dan (saya percaya) lebih obyektif.<br />Pertama-tama ingin saya sampaikan hal-al yang saya kagumi dari Saksi Yehovah. Semangat dan peran serta para Saksi Yehovah dalam organisasi melebihi kelompok agama yang lain. Perhatian anda akan Alkitab sangat mengagumkan. Nampaknya para Saksi Yehovah menghabiskan beberapa jam seminggu mempelajari Alkitab secara teratur.<br />Anda dan saya mempunyai beberapa kesamaan. Kita sama-sama prihatin dengan penolakan Kekristenan; pengajaran yang menentang teori evolusi; dan kepercayaan akan perang Armagedon, saat Tuhan memusnahkan kuasa Iblis dan membangun Kerajaan Tuhan di bumi, dimana tercipta damai dan kebenaran.<br />Namun dalam surat ini , daripada membahas bermacam-macam pengajaran, lebih baik saya mengajukan hal-hal yang lebih penting, yaitu pribadi Yesus.<br />Anda dan saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah pribadi yang sempurna dan tidak terpisah dari Tuhan dan Bapa. Akan tetapi, anda mengajarkan bahwa sebelum datang ke dunia, Kristus adalah makhluk roh, malaikat Michael, yang diciptakan Tuhan dan menjadi Mesias saat dibaptis. Berdasarkan buku Saksi Yehovah "Let God Be True" (hal.33), Yesus adalah "yang Maha Besar, walau tidak sebesar Yehovah, Tuhan". Dalam Yohanes 1:1 dalam Alkitab anda "The New World Translation", Kristus adalah tuhan, tetapi bukan Tuhan. Dengan kata lain, anda mengajarkan Yesus dari dulu, sekarang, sampai selama-lamanya "ada di bawah Yehovah" dan "Kristus dan Tuhan tidak setara". (The Watchtower, 15 April 1957).<br />Apakah Alkitab mendukung pernyataan ini, ataukah mengajarkan Kristuslah Tuhan? Ini merupakan pertanyaan yang penting.<br />Saya akan mengangkat beberapa hal berikut untuk direnungkan dalam saat teduh dan doa:<br />1. Ayat-ayat Alkitab mendukung keTuhanan Kristus. <br />Dalam Matius 1:23 Kristus disebut Imanuel, Tuhan beserta kita. Waktu Tomas menyentuh luka Kristus yang bangkit, dia berkata: "Ya Tuhanku dan Mahapenciptaku!" (Yoh. 20:28). Tidak ada dasar yang mendukung pernyataan Saksi Yehovah bahwa saat itu Tomas menunjuk Yesus waktu berkata "Tuhanku" tetapi memaksudkan Bapa Sorgawi waktu berkata "Mahapenciptaku". Sesungguhnya Tomas memanggil Kristus sebagai Tuhan dan Mahapenciptanya sekaligus, dan Kristus tidak mengoreksi dia.<br />Kolose 2:9 jelas-jelas memastikan bahwa keTuhanan Kristus dengan pernyataan bahwa di dalam Dia "semua kepenuhan dan kualitas Tuhan ada pada diriNya". (NWT)<br />KRISTUSLAH TUHAN<br />Stefanus menyebut Yesus "Tuhan" (Kis. 7:59-60), dan kita mengaku Yesuslah Tuhan (Roma 10:9, 1Kor. 12:3), di sini Tuhan adalah Kurios (sebutan Yehovah dalam Perjanjian Lama versi bahasa Yunani). Apa ini bukan bukti bahwa Kristus Tuhan (Kurios) adalah Yehovah Tuhan?<br />2. Beberapa ayat menunjukkan bahwa Kristus dalam Perjanjian Baru adalah Yehovah dalam Perjanjian Lama. Contoh: Yesaya menulis tentang Yehovah (Yes. 6:1-10), dan Yohanes (Yoh. 12:31-41) menulis bahwa Yesaya melihat kemuliaan Yesus dan berbicara tentang Yesus.<br />Dalam Kel. 34:14 jelas bahwa kita harus menyembah Yehovah saja. Tapi dalam Ibr. 1:6 malaikat-malaikat menyembah Kristus. Dalam Yesaya 44:6 Yehovah disebut yang awal dan yang akhir tetapi Why. 22:13 menyatakan Kristus adalah yang awal dan yang akhir. Karena tak mungkin ada dua pribadi yang sekaligus yang awal dan akhir, maka bukankah jelas bahwa Yesus dan Yehovah keduanya adalah Tuhan? Ini menunjukkan "Yehovah" dipakai untuk menunjuk Bapa dan Anak. Walau keduanya memiliki peranan berbeda tetapi disebut Yehovah karena keduanya memiliki kualitas keTuhanan.<br />Maka sesungguhnya Saksi Yehovah harus sekaligus mempersaksikan (Yesus) Kristus karena keduanya adalah Pribadi yang satu. Memecah belah Satu Pribadi ini adalah kekejian pekerjaan Iblis.<br />3. Karakter Kristus menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus Kristus mengetahui segala hal (Yoh. 1:48, 2:25, 6:64, 16:30, 21:17). Ia abadi (Mikha 5:1-2), penuh kuasa (Mat. 28:18, Ibr. 1:3), tak berdosa (Yoh. 8:46) dan kekal/tak berubah (Ibr 13:8). Karena hanya Tuhan yang memiliki kualitas ini, maka tak dapat tidak: Kristus adalah Tuhan.<br />4. Pekerjaan Kristus menunjukkan Ia adalah Tuhan. Yesus Kristus memiliki kuasa mengampuni dosa (Mrk. 2:5-7, Efesus 1:7), berkuasa atas alam (Mat. 8:26), memberi hidup abadi (Yoh. 5:22, 27). Karena hanya Tuhan yang dapat melakukan perkara-perkara tersebut, bukankah ini berarti Kristus adalah Tuhan ?<br />5. Yesus menerima penyembahan. Kristus disembah malaikat (Ibr. 1:6) dan manusia (Mat.14:33), dan hanya Tuhan yang layak disembah (Kel. 34:14). Kristus sendiri menyatakan sembah hanya layak bagi Tuhan (Mat 4:10), dan Ia menerima sembah. Kalau keberadaan awal Kristus adalah malaikat Michael, bagaimana mungkin ia menerima sembahan, karena malaikat tidak berani menerima penyembahan (Wah. 19:10, 22:8-9)? Jika Kristus bukan Tuhan, maka penyembahan kepadaNya akan menjadi penyembahan berhala.<br />Bagaimana dengan Yoh. 1:1? Anda mengatakan Kristus, Firman adalah tuhan (t-kecil) berdasarkan New World Translation milik Saksi Yehovah di Yoh. 1:1.<br />Yoh. 1:1 menyatakan Firman (Kristus) bersama-sama dengan Tuhan, dan di Ulangan 32:39 Yehovah menyatakan "Tidak ada Mahapencipta selain Aku." Jika Kristus bukan Tuhan tetapi tuhan (t-kecil), maka Ulangan 32:39 bertentangan.<br />YESAYA DAN KOLOSE<br />Seyogyanya anda tahu bahwa Yesaya 9:6 (yang bernubuat tentang Yesus) menyebut Kristus "Mahapencipta yang perkasa". Seperti pengikut Saksi Yehovah yang lain, anda memiliki jawaban ayat ini, dengan mengatakan Yesus "mahapencipta yang perkasa", tetapi tidak yang Terperkasa dan Yehovah adalah Mahapencipta yang Terperkasa, bukan sekedar perkasa.<br />Tetapi Yeremia 32:18 menunjukkan Yehovah satu-satunya yang perkasa. Maka karena Kristus adalah Mahapencipta yang perkasa (Yes. 9:6) dan Yehovah adalah Mahapencipta yang perkasa (Yes 32:18), keduanya adalah Tuhan. Keduanya memiliki sifat keTuhanan. Semestinya Yes 9:6 dan Yes 32:18 menunjuk kepada TUHAN yang satu!<br />Bagaimana dengan Kolose 1:15-17? Saksi Yehovah menunjuk ayat ini dalam pengajaran bahwa Kristus diciptakan Yehovah (Let God Be True), hal. 35. Ini berdasarkan "yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan. Jika ayat ini menunjukkan Yesus sebagai ciptaan Yehovah, "ciptaan pertama" adalah kata yang seharusnya dipakai, bukan "yang sulung". Dalam bahasa Yunani, "ciptaan pertama" adalah protokistos, "yang sulung" adalah prototokos.<br />Kol.1:15 tidak menyebut protokistos melainkan prototokos. Prototokos berarti ahli waris, milik utama, yang sulung. Ayat ini menunjukkan Kristus berada di posisi utama dari semua ciptaan, Pemimpin sama seperti Tuhan.<br />Buku NWT anda menambahkan bahwa kata "segala sesuatu" dipergunakan 4 kali (Kol 1:15-17) menunjukkan Kristus menciptakan "segala sesuatu" kecuali diriNya sendiri. Sebenarnya tidak ada dasar menambahkan kata "segala sesuatu". Kata ini tidak ada dalam naskah Yunani. Penerjemah NWT menuliskan dengan tanda kurung. Jelas ini untuk menunjukkan yang sulung berarti ciptaan pertama; maka tidak benar menambah kata "segala sesuatu". Tidak ada ayat dalam Alkitab yang menyatakan Kristus adalah ciptaan Yehovah!<br />Ada yang menanyakan Why. 3:14. NWT keliru dalam menerjemahkannya: "awal dari penciptaan Tuhan" seharusnya "pangkal/sumber dari ciptaan Tuhan". Kata Yunani untuk sumber adalah arché. Ini sejalan dengan Kol. 1:6 dan Yoh 1:3, yaitu bahwa semua diciptakan oleh Yesus Kristus. Karena semua diciptakan oleh Yesus (Yoh. 1:1) dan semua diciptakan oleh Yehovah (Ibr. 3:4), kedua pribadi yang memiliki kemampuan untuk mencipta adalah Tuhan. Lagi-lagi Yoh. 1:1 dan Ibr. 3:4 menunjuk kepada Tuhan yang satu.<br />FILIPI DAN YOHANES<br />Bagaimana dengan Filipi 2:6? NWT menyatakan Kristus tidak sejajar dengan Tuhan dan tidak ingin menjadi sejajar: "Walaupun ia ada dalam rupa Tuhan, tidak mempertimbangkan untuk merampas status yang sejajar dengan Tuhan".<br />Ini terjemahan yang lemah dari bahasa Yunani. Terjemahan yang lebih baik di New Testament in Modern English (Phillips): "Dia yang selalu bersifat Tuhan, tidak mempertahankan hak istimewaNya yang sejajar dengan Tuhan". Terjemahan New American Standard Bible: "Dia, yang ada dalam rupa Mahapencipta tidak menganggap kesetaraan dengan Mahapencipta itu sebagai milik yang yang harus dipertahankan." Living Bible: "Dia, walaupun Tuhan, tidak menuntut dan mempertahankan hakNya sebagai Tuhan". New International Version: "Dia, yang bersifat Tuhan, tidak menganggap kesetaraanNya dengan Tuhan sebagai sesuatu yang harus dipertahankan."<br />Harus diingat bahwa Flp. 2:5-8 membahas inkarnasi Kristus, tindakannya meninggalkan kemuliaan SorgawiNya dan datang ke dunia. Dengan menyatakan Ia tidak mempertahankan hak istimewaNya sebagai Tuhan, ayat 6 menyatakan kesediaannya datang ke dunia. Jangan lupa pernyataan pertama "Dia dalam rupa Tuhan". Dalam bahasa Yunani, rupa adalah karakter yang penting. Maka karena Kristus serupa dengan Tuhan, memiliki sifat keTuhanan, keliru jika mengatakan Dia tidak ingin sejajar dengan Tuhan. Dia adalah Tuhan. Pandangan bahwa ia harus berusaha sejajar dengan Tuhan berbeda dengan fakta Ia serupa dengan Tuhan.<br />Bagaimana dengan Yohanes 10:30? Saya kira, Saksi Yehovah percaya ayat "Aku dan Bapa adalah satu", yang berarti Kristus satu dengan Bapa dalam tujuan, bukan dalam sifat dan inti. Tetapi jika itu pernyataan Kristus, mengapa orang Yahudi terangsang mau merajam Dia dengan batu? Pada awalnya orang Yahudi menganggap tujuan Yesus sama dengan Tujuan Tuhan, setelah Yesus mengucapkan "Aku dan Bapa adalah satu", segera mereka ingin merajam Dia (ayat 33) karena penghujatan; sebab Yesus mengatakan diriNya Tuhan. NWT menggunakan "tuhan" tapi kata theos adalah kata kerja, dan tanpa artikel menunjukkan keberadaan Ilahi. Yoh 5:18 menyatakan Yesus menyebut Tuhan BapaNya, diartikan orang Yahudi bahwa Ia menyamakan diriNya dengan Tuhan.<br />MENGAPA KRISTUS DATANG?<br />Di atas saya telah banyak membahas keTuhanan Kristus karena hal itulah salah satu inti pengajaran Alkitab. Tuhan sendiri datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Alkitab mengajar kita untuk berbalik pada Kristus sebagai TUHAN agar kita diselamatkan. <br />Pengampunan diperoleh dari:<br />1. mengaku diri sebagai orang berdosa dan memerlukan anugerah Tuhan (Roma 3:10,23; Yeremia 17:9, Pengkotbah 7:20, Efesus 2:1-2, 1 Yohanes 1:8),<br />2. sadar bahwa Yesus Kristus datang ke dunia dengan tujuan jelas: mati sebagai ganti dirimu (Yesaya 53:6, 1 Petrus 2:24, 3:18), Ia menanggung hukuman dosa kita, dan<br />3. menerima Kristus dalam hatimu sebagai Juruselamat pribadimu (Kis. 16:30-31, 4:12, Yoh 1:12, 3:16, 5:24, 6:47, Roma 10:13).<br />Kristus datang lebih dari sekedar menebus dosa Adam dan mengembalikan hidup manusia lebih sempurna dengan hak-hak dan masa depan keduniaan (Let God Be True; buku Saksi Yehovah). Ia datang untuk mengampuni dosa (Efesus 1:7), memberi hidup kekal (Yoh. 10:28, 17:2), membenarkan kita (menyatakan kita benar) dengan kasih karuniaNya (Roma 3:24), mati untuk dosa-dosa kita (1 Ptr 2:24, 3:18, Roma 2:6-8), mendamaikan kita dengan diriNya (menghapus permusuhan antara Tuhan dengan manusia; Roma 5:10), membebaskan (menebus) kita dari hukuman dan kuasa dosa (Gal. 4:4-5, Efesus 1:7) dan menjadikan kita anak-anak Tuhan (Yoh. 1:12).<br />Pengampunan dosa tidak datang secara lulus dari ujian dimana adam telah gagal mempertahankan sifat baik (Watchtower dari Saksi Yehovah 15 Agustus 1956). Dengan cara itu, tidak ada orang yang benar di hadapanNya. (Roma 3:20, NWT).<br />Lalu bagaimana orang berdosa tampil benar di hadapan Tuhan? Alkitab mengatakan: "ini adalah cuma-cuma bahwa mereka dibenarkan oleh belas kasihNya malalui penebusan Kristus Yesus. Tuhan mengutus Ia sebagai Juruselamat, perdamaian yang dapat diraih dengan iman dalam darahNya" (Roma 3:24-25, NWT). Berdasarkan penebusan Kristus, kita diampuni dan dibenarkan dalam Kristus. "Melalui Dia (Kristus) kita dibebaskan lewat penebusan oleh darahNya, ya, dosa-dosa kita diampuni, berdasarkan belas kasihanNya yang tak terbatas" (Efesus 1:7, NWT).<br />Anda dapat diampuni dan dibenarkan secara secara sempurna dihadapan Tuhan dengan menerima penebusan Kristus atas dirimu, dengan menerimaNya sebagai Juruselamat pribadimu. Walah engkau pendosa yang telah kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23), dosa anda dihapuskan dan anda dibenarkan dalam Kristus dengan menaruh iman padaNya. Jutaan orang yang telah melakukan ini merasakan perubahan yang ajaib dalam hati dan hidup mereka, seperti janji Kristus. Apakah anda mau berbalik pada Yesus, mohon pengampunanNya dan menjadi Juruselamat anda? Lakukanlah dengan doa sederhana berikut:<br />Tuhan Yesus Kristus Juruselamatku,<br />Saya mau diselamatkan oleh karya Tuhan di kayu salib. Saya mengaku orang berdosa, ya Tuhan Yesus; ampunilah diriku ini. Darah Yesus yang tercurah di Golgota kiranya menyucikan diriku dari setiap dosa dan kecemaran roh-roh najis. Saya mohon Roh KudusMu menuntun saya ke dalam seluruh kebenaran Tuhan (Yoh. 16:9) sambil menyingkirkan roh-roh penyesat serta pengajaran yang menyimpang dari kebenaran Yesus.<br />Enyah pulalah kiranya roh-roh najis perangsang dosa dari diriku, enyah oleh kuasa nama Yesus Kristus.<br />Masuklah Engkau, ya Tuhan Yesus ke dalam hatiku, beri saya hati yang baru seperti hatinya Yesus, agar saya menyukai hal-hal yang Yesus sukai, dan hatiku menolak perkara-perkara yang Yesus tidak suka. Masuklah ya Yesus Kristus ke dalam hatiku, karena Engkaulah Tuhan dan Juruselamatku, sekarang sampai selamanya. Amin.<br />***<br />Catatan:<br />"The New World Translation Bible" adalah Alkitab pegangan para Saksi Yehovah. Ayat-ayat di dalam terjemahan ini dibuat untuk mendukung argumen para Saksi Yehovah. Hal yang tragis ini (pemerosotan kualitas keTuhanan Yesus) dijumpai pula dalam "Alkitab Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari". Waspadalah!<br />----------------------------------------------------------------------------------------<br />Catatan dari Webadmin:<br />Untuk konsistensi, maka saya mengganti nama sembahan asing "Allah" dengan istilah yang lebih Indonesiawi yaitu: "Mahapencipta".Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-58857693972179360932010-12-16T00:14:00.000-08:002010-12-16T00:16:08.617-08:00Hari Penghapusan Kekerasan atas PerempuanOleh :Pdt.Hallie Jonathans.<br />GPIB Martin Luther<br /><br />A. Apa arti HPKAP.<br />Ada kesan dunia lebih injili dari gereja.Mengapa saya katakan demikian? Karena semua resolusi dan deklarasi yang dikeluarkan oleh PBB sering tak disentuh oleh Gereja. Pasti ada yang bertanya, mengapa sih mengajukan Hari Penghapusan Kekerasan atas Perempuan ini dalam Ibadah Rutin Persatuan Perempuan? Karena hal itu tidak dilakukan oleh Gereja. Gereja sibuk dengan agenda pencarian dana terus menerus. Di sanalah Para Perempuan GPIB diajak melakukan upaya keras mendapatkan dana tersebut. Yang menikmati pencarian dana tersebut adalah hampir semua laki-laki. Mau bukti? Dalam Majelis Sinode XIX GPIB hanya ada satu Pendeta Perempuan yang terpilih menjadi Fungsionaris Majelis Sinode GPIB. Namanya Pdt. Jacoba Marlene Joseph. S.Th. Kini beliau adalah Sekretaris I Majelis Sinode XIX GPIB.<br />Hari ini kita bicara tentang Kekerasan. Bagaimana tidak menyentuh Kekerasan? Bukankah sudah banyak perempuan yang mengalami kekerasan? Sebut saja Sumiyati yang mendapatkan perlakuan di luar kemanusiaan, bahkan bibirnya digunting oleh Majikan perempuannya. Seorang lagi ditemukan sudah mati, dibuang di tempat sampah. Wah di Tanah Suci hal itu terjadi? Saya tak dapat membayangkan bagaimana orang pada zaman modern seperti ini dapat begitu biadab seperti masih hidup dalam zaman jahilliah.<br />Pertama-tama dilakukan moratorium, tindakan menghentikan pengiriman Tenaga Kerja Perempuan Indonesia ke Arab Saudi dan Negara lainnya. Tercatat di Malaysia terbanyak korban kekerasan atas perempuan Indonesia. Harus diadakan MOU antar Dua Negara, Pengirim dan Penerima Tenaga Kerja Perempuan Indonesia itu. Akhirnya membuka lowongan pekerjaan bagi para Perempuan di Tanah Air, tanpa terlalu harus ramai-ramai mengirimkan bagaikan mengirim budak-budak kerja tanpa jaminan yang memadai bahkan tanpa perlindungan. Ini bukan masalah punya Ponsel atau tidak. Ini masalah mengatur, mempersiapkan dan mengirim serta memantau , kemudian melindungi dan membela mereka, supaya tetap aman dan tak menderita di tangan majikan mereka . Pasti masih banyak majikan yang tak beradab. Saya iri bagaimana Tenaga kerja perempuan di Filipina justru amat terlindungi dari praktek seperti itu. Yang pasti masih banyak bahaya yang menanti para TKPI di mana saja.<br />Sementara itu tidak banyak di antara Warga Jemaat yang rumah tangganya ada Pembantu Rumah Tangga. Pekerjaan dalam rumah sepertinya amat dipandang rendah oleh para pemuda dan pemudi kita yang nampaknya lebih memilih mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang tinggi. Apa salahnya? Tak salah, tetapi tak mau memebrsihkan rumah dan mencuci pakaian atau perabotan dapur merupakan kesombongan priayi dari siapa saja. Tetapi perilaku kita adalah memberikan banyak pekerjaan kepada Para Pembantu Rumah Tangga itu. Bahkan harus siap membuka pintu tatkala kita sebagai Majikan pulang pada larut malam bahkan sudah memasuki pagi hari. Tak ada perjanjian tentang istirahat setelah jam 6 sore.<br />Mari kita lihat apa yang dimaksudkan dengan Hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari PKTP. Hari Internasional bagi PKTP. Berdasarkan Resolusi PBB Nomor 54/134 tertanggal 17 Desember 1999, maka Sidang Umum ke 54 PBB menetapkannya demikian. Pada tanggal 20 Desember 1993, Sidang Umum PBB telah menerima atau mengadopsi Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.<br />Kekerasan , terjemahan dari kata Violence, mengindikasikan kekerasan terhadap Para Perempuan. Hal itu telah diangkat oleh para LSM atau NGO Dunia sejak 1981, tatkala terjadi suatu pembunuhan dengan cara biadab oleh Penguasa Republik Dominika berdasarkan perintah dari Penguasa Rafael Trujil. Pembunuhan biadab itu dilakukan atas Tiga Orang Suster Maribal yang merupakan aktivis politik di Republik Dominika tersebut.<br />Ketiga Suster Mirabel ini dikenal sebagai Kupu-kupu yang Tak terlupakan, “Unfogettable Butterflies”. Mereka menjadi Simbol Perlawanan terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan di Amerika Latin bahkan Dunia. Bukan hanya memperingati kehidupan para Suster Mirabel ini, tetapi adalah upaya untuk mendapatkan Pengakuan Global atas Kekerasan terhadap Gender Perempuan ini. Kekerasan terhadap Perempuan dan anak-anak gadis adalah ,masalah “pandemic proportions:”. Paling tidak menurut laporan UNIFEM, maka satu orang perempuan dari antara tiga perempuan telah menderita kekerasan terjadi atasnya. Pelaku kekerasan terhadapnya adalah orang yang sangat mengenalnya.<br />Coba isi sekarang kekerasan yang dialami oleh para Ibu atau Perempuan Martin Luther, lalu kita baca bersama, tanpa mencantumkan identitas, atau apapun. Usahakan menuliskan yang nyata dialami.<br />B. Bagaimana Tuhan Yesus memperlakukan para Perempuan?<br />Mari kita langsung melihat apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap Para Perempuan di zaman-Nya. <br />1. Tuhan Yesus menciptakan Perempuan setara dengan Pria. <br />2. Tuhan Yesus apabila berbicara dengan perempuan, berbicara di ruang yang tersedia dan terasaan bagi Perempuan untuk mempercakapkan halnya dengan Tuhan Yesus. <br />3. Tuhan Yesus membela Hak Perempuan untuk belajar tentang Injil, Kabar Baik itu, Mereka dibela oleh Tuhan Yesus, mereka memiliki hak menerima, mendengar dan bahkan berbicara tentang diri mereka dalam hubungan dengan Injil Kristus. Para perempuan memiliki privacy untuk berada bersama dengan Tuhan Yesus. Para Perempuan bukanlah sekedar harus menjadi pekerja dapur dan mengurus rumah tangganya. Mereka adalah mitra sederajat dengan pria. (Lukas 10:38-42). <br />4. Tuhan Yesus menyatakan bahwa Persyaratan Utama bagi para Perempuan dan Pria menyambut independensinya atau kemandiriannya adalah bahwa mereka terus mengasihi Tuhan dan Sesama.(Lukas 11:27-28). <br />5. Tuhan Yesus menyembuhkan banyak Perempuan Pembebasan dari penyakit berhubungan dengan jaminan kesehatan jiwa dan fisik serta penghilangan lingkungan alam maupun sosial yang ekan menyebabkan kesehatan jiwa seseorang Perempuan terancam . Dalam Pengajaran-Nya, Tuhan Yesus membuka wawasan mereka, bahwa mereka telah mendapatkan tanpa keraguan berhak atas pembelaan dan perlindungan dari Tuhan Yesus. <br />6. Pria dan Perempuan adalah dua seks atau gender yang memiliki kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang hanya dapat dipenuhi dalam hubungan eratdengan Tuhan Yesus Kristus. Apabila menjadi suami istri maka mereka harus memilikinya secara bersama pula. <br />7. Dalam Matius 10:34 dan selanjutnya, kita membaca suatu hal yang amat kontroversial dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus membawa perpecahan.Tuhan Yesus tidak datang untuk membawa damai, melainkan pedang. Padahal Tuhan Yesus mempunyai saudara perempuan dan pria yang sungguh. Semua kontroversi diucapkan-Nyadalam rangka penyambu -tan akan Immanuel. Maksudnya adalah untuk berada dalam ketajaman hubungan dengan Tuhan dan mengetahui siapa Tuhan yang sungguh membebaskan dan menebus baik Pria maupun Perempuan. <br />8. Kisah Perempuan Samaria, adalah pembelaan terbuka oleh Tuhan Yesus terhadap Perempuan Samaria itu. Kisah Yohanes 4 itu pernah saya berikan di sini.<br />9. Sejak dalam PL maupun PB, kedudukan Perempuan dimaksudkan sebagai kedudukan yang amat tinggi. Tuhan Yesus adalah sahabat para perempuan ini. Jabatan Diakonos diberikan kepada Febe, ia disebut Diakonon. (Roma 16:1Lihat juga 1 Tomtius 3.). <br />10. Subordinasi Perempuan terhadap Pria tidak dibenar -kan. Tekanan pada siapa Pemimpin dalam Rumah Tangga bukan mengisyaratkan suatu sub-ordinasi. <br />11. Perceraian itu bukan diberikan begitu saja tetapi diberikan atas dorongan orang Israel. Musa memberikan Surat Cerai sebab hal itu merupakan kebutuhan orang Israel. Lihat Ulangan 24:1-4; Kejadian 2:24; <br />12. Pria dan perempuan adalah makhluk yang yang setara. Tetapi masing-masing mempunyai kewajiban masing-masing dan saling melengkapi, seperti kita lihat dalam Kejadian 2.<br />13. Pelayanan Modern dilakukan oleh Lidia, adalah hospitalitas, Kisah 16:13 dsl, dan Tabitha dalam Kisah 9:36 dinyatakan melakukan banyak sekali, secara khusus bagi orang miskin. Itu yang disebut perbuatan baik dan memberi sedekah.<br />14. Banyak sekali Lidia dan Tabita masakini dan masa akan datang , Perempuan-perempuan Kristiani yang diberkati Tuhan, untuk menyatakan kasih, keadilan, kesemaan , harkat dan martabat perempuan yang diterima dari Tuhan Yesus. Mereka berada dalam pelbagai bidang pengabdian dan seharusnya mampu mengembangkan dan mempercepat tercipta dan terlindunginya harkat dan martabat Perempuan di dunia ini. <br />15. Menjelang Peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2010, maka jelas tak cukup untuk hanya mencatat tentang Ibu yang melahirkan anak dan membesarkan anaknya. Hari Ibu yang dicanagnkan oleh Presiden Soekarno di waktu lalu justru sudah menyninggung permasalahan Perempuan seperti perkawinan pada usia muda , serta berbagai perhatian terhadap nasib perempuan yang memerlukan pembelaan yang besar melalui pelaksanaan Ideologi Pancasila dan Konstitusi serta Perundangan yang nyata. Lihatlah beberapa catatan di bawah ini.<br />16. Bagaimana seterusnya perjuangan mendapatkan persamaan hak pendidikan bagi perempuan? Itu dilakukan oleh organisasi Poetri Merdeka. Lahir tahun 1912, mendapat dukungan Budi Oetomo, sebagai organisasi laki-laki. Bagaimana perkembangannya kemudian? Organisasi-organisasinya adalah :<br />1. Pawiyatan Wanito (Magelang , 1915).<br />2. Percintaan Ibu kepada Anak Temurun (PIKAT) (Manado 1917). <br />3. Purborini. (Tegal, 1917). <br />4. Aisyiah atas bantuan Muhammadiyah, (Yogyakarta, 1917). <br />5. Wanita Soesilo , (Pemalang, 1918). <br />6. Wanito Hadi, (Jepara, 1919). <br />7. Poteri Boedi Sedjati, (Surabaya 1919).<br />8. Wanito Oetomo dan Wanita Moeljo, (Yogyakarta, 1920). <br />9. Serikat Kaum Iboe Soematra, (Bukit Tinggi, 1920). <br />10. Wanito Katolik, (Yogyakarta, 1924).<br />Semua ini dicatat oleh Sukanti Suryochondro: 1995. Organisasi perempuan ini menyebarkan cita-citanya melalui majalah. Itulah bentuk komunikasi dengan publik. <br />17. Secara umum, sifat tujuan organisasi tersebut adalah:<br />1. Sosial dan kultural dan pendidikan. <br />2. Memperjuangkan nilai-nilai baru dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. <br />3. Mempertahankan ekspresi kebudayaan asli melawan aspek-aspek kebudayaan Barat yang tidak sesuai.<br />4. Kegiatan Sosial-Budaya, termasuk Kesenian dll.<br />18. Bayangkan, sibuknya Perserikatan Perkumpulan Istri Indonesia, (PPII), memperhatikan:<br />1. Perhatian pada Lingkungan Keluarga dan Masyarakat. <br />2. Kedudukan perempuan dalam hukum Perkawinan (Islam). <br />3. Pendidikan dan Perlindungan Anak-anak,<br />4. Pendidikan Perempuan, <br />5. Perempuan dalam Perkawinan. <br />6. Mencegah perkawinan anak-anak. <br />7. Nasib Yatim Piatu dan janda. <br />8. Pentingnya peningkatan harga diri perempuan. <br />9. Kejahatan Kawin Paksa.<br />18. Tahun 1935, dibentuk Badan Penyelidikan Perburuhan Kaum Perempuan, yang menyelenggarakan Rapat Umum untuk perempuan buruh batik di Lasem, Jawa Tengah.<br />Dibentuk pula Badan Pemberantasan Buta Huruf, <br />Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak. <br />Pada Kongres Perempuan II, Maret 1932, isu Nasionalisme dan Politik muncul. Perhatian diberikan pada Sanitasi di Kampung dan Tingginya Angka Kematian Bayi. <br />Suwarni Pringgodigdo, mendirikan organisasi perempuan yang aktif dalam perjuangan politik. Istri Sedar (1930), menerbitkan jurnalnya. Upaya menentang poligami menjadi amat penting, sebab poligami merugikan perempuan. <br />Luar biasa perjuangan ini.<br />19. Perempuan dan Ibu yang mendukung perjuangan suaminya dalam upaya pemerdekaan Indonesia, dibuang ke Boven Digul.Perjuangan Maria Ulfa, anggota Volksraad, ternyata gagal. Ia kemudian menjadi Menteri Sosial pada Kabinet Syahrir II, 1946. dan S.K Trimurti menjadi Menteri Perburuhan pada Kabinet Amir Syarifudin (1947-1948). Pada Pemuli 1955, gerakan perempuan Indonesia berhasil menempatkan perempuan sebagai anggota parlemen. <br />Jadi itulah pergerakan wanita atau perempuan dan ibu dalam konteks pembentukkan bangsa ke arah kemerdekaan.<br />20. Kita sekarang menghadapi permasalahan yang lebih kompleks atau jelimet. Namun pada dasarnya sama saja, sebab Kaum Perempuan tidak boleh sebagian dari padanya menjadi korban kekerasan baik di rumah tangga atau di masyarakat , atau di mana saja. Saya melihat Liturgi Hari Ibu yang dikeluarkan oleh Dewan Persekutuan Kaum Perempuan untuk merayakan Hari Ibu , 22 Desember ini,dilaksanakan Minggu 19 Desember 2010, sama sekali jauh dari perjuangan Wanita atau Perempuan dan Ibu Indonesia. Untuk tahun depan harus dibentuk Panitia Hari Ibu GPIB dengan tugas membuat Wawasan dan Liturgi serta Aksi Hari Ibu. Secara umum Pelayanan Kategorial Persekutuan Kaum Perempuan GPIB harus mengejar ketinggalan perumusan dengan tepat tugas dan fungsi perempuan /wanita dan ibu dalam perubahan zaman seperti ini.<br />C. Bagaimana bentuk usaha atau upaya untuk menghentikan atau menghapuskan kekerasan terhadap Perempuan ? Sebutkan contoh dari praktek atau pengalaman lokal sampai upaya global.<br />D. Dearest Women , you will not be left alone.<br />25 November 2010 – In December 1999, the 54th session of the United Nations General Assembly adopted Resolution 54/134 declaring November 25th the International Day for the Elimination of Violence Against Women. <br />Selected learning materials<br />16 Days of Activism Against Gender Violence Campaign: Bibliography and Resource List<br />Program 16 Hari Aktivitas Melawan Kekerasan Gender ; suatu Kampanye.<br />Bibliography of resources which can be used in the annual 16 Days of Activism Against Gender Violence campaign (between 25 November, International Day to Eliminate Violence Against Women — which marks the violent deaths of the three Mirabal sisters in the Dominican Republic in 1960 — and 10 December, International Human Rights Day).<br />Child Trafficking and Sexual Exploitation<br />Penjualan Anak dan Eksploitasi Seksual.<br />This module contains four lesson plans and each lesson is highly flexible and adaptable. Standards by the National Council for the Social Studies (NCSS) were used to guide the development of this module and it is designed so that teachers can teach a lesson within 1-2 class periods to introduce the subject or fully integrate the materials into the classrooms throughout the year. Teachers can also combine different lesson plans or combine modules for a more comprehensive introduction. Some suggestions are provided by the author. Child trafficking is an extremely sensitive subject as it addresses trafficking of children for sexual exploitation. The module may be more appropriate for high school levels. <br />The Annotated Guide to the Complete UN Trafficking Protocol<br />Bimbingan Dengan Catatan terhadap Protokol PBB tentang Trafficking/Penualan Perempuan dan Anak.<br />The Annotated Guide to the new United Nations Trafficking Protocol is intended to be of use to legal professionals in their work on developing a human rights framework for national anti-trafficking laws and policies.<br />Trafficking in persons (Asian Human Rights Commission) Buku Pegangan tentang Trafficking/Manusia-manusia Korban /dan mereka yang Menaruh Perhatian terhadap hal ini.<br />The Handbook is intended for NGOs, activists and persons who come into contact with trafficked persons or who are interested in the issue of trafficking. This is a broad-based manual, containing general strategies that can be further adapted to local contexts. The Handbook was developed out of regional human rights training held for Asia and Eastern Europe, Africa and Latin America.<br />Handbook for legislation on violence against women. <br />Buku Pegangan bagi Legislasi mengenai Kekerasan terhadap Perempuan. <br />This handbook provides policymakers and other stakeholders with guidance on creating and strengthening policies against violence against women.<br />Other education and training materials about violence against women in HREA’s on-line Library<br />International and regional standards on combating and preventing gender-based violence: – Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) (1979)<br />Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. – General Recommendation No. 19 <br />Rekomendasi Umum, PBB . (11th Session of the Committee on the Elimination of Discrimination against Women, 1992) – Inter-American Convention on the Prevention, Punishment and Eradication of Violence Against Women (1994) Konvensi Inter Amerika tentang Pencegahan , penghukuman, dan penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. – UN Declaration on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (1967) Deklarasi PBB tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. – UN Declaration on the Elimination of Violence Against Women (1993) Deklarasi PBB tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan. – Beijing Platform for Action – Violence against Women (1995) Podium Beijing untuk Aksi-(melawan) Kekerasan Terhadap Perempuan. – UN Security Council resolution 1325 on Women, Peace and Security (2000). Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1325 tentang Perempuan, Perdamaian dan Keamanan bagi Para Perempuan. – Optional Protocol to the International Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (2000) Protokol Opsional bagi Konvensi Internasional terhadap Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.<br />Useful Links<br />International Day for the Elimination of Violence Against Women (Dag Hammarskjöld Library)<br />(Hari Internasional bagi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.<br />United Nations Development Fund for Women (UNIFEM). Pembangunan Dana Internasional PBB bagi (Penghapusan Kekerasan tentang kata Elimination) terhadap Perempuan.<br />Say NO to Violence Against Women<br />Katakan TIDAK terhadap KEKERASAN <br />Stop Violence Against Women (Amnesty International)<br />Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan. (Amnesti Internasional). <br />Asian Task Force Against Domestic Violence<br />Gugus Tugas Asia Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. <br />End Violence Against Women<br />Akhirilah Kekerasan terhadap Perempuan. <br />Violence Against Women Online Resources<br />Sumber Jejaring tentang Kekerasan terhadap Perempuan. <br />White Ribbon Campaign (Men working to end men’s violence against women)Kampanye Pemakaian Pita Putih, Upaya Pria mengakhiri Kekerasan Pria terhadap Perempuan. <br />Stop Rape Now (UN Action against sexual violence in conflicts) Hentikan Pemerkosaan !. Aksi PBB melawan Kekerasan Seksual di tengah Pertikaian (Negara). <br />16 Days of Activism Against Gender Violence (Global Fund for Women) Dana Global bagi Perempuan. <br />16 Years of 16 Days: U.S. Groups Combat Gender Violence Worldwide (OneWorld U.S.) 16 Tahun dari 16 Hari: Kelompok-Kelompok Perlawanan terhadap Kekerasan Gender Se –Dunia. <br />UNiTE to End Violence Against Women (UN Secretary General’s campaign). Bersatulah Mengakhiri Kekerasan terhadap perempuan.Sebuah Kampanye SekJen PBB. (Teks bahasa Indonesia oleh HJ).Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-55681201158808778972010-03-27T06:22:00.000-07:002010-03-27T06:24:55.572-07:00Rencana TUHANAyat : Yeremia 29:11-13<br />29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.<br />29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;<br /> Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.<br /> Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”<br /> Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera. <br /> Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.<br /><br />Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwaPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-54183643796452658522010-02-21T09:50:00.000-08:002010-02-21T09:59:45.818-08:00Si Kecil Kesengsem Gurunya?Duh, kesalnya, meski mulut kita sudah berbusa meminta si kecil untuk membereskan mainannya, ia tak juga mengindahkannya. Eh, sekalinya patuh, ia bisa-bisanya berkata, "Oke, aku beresin. Soalnya kata pak guru, kalau habis main, semuanya harus dibalikin ke tempat semula."<br /><br />Lho, bukankah kita juga bilang begitu selama ini? Apakah anak-anak sekecil ini pun sudah menganut paham, yang penting bukan apa yang dibicarakan tapi siapa yang berbicara?<br /><br />Guru dan dokter<br />Guru dan dokter merupakan figur istimewa bagi anak-anak. Di usia 3-5 tahun, si kecil sudah bisa menilai kepandaian seseorang. Guru yang kerap mengajarinya banyak hal: bernyanyi, mewarnai, berbicara bahasa Inggris, hingga olahraga, masuk kategori pandai. Demikian pula dengan dokter yang mampu mengobatinya kala sakit. Lantaran guru dan dokter adalah orang pandai, ia akan sangat percaya dengan apa yang dikatakan mereka.<br /><br />Jangan lupa, kebiasaan kita mengutip ucapan guru atau dokter juga menguatkan persepsi anak bahwa sosok guru dan dokter merupakan orang-orang yang bisa dipercaya dan dipatuhi. "Ayo, makan. Dokter kan bilang kamu harus banyak makan supaya cepat besar!" Atau, "Ingat apa yang dibilang bu guru? Sebelum berangkat sekolah kamu harus sarapan!"<br /><br />Cara kita melarang tanpa alasan jelas dengan gaya yang membuat anak tersudut dan merasa tidak dihargai akan membangun kesan negatif pada diri anak.<br /><br />Sosok idola<br />Masih ada beberapa alasan mengapa anak lebih percaya dan patuh terhadap guru atau dokter, seperti:<br /><br />Lebih sabar<br />Selain mengetahui guru dan dokter adalah orang-orang pandai, anak pun kerap terkagum-kagum akan perilaku mereka yang penyabar, penuh senyum, penyayang, dan kerap membantu orang yang sedang membutuhkan. Kekaguman itu akan membuat anak mengidolakan mereka.<br /><br />Dibandingkan kita yang kerap kehilangan kesabaran saat menasihati mereka, guru atau dokter biasanya menyampaikan sesuatu dengan cara yang sangat bersahabat, yang membuat anak merasa nyaman. Pada gilirannya, rasa nyaman ini menumbuhkan kedekatan anak dengan figur tersebut.<br /><br />Rasa takut<br />Namun tak hanya pengidolaan, ketakutan pun bisa menjadi penyebab kepatuhan anak pada kata-kata guru atau dokter. Kita lah yang terkadang membangun persepsi yang menakutkan pada kedua profesi itu. "Kalau tidak mau makan nanti dimarahi bu guru, lho!" Atau, "Kamu mau disuntik dokter atau makan?"<br /><br />Kata-kata yang berlebihan itu tentu dapat membuat anak-anak prasekolah bergidik. Kalau sikap guru atau dokter yang ditemuinya memang dingin dan kaku, atau anak pernah mengalami pengalaman buruk (misal, kesakitan kala disuntik) akan semakin mengukuhkan ketakutan anak.<br /><br />Pendekatan berbeda<br />Pendekatan guru atau dokter kepada anak umumnya akan berbeda dengan orangtua. Profesionalitas akan mendorong guru atau dokter mencari cara agar pendekatan yang dilakukan pada seorang anak bisa berhasil (dalam arti anak merasa nyaman dan mau mengikuti keinginan mereka). Apabila pendekatan yang dilakukan orangtua amat bertolak belakang (misal orangtua kerap tidak sabar, kata-katanya tak lembut, terkesan memerintah dengan ekspresi marah) maka "kebanting lah" sosok orangtua.<br /><br />Ingat, kemampuan anak-anak prasekolah sudah berkembang. Tanpa perlu diperintah, ia sebenarnya tahu kalau ia harus mandi, harus makan, harus cuci tangan, dan sebagainya. Ketika orangtua memerintah layaknya seorang raja, makan anak kerap tak patuh.<br /><br />Narasumber: Natris Indriyani, Psi, dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-78159101642032244952010-02-21T08:14:00.000-08:002010-02-21T08:15:33.500-08:00RANCANGAN TUHANAyat : Yeremia 29:11-13<br />29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.<br />29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;<br /> Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.<br /> Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”<br /> Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera. <br /> Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.<br /><br />Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwaPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-37782361316717569592010-02-21T08:11:00.000-08:002010-02-21T08:12:43.018-08:00TEOLOGIA LIBERAL Oleh. Pdt. Mangapul SagalaPada sebuah acara pembinaan, dengan kebingungan seorang mempertanyakan pandangan seorang pendeta yang menuliskan bahwa “Yesus tidak benar-benar bangkit secara tubuh, kebangkitan Yesus hanya merupakan sebuah metafora atau kiasan, tulang belulang Yesus ditemukan di sebuah makam di Talpiot”. Dengan sikap yang sama, peserta lain menunjukkan sebuah VCD yang berisi hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab. Lalu dengan nada yang lugu peserta pembinaan tersebut bertanya: “Apakah pendeta seperti itu yang dimaksud dengan teolog liberal? Apakah yang dimaksud dengan teologia liberal itu?”<br /><br />Sebenarnya sulit mendefenisikan dengan tepat apa dan bagaimana teologia liberal. Mengapa? Karena kita tidak sedang berhadapan dengan a liberal theology, tetapi liberal theologies yang beraneka ragam. Namun demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa Liberalisme, sebagaimana nama aliran tsb, adalah sebuah paham yang memiliki kebebasan berteologia, tanpa batasan dan hambatan dari pihak manapun, termasuk dari pandangan tradisional yang telah dianut oleh Gereja pada umumnya. Paham ini seringkali memberikan pandangan atau pernyataan yang bersifat radikal, yang tidak biasa didengar oleh jemaat pada umumnya. Karena itu, bisa dipahami bila ada anggota jemaat yang bingung atau bahkan tergoncang imannya mendengar pandangan teolog liberal tsb. Kaum awam akan beranggapan seolah-olah sikap dan pandangan seperti itu merupakan hal yang baru muncul. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Mereka yang belajar teologia secara formal mengetahui bahwa sikap yang sama telah dimunculkan lebih dari dua ratus tahun yang lalu.<br /><br />Masalah otoritas memang menjadi satu pergumulan yang terus menerus dialami oleh Gereja Tuhan. Apakah yang menjadi ukuran atau penentu sebuah ajaran atau keputusan? Iman atau rasio? Kebenaran yang ditegaskan Alkitab atau yang lain, seperti ilmu pengetahuan? Dalam pergumulan yang demikian, sejarah Gereja telah menunjukkan bahwa Gereja Tuhan di sepanjang segala abad dan tempat telah menjadikan Alkitab memiliki peran yang sangat penting. Sehubungan dengan itu, pada abad ke-16, Martin Luther dan tokoh reformasi lainnya menyerukan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya otoritas tertinggi bagi iman, keselamatan dan menjadi dasar dari seluruh doktrin Kristen. Itulah sebabnya, Martin Luther mengeluarkan satu istilah yang sangat terkenal, yaitu, Sola Scriptura. Hanya Alkitab. Kita juga mengenal istilah lain yang menunjukkan penerimaan yang tinggi kepada Alkitab, yaitu kanon Alkitab. Dengan demikian, Alkitab menjadi semacam alat pengukur, di mana segala etika dan doktrin diukur dari pengajaran Alkitab. Pada era tersebut, sikap beriman sangat menonjol. Iman menjadi semacam komandan dan rasio manusia menjadi prajurit yang setia mengikutinya. Hal ini yang pernah ditegaskan oleh bapak Gereja, Augustinus dua belas abad sebelumnya: Faith leads to understanding. Iman menuntun kepada pengertian. Penulis kitab Ibrani juga menegaskan hal yang sama: “Karena iman kita mengerti...” (Ibr.11:3). Betapa pentingnya peranan iman tersebut, sebagaimana ditegaskan selanjutnya: “Tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibr.11:6).<br /><br />Ketika rasio manusia menjadi segalanya.<br /><br />Pada abad 16, Rene Descartes, seorang filsuf Perancis, yang dikenal sebagai bapak filsuf modern menyatakan satu kalimat yang sangat terkenal: “cogito ergo sum” (Saya berpikir, karena itu saya ada). Kelihatannya, beberapa abad kemudian, semangat seperti itu mempengaruhi pemikiran orang-orang tertentu di Eropah, di mana terjadi kecenderungan yang menjadikan rasio – dan bukan iman- menjadi dasar untuk memutuskan sesuatu. Seiring dengan masa pencerahan (enlightenment) rasio manusia begitu ditinggikan lebih dari sepatutnya. Sebagai akibatnya, pernyataan-pernyataan Alkitab yang telah diterima selama berabad-abad dipertanyakan, diragukan dan ditolak. Gerakan inilah yang disebut dengan Liberalisme.<br /><br />Gerakan Liberalisme dikaitkan dengan Sekolah Teologi Tubingen, Jerman dengan tokoh-tokoh penting, antara lain, Ferdinand Christian Baur, David F. Strauss, Albert Ritschl, dan Julius Wellhausen. Sebagaimana telah disebutkan di atas, gerakan ini meninggalkan pandangan atau ajaran yang telah dipegang oleh Gereja pada umumnya selama berabad-abad. Dengan perkataan lain, aliran Liberal menolak otoritas Alkitab dan sangat bersikap skeptis terhadap ajaran Kekristenan yang bersifat supra natural, atau anti mukjizat.<br /><br />David Strauss (1808-1874) yang pernah menjadi murid F.C. Baur menerbitkan bukunya yang sangat terkenal, yaitu The Life of Jesus. Critically Examined. Sejak munculnya buku tersebut, bangkitlah apa yang disebut dengan penyelidikan Alkitab yang bersifat historis-kritis. Sebagai hasilnya, Strauss tidak mengakui adanya mukjizat ilahi. Karena itu, dia berpendapat bahwa setiap mukjizat di dalam Perjanjian Baru tidak otentik, di mana hal itu dianggap sebagai rekayasa Gereja mula-mula. Jikalau tokoh reformasi mengakui otoritas Alkitab dan menyerukan Sola Scriptura, tidak demikian dengan Strauss dan teolog liberal lainnya. Bagi Strauss, Alkitab tidak lebih dari sekedar fiksi, di mana penulis-penulis berusaha meninggikan Yesus sebagai Mesis. Pandangan David Strauss yang sedemikian radikal membuatnya dikeluarkan dari Seminary, tempat dia mengajar. Ternyata, teolog liberal tidak sebebas namanya. Kita memang perlu terus menerus belajar menghayati kebebasan yang kita miliki. Sesungguhnya, tidak pernah ada kebebasan mutlak, tanpa batas.-Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-64258863543787503422010-02-20T00:31:00.001-08:002010-02-20T00:47:36.029-08:00PUASA & DERMA: DISIPLIN SPIRITUALITAS GEREJA Oleh Pdt. Rasid Rachman, M.Th.1. Etimologi dan tujuan<br /><br />Kata “puasa” berasal dari dua kata Sansekerta, yaitu: “upa” dan “wasa.” Upa adalah semacam prefiks yang berarti dekat. Wasa berarti Yang Maha Kuasa (seperti umat Hindu di Indonesia menyebut Sang Hyang Widhi Wasa). Jadi “upawasa”, atau yang kemudian dilafalkan sebagai puasa, tidak lain daripada cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebagai cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan, puasa adalah pelatihan mental yang bertujuan mengubah sikap dan kejiwaan manusia. Dengan demikian, puasa – terutama dalam agama Hindu – dipahami sebagai sarana, cara, atau metode untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini, sesuatu yang ingin dicapai itu adalah pembaruan sikap. Oleh karenanya, puasa adalah sakral, karena dihubungkan dengan niat mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa dapat dijalankan oleh lembaga, komunitas, atau individu. Berdasarkan pengertiannya, puasa tidak bertujuan pada dirinya, ber-“diet”, atau demi kesehatan, melainkan bertujuan untuk membarui sikap iman melalui pelatihan spiritualitas.<br /><br />2. Puasa dalam Perjanjian Lama<br /><br />Orang Israel dalam Perjanjian Lama telah mengenal praktek berpuasa sejak lama. Secara umum puasa berasal dari kata “tşŭm” (berpuasa) “tşŏm” (puasa) atau “ānna nafsyô” (menekan hawa nafsu). Berpuasa menurut pengertian tersebut dijalankan dengan cara berhenti atau mengurangi makan (dan kadang-kadang juga minum) selama beberapa saat dalam rangka perendahan diri secara khidmat kepada Allah.<br /><br />Perendahan diri tersebut dilakukan dalam rangka berbagai hal. Misalnya, sebagai tanda penyesalan dan pendamaian kepada Allah dari kesalahan manusia. Dilukiskan bahwa Israel di zaman Samuel melihat kebesaran TUHAN, kemudian menyesali penyembahan mereka kepada Baal dan ingin berdamai dengan TUHAN. Mereka menimba air, mencurahkannya, dan berpuasa selama sehari di Mizpa (1 Samuel 7:4-6). Mizpa adalah tempat ratap tangis dan pemerintahan Allah (1 Sam 7:16). Sesuai suatu ritus Israel kuno, menimba dan mencurahkan air merupakan tanda pertobatan dan penyesalan. Hal yang sama kita jumpai dalam ritus baptisan Kristen. Raja Ahab berpuasa oleh karena penyesalannya atas perbuatan jahatnya dan ingin berdamai dengan TUHAN (1Raj 21:27). Daniel menyesali kehancuran Yerusalem karena dosa, dan ia berdoa, berpuasa, dan mengenakan kain kabung serta abu (Dan 9:3). Yoel mengajak Israel berpuasa sebagai tanda pertobatan. Atau juga sebagai tanda pernyataan duka cita. Dalam rangka kematian Saul dan anak-anaknya serta pasukan tentaranya, umat Israel berpuasa selama tujuh hari (1 Sam 31:13). Mereka berpuasa dan meratap sehari penuh, dengan lebih dahulu mengoyakkan pakaian (2 Sam 1:12).<br /><br />Atau pun sebagai alat perjuangan. Raja Daud berpuasa berpuasa karena memperjuangkan kehidupan bagi anaknya, yang lahir dari perselingkuhannya dengan Batsyeba. Setelah anak itu mati, Daud justru makan minum dengan alasan “selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa?” (2 Sam 12:16,20-23). Ester, dayang-dayangnya, dan semua orang Yahudi di Susan-Persia berpuasa selama tiga malam (Est 4:15-17). Kisah Ester ini menjadi latar belakang munculnya hari raya Purim atau Pesta Undi yang dirayakan oleh umat Yahudi pada tanggal 14-15 Adar, yakni bulan terakhir kalender Yahudi (sekitar Februari – Maret).<br /><br />Puasa juga dilakukan dalam rangka merencanakan kemenangan melalui perang. Israel menangis dan berpuasa seharian di salah satu pusat ibadah: Betel, di mana terdapat tabut perjanjian (Hak 20:26-30). Yosafat mengajak Yehuda berpuasa (2 Taw 20:3). Besar kemungkinan ritus berpuasa ini dilakukan di dalam liturgi.<br /><br />Juga sebagai persiapan menyambut penyataan TUHAN. Musa berpuasa di gunung Sinai ketika menuliskan perkataan perjanjian TUHAN di loh batu (Kel 34:28; Ul 9:9). Daniel berpuasa sebagai persiapan bagi suatu penglihatan. Ia mengurangi makan enak, daging, dan minum anggur selama tiga pekan (Dan 10:3). Puasa ini tampak mirip dengan puasa persiapan Paska.<br /><br />Sebagai suatu persiapan untuk pertobatan dan perdamaian, puasa dilakukan menjelang hari raya pendamaian (“yom Kippur”) pada tanggal 10 Tishri. Puasa di sini diikuti dengan berpantang secara keras sejak tanggal 1 Tishri (Tahun Baru Yahudi) sampai tanggal 10.<br /><br />Puasa dilakukan sebagai sarana untuk mengenang kejatuhan Yerusalem dan pemulihan TUHAN atas Israel, seperti dalam Zakharia 7 – 8, yaitu berpuasa pada:<br /><br />* Bulan Tammuz, yakni bulan ke-4 (8:19). Tanggal 9 Ab (bulan ke-5) pada hari Duka Nasional (7:3; 8:19). Dalam perjalanan sejarahnya, pengenangan ini meluas hingga merambah ke peristiwa-peristiwa hancurnya Bait Allah dan penderitaan orang Yahudi di seluruh dunia akibat rongrongan kaum anti-semit, yaitu: penghancuran Bait Allah pertama tahun 586 s.M, penghancuran Bait Allah kedua tahun 70 M, pembantaian orang Yahudi oleh Romawi tahun 135 M, dan pengusiran orang Yahudi dari Spanyol tahun 1492.<br /><br />* Tanggal 1-10 Tishri, menjelang yom Kippur.<br /><br />* Bulan Kislew, pada tanggal 25, sebagai perayaan Hanukkah (8:19). Semula adalah bencana nasional, kemudian menjadi peringatan hari kegirangan dan penuh suka cita.<br /><br />Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi puasa dalam Perjanjian Lama tidak melulu sebagai sarana, cara, atau metode (terutama untuk mencapai kesempurnaan). Fungsi puasa juga sebagai tanda, simbol, persiapan, pengudusan diri, dan tekad di dalam memperjuangkan sesuatu.<br /><br />Puasa seringkali dilakukan secara komunal di dalam liturgi dan bersifat suka rela. Sekalipun cara berpuasa hanya dihubungkan dengan makanan dan minuman, tetapi seringkali berpuasa diikuti dengan pantangan-pantangan. Berpantang tidak hanya menyangkut soal makan dan minum. Berpantang juga dilakukan dengan mengerjakan sesuatu sebagai tanda, misalnya: penyesalan.<br /><br />Israel berpantang dengan menangis dan mempersembahkan kurban (Hak 20:26). Ahab berpantang dengan mengenakan kain kabung dan abu (1Raj 21:27). Israel berpantang dengan menangis dan mengaduh (Yl 2:12).<br /><br />Dari sekian banyak praktek dan maksud berpuasa, beberapa saja yang menjadi ritus di dalam liturgi komunal, yaitu: Hari raya Pendamaian (10 Tishri). Imamat 23:27, “kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN.” Peraturan ini diiringi dengan perintah berpantang: tidak melakukan pekerjaan apa pun (Im 23:28; Bil 29:7). Itulah hari perhentian (“Sabbath”) bagi TUHAN.<br /><br />Dalam rangka perkumpulan raya untuk ratap tangis dan ucapan syukur, umat Israel di seluruh negeri berpuasa sambil menangis dan meratap, menggundulkan kepala dan melilitkan kain kabung (Yes 22:12; Yl 1:14). Perayaan ini dipimpin oleh para Imam dan tua-tua Israel. Pada hari itu, umat Israel tidak makan, menjauhkan diri dari kesenangan dan urusan pribadi (Yes 58:3), menanggalkan pakaian, tidak berkasut, berkain kabung (Yes 32:11; Mi 1:8; Yl 1:16), tidak memakai perhiasan tubuh (Yes 15:2; Mi 1:14), menoreh-noreh kulit badan (Hos 7:14; Mi 4:14), berguling-guling dalam debu (Mzm 44:26; Mi 1:10), dan menaruh tanah atau debu di kepala (Neh 9:1). Seluruh umat menangis dan meratap menyesali dosa, serta menyatakan pertobatan untuk kembali setia dan taat kepada TUHAN. Salah satu ratap tangis mereka adalah sebagai berikut: “Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka: di manakah Allah mereka?” (Yl 2:17).<br /><br />Unsur yang sangat penting dalam liturgi ini adalah umat menunggu orakel imam untuk menyampaikan jawaban TUHAN atas permohonan mereka. Segera setelah mereka mendengar orakel imam yang menyatakan bahwa seruan mereka telah didengar-Nya (bnd Hak 20:30, jawaban YHWH atas seruan Israel), maka mereka bersuka ria dan bersuka cita. mereka menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan (Yes 12:3).<br /><br />3. Puasa dalam Perjanjian Baru<br /><br />Tidak seperti dalam Perjanjian Lama yang lebih mengulas praktek berpuasa, puasa di dalam Perjanjian Baru mulai dipersoalkan penggunaannya. Puasa dalam bahasa Yunani ialah “nēsteuō” (tidak makan), atau dari “asistos” atau “asitia.” Arti kata yang kedua lebih menjelaskan arti berpuasa sebagai keadaan terpaksa tidak makan (Kis 27:21). Sedangkan kata yang pertama menjelaskan disiplin berpuasa sebagai suatu ibadah. Yesus berpuasa (“nesteusas”) selama empat puluh hari siang dan malam (Mat 4:1-11). Ketiga jawaban Yesus dalam melawan Iblis menggambarkan hal ketergantungan manusia hanya kepada Allah. Yaitu: 1) “Manusia hidup bukan dari roti saja (atau: manusia tidak akan hidup hanya dari roti saja), tetapi dari setiap firman Allah”; 2) “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu”; 3) “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu.” Hanya orang yang merasa laparlah yang bergantung pada Allah. Di dalam ketergantungan kepada Allah, manusia mengendalikan dirinya.<br /><br />Di samping itu, rupanya ada kelompok manusia yang menyalahgunakan puasa (Mat 6:16). Yesus menyinggung hal berpuasa, “Apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik (maksudnya adalah seperti orang-orang Farisi), supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Penulis Matius merujuk pada praktek berpuasa yang dilakukan secara salah sebagaimana tertulis di dalam kitab Nabi-nabi.<br /><br />4. Berpuasa dalam naskah patristik<br /><br />Hakikat berpuasa dalam Alkitab tidak sama 100% dengan berpuasa dan berpantang dalam sejarah gereja. Ada beberapa hal yang tidak dilakukan oleh gereja dan ada beberapa hal tidak ada dalam tradisi Yahudi. Ada bukti naskah-naskah bahwa berpuasa telah dipraktekkan oleh gereja – terutama kaum asketik – sejak awal sekali. Dalam Didakhe 7 (± 120 – 150) dinyatakan, “sebelum pembaptisan, orang yang membaptis dan orang yang akan dibaptis harus berpuasa, dan orang lain pun boleh semampunya. Dan kamu harus mengatakan kepada calon baptis untuk berpuasa selama satu atau dua hari sebelum pembaptisan.” Dalam tradisi, pembaptisan dan perjamuan kudus dilaksanakan pada hari Minggu Paska. Jadi, puasa calon baptis dilakukan pada Jumat dan Sabtu dalam masa raya Paska. Sejak abad ke-2 dan ke-3, kebiasaan berpuasa ini diperluas menjadi hari-hari tertentu yang ditetapkan sebagai hari puasa. Hingga kini, berpuasa sebelum perjamuan kudus pada hari Minggu masih menjadi kebiasaan kebanyakan orang Kristen.<br /><br />5. Puasa dan derma<br /><br />Salah satu tujuan atau hikmat berpuasa yang belum dimunculkan pada zaman Alkitab, adalah praktek berpuasa yang diikuti dengan berderma. Seorang filsuf dan apologet, Aristides dari Athena (± 140), dalam Apologia-nya – ketika berbicara tentang sikap hidup orang Kristen di antara bangsa-bangsa bukan-Kristen – menulis antara lain, “Jikalau terdapat orang miskin atau orang berkekurangan di antara mereka (maksudnya: orang asing atau orang Kristen), dan jika mereka (maksudnya: orang Kristen itu) tidak mempunyai makanan lebih sama sekali, maka mereka berpuasa selama dua-tiga hari agar dapat memberikan makanannya kepada yang membutuhkannya.” Apakah benar ajaran Aristides ini dilakukan secara demikian oleh orang-orang Kristen pada abad ke-2 itu, memang tidak ada bukti. Namun uraian ini dapat menjadi salah satu tolok ukur tentang sikap dermawan dan perhatian sosial dari berpuasa. Kaum asketik memberlakukannya. Antonius dan Benediktus memperhatikan persoalan ini sebagai ajaran hidup monastik. Hanya, dari Aristides kita dapat merujuk dan melihatnya secara luas kepada kitab Nabi-nabi. Para Nabi (Yes 58:3-7; Yer 14:12; Za 7:5) mengecam orang yang salah dalam berpuasa. Berpuasa bukan tujuan, melainkan sarana untuk “membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, membagikan rotimu kepada yang lapar” (Yes 58:3-7).<br /><br />Pada masa kini, hal berderma waktu berpuasa dapat dilihat dalam gereja Roma Katolik di seluruh dunia dan umat Islam melalui zakat fitrah. Umat Katolik menetapkan hal berderma melalui berpuasa; dikenal dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Antara lain diinformasikan sebagai berikut: “Puasa adalah gerakan tobat bersama yang bertujuan memurnikan kehidupan Kristiani dengan bertobat dan beramal, antara lain dengan mengumpulkan derma di Gereja-gereja dan sekolah-sekolah Katolik untuk proyek-proyek amal, sosial, dan pembangunan, ¼ dan proyek-proyek kemanusiaan di negara-negara berkembang.”<br /><br />Dengan merujuk praktek tersebut, dapat dikatakan bahwa berpuasa dan berderma merupakan hakikat puasa gereja sejak awal sejarahnya.<br /><br />6. Praktek berpuasa dewasa ini<br /><br />Didakhe 8 menyatakan sebagai berikut: “Janganlah engkau melakukan puasamu seperti orang kafir (maksudnya: orang Yahudi). Mereka berpuasa pada Senin dan Kamis, tetapi kamu harus berpuasa pada Rabu dan Jumat.” Kedua hari tersebut dianggap berhubungan dengan peristiwa kematian Yesus, yakni ketika Yudas berkhianat untuk menjual gurunya dan hari kematian Yesus. <br /><br />Gereja Timur dan beberapa tradisi kekristenan Barat tetap memberlakukan kedua hari tersebut sebagai waktu berpuasa sepanjang tahun di luar masa Prapaska. Pada masa Prapaska, lazimnya gereja memberlakukan puasa lebih intensif selama dua pekan menjelang Paska; semakin dekat pada Paska, maka berpuasa semakin intens terutama pada Jumat Agung dan Sabtu Sunyi. Pada masa Prapaska selama empat puluh hari itu diberlakukan pula kepada para calon baptis. “Angka 40 mengingatkan akan empat puluh tahun umat Israel menjelajah di gurun pasir sebelum memasuki Tanah Suci, empat puluh hari Musa berada di Gunung Sinai, dan terutama empat puluh hari lamanya Yesus berpuasa.”<br /><br />Biasanya umat berpuasa pada Rabu Abu dan Jumat Agung dan berpantang makan daging atau jenis pantangan lain yang ditentukan sendiri oleh pribadi yang menjalankannya. Misalnya tidak merokok, pantang gula, pantang garam, pantang pesta, pantang hiburan, dsb. Dalam beberapa kesempatan pun, semisal: sebelum pembaptisan, sebelum perjamuan kudus, sebelum kebaktian, banyak orang Kristen berpuasa singkat. Oleh karena sifat puasa adalah suka rela dan personal, maka waktu dan bentuknya bisa tidak dimutlakkan. Namun tujuan puasa untuk berhemat dan menahan diri sangat bermanfaat bagi disiplin spiritualitas. Hasil penghematan itu dapat untuk derma. Uang untuk rokok, pesta pora, hiburan, dapat diirit dan disumbangkan kepada orang miskin dan proyek-proyek kemanusiaan.<br /><br />Bagi kebanyakan gereja Protestan, praktek berpuasa sebagaimana dilakukan oleh Yesus, tidak terkalu ditekankan, apalagi diberlakukan sebagai liturgi umat. Namun gereja tidak melarang ibadah personal puasa ini, apabila dilakukan dengan suka rela. Memang pada kenyataannya, tidak sedikit orang Kristen yang melakukan puasa. Kaum injili, gereja-gereja pantekostal, kelompok kharismatik, secara terbuka mengizinkan dan menganjurkan umat mereka berpuasa. Gereja Katolik menyusun aturan berpuasa yakni: satu kali makan kenyang dan dua kali makan sedikit saja dalam sehari. Hal ini mengarahkan orang untuk berhemat dan menahan diri dari hawa nafsu. Bahkan tidak sedikit gereja-gereja ekumenikal yang juga mempermaklumkan umatnya berpuasa. Jadi berpuasa adalah ibadah personal yang lazim dilakukan oleh orang Kristen secara suka rela.<br /><br />Selain sebagai disiplin penyadaran akan lemahnya diri, puasa memiliki hikmah sebagai sarana pengendalian diri dari keserakahan dan ketergantungan pada jasmani. Semuanya dilakukan dalam rangka melatih hidup keagamaan yang lebih baik. Pengendalian diri bertujuan agar gereja (atau orang yang berpuasa) tidak lepas kendali. Gereja harus mampu menahan diri dari nafsu jasmani dan keinginan daging. Itulah sebabnya puasa – baik di kalangan Kristen maupun di kalangan Islam – selalu diikuti dengan derma atau zakat, yang olehnya ibadah puasa memperoleh bobotnya dan menjadi berkat. Puasa tanpa kontrol diri atau puasa yang diikuti dengan pesta pora, dan puasa tanpa derma, adalah puasa yang tidak menjadi berkat.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-16389474821074158912010-02-16T15:23:00.001-08:002010-02-16T15:33:45.576-08:00PANDANGAN KRISTIANI TENTANG UANGmenerobos masa ke masa, manusia mengalami kemajuan dalam bidang bertukar informasi. Terutama yang sedang kita bahas bagaimana adanya mata uang yang digunakan sebagai alat tukar di pasar. Merajuk dari berbagai persepsi pakar ekonomi,uang menjadi dewa saat setelah beberapa wwaktu lamanya ditemukan. Disini, seseorang mulai terjebak dalam situasi yang kurang menguntungkan antara untung dan rugi. Namun lebih dalam, kita hanya terpaku pada satu perspektif penjelasan yang paling baik diterapkan pada kondisi keuangan kristiani kita. Pentingnya pendidikan teologis dalam hal keuangan dapat membantu anda lebih fokus mengartikan uang menurut pandangan yang berbeda,karena peranan pendidikan ini penting yang dapat menyatakan, juga mengilhami seseorang termotivasi secara lebih yakin menjalani kehidupan kristiani, sembari tetap menganggap uang itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, hingga ada suatu perubahan lagi. Perhatian khusus kita tujukan pada strategi keuangan kita mmenghadapi tantangan global, dengan asumsi bahwa teologis bisa membantu memecahkan masalah finansial ini lebih teratur, jelas, memiliki motivasi yang jelas tidak kabur. Kelebiha-kelebihan yang kita bicarakan adalah sebagai hasil dari diskusi panjang menegaskan pentingnya keunggulan beberapa teori berkembang memenuhi lapangan luas kehidupan manusia terkait tentang uang. Jika terus menekankan uang ini di atas prioritas kedudukannya melebihi iman kristen, akan bisa dipastikan etika kontekstual menjebak anda dalam sesuatu yang sia-sia tanpa ada pikir panjang faktor-faktor pengambilan keputusan etis. Sangat memalukan jika sebagai anak Tuhan cara pandang kita tetap pada manusia lama yang ambil andil menjerumuskan kita dalam kerajaan kedegilan manusia mencintai uang. Suatu kenaifan bila terlalu memandang sebelah mata potensi diri kita mengatur keuangan sendiri terutama yang berhubungan dengan kedislipinan pemasukkan dan pengeluaran yang dibuat sedemikian rupa. Sehingga ada manfaat yang dirasakan langsung pelaku yang taat itu. Ini adalah satu upaya mengubah gaya hidup yang boros kepada satu harapan perubahan positif terdeklarasikan melalui cara-cara brilian menghadapi kesulitan-kesulitan keuangan kita, tetap berpegang pada teologis sampai penerapan-penerapannya. Mengerti masalah, menganalisa, menyimpulkan hingga tindakan apa yang musti dilakukan menambah pemasukkan dan menekan pengeluaran seminim-minimnya tanpa menggantikan posisi pemuasan kebutuhan yang hakiki. Disini anda dan saya diajarkan intensif berpantang boros. Tertarik melalui proses bertindak secara ekonomi dan mengatasnamakan keadilan, kebenaran, sikap bertanggungjawab ini modal yang penting menghadapi situasi terdesak sekalipun tanpa uang sekalipun. Sungguh satu apresiasi yang dilantunkan menghantarkan kepergian sikap tidak taat dan disiplin pengaturan keuangan. Tetapi penjelasan di atas cukup mewakili kita tentang kelebihan juga kekurangan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat lebih detail. Lepas dari pemahaman keuangan, sekarang anda dan saya akan lebih memperdalam teknis yang berkaitan memulihkan situasi finansial juga etika kita menggunakannya. Melampaui semua ini, semakin jelaslah bahwa sebagai umat Tuhan, ada unsur teologis yang tidak boleh dilupakan.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-13839461158150184922010-02-15T10:08:00.000-08:002010-02-15T10:09:08.566-08:00KEBANGKITAN HIDUPPada tanggal 20 Mei segenap masyarakat Indonesia memperingati dan merayakan seratus tahun kebangkitan nasional. Kebangkitan nasional dicanangkan semangatnya dengan terbentuknya organisasi pribumi pertama, yaitu Boedi Oetomo tahun 1908 oleh mahasiswa STOVIA. Terbentuknya Boedi Oetomo telah menginspirasi terbentuknya banyak organisasi kemasyarakatan menuju Indonesia merdeka.<br />Dalam konteks kekinian, kita para generasi muda memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan semangat yang dibangun mahasiswa STOVIA dengan merefleksikan semangat kebangsaan dan kemajemukan di dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menghargai kemajemukan dan pluralitas yang ada di bangsa kita. Kebangkitan ini juga harus menginspirasi kita untuk bangkit dari keterpurukan, melepaskan diri dari lilitan permasalahan hidup. Jangan hendaknya sebagai generasi muda, kita hanya mampu mengkritik dan mendemo kebijakan pemerintah. Generasi muda hendaknya kreatif untuk mengkreasikan ide yang membangun bukan menghancurkan. Kebangkitan nasional harus dimaknai sebagai kebangkitan hidup dalam segala bidang.<br />Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk menyerahkan segala beban hidup, kekuatiran, kegelisahan, ketakutan kita akan hidup ini dihadapanNya. Hal ini membuat kita tetap bisa tersenyum dalam menhadapi tantangan kehidupan. Serahkanlah seluruh kehidupanmu kepada Yesus Kristus, maka Ia akan memberikan damai sejahtera yan melampaui segala akal dan akan menjaga hati, pikiran dan hidup kita. selamat bangkit dari keterpurukan.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-33480852435999449072010-02-14T09:35:00.000-08:002010-02-14T09:38:24.683-08:00TANGGA PERKEMBANGAN MORALSaya membuat ini mengacu dari tangga perkembangan dari Lawrence Kohlberg, seorang pakar pendidikan dan psikologis dari Universitas Harvard. Menurutnya orang memiliki enam tahap perkembangan pertimbangan moral.<br />Pertama, Orientasi pada hukuman dan kepatuhan. pada tahap ini, hukuman menjadi tolok ukur. apabila kita dihukum karena melakukan sesuatu, maka itu hal buruk, namun bila tidak dihukum maka mencuri pun kita nilai baik. kita belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.<br />Kedua,Orientasi pada pahala. pada tahap ini kita menilai perbuatan buruk sebagai perbuatan yang tidak menghasilkan pahala atau kesenangan tertentu. tetapi apabila ada hadiah, pujian, sanjungan maka kita berkesimpulan bahwa itu adalah hal baik, meskipun memukul teman sekelas.<br />Ketiga, Orientasi untuk menyenangkan orang lain. Pada tahap ini kita menilai sebuah perbuatan adalah baik apabila diterima, disenangi dan diakui oleh orang lain. untuk disebut pemberani maka kita akan memukuli orang lain.<br />Keempat, Orientasi pada peraturan. Pada tahap ini patokannya adalah bunyi dan ketetapan dalam peraturan. Apapun isinya dianggap pasti baik.<br />Kelima, Orientasi pada pendapat umum. Pada tahap ini perbuatan baik adalah kesepakatan semua anggota masyarakat. ukurannya adalah kesejahteraan, kebaikan dan kepentingan bersama.<br />Keenam, Orientasinya adalah penghargaan hak tiap orang. Pada tahap ini perbuatan baik adalah perbuatan yang menghormati dan menghargai hak serta martabat tiap individu, tanpa pembedaan atas dasar apapun.<br />Ada dalam tahap apakah kita sekarang? kiranya hati kita akan menjawabnya. dan Tuhan Yesus sudah memberikan teladan bagaimana DIA mampu mengaktualisasikan diriNya sebagai pribadi yang berbuat baik demi kepentingan masyarakat umum dan mau menghargai hak-hak serta martabat tiap individu, tanpa membedakan status. AMINPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-65795540092639972492010-02-10T21:40:00.001-08:002010-02-10T21:40:45.645-08:00RENCANA TUHAN ALLAHAyat : Yeremia 29:11-13<br />29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.<br />29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;<br />Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.<br />Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”<br />Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera.<br />Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.<br /><br />Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwaPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-62594362784108686092010-01-19T20:00:00.000-08:002010-01-19T20:02:00.599-08:00CONTOH KURIKULUM SEKOLAH MINGGU ANAKKURIKULUM SEKOLAH MINGGU<br />Usia : 9-12 tahun<br />Waktu : 60 menit<br /><br />BULAN JUNI 2007<br /><br />Pokok Bahasan : PAHLAWAN-PAHLAWAN BAGI ALLAH<br />MINGGU I<br />Bahan Alkitab : Keluaran 13:17-22<br />Subpokok Bahasan : MUSA, Pahlawan yang berjiwa pemimpin<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui siapa saja pahlawan-pahlawan bagi Allah dan menngajar anak untuk menjadi pahlawan bagi Allah juga.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui dan memahami perjalanan MUSA dalam memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir<br />2. mengetahui bahwa Allah yang menuntun umatNya tersebut dengan memakai MUSA sebagai pemimpin mereka<br />1. mengetahui kepribadian pada diri MUSA sehingga Allah memakainya menjadi pahlawan yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menceritakan bagaimana perjalanan Musa ketika memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.<br />2. Pengajar memberitahukan bagaimana tangan Allah di dalam menuntun umatNya.<br />3. Pengajar memberitahukan kepribadian pada diri MUSA sehingga ia dipakai Allah untuk memimpin bangsa Israel.<br />4. Anak-anak diminta untuk mewarnai gambar tentang perjalanan umat Israel yang telah disediakan oleh pengajar.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Cerita-cerita Alkitab Bergambar.<br />3. Kertas untuk diwarnai .<br />4. Pensil berwarna atau crayon.<br /><br />MINGGU II <br />Bahan Alkitab : 1 Samuel 16:1-13<br />Subpokok Bahasan : DAUD, Pahlawan kecil bagi Allah<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui siapa saja pahlawan-pahlawan bagi Allah dan menngajar anak untuk menjadi pahlawan bagi Allah juga.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui bagaimana Allah memilih DAUD sebagai raja<br />1. mengetahui bagaimana Allah memakai DAUD sebagai raja meskipun ia masih muda<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menceritakan cerita dari bahan Alkitab hari ini.<br />2. Pengajar mengadakan tanya-jawab dengan anak-anak Sekolah Minggu dari bahan hari ini. Hal ini untuk bertujuan untuk melatih daya ingat anak.<br />3. Melakukan drama singkat seperti cerita dari bahan Alkitab hari ini.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab.<br />2. 365 Cerita Alkitab.<br />3. Peralatan-peralatan untuk membuat drama singkat.<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : 1 Raja-raja 3:16-28<br />Subpokok Bahasan : SALOMO, Pahlawan yang bijaksana<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui siapa saja pahlawan-pahlawan bagi Allah dan menngajar anak untuk menjadi pahlawan bagi Allah juga.<br /><br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />2. mengetahui dan memahami cerita dari bahan Alkitab pada hari ini<br />3. bijaksana dalam mengambil keputusan dengan meminta hikmat dari Tuhan seperti yang dilakukan oleh SALOMO<br />4. berserah kepada Tuhan dalam segala perkara yang mereka hadapi<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar terlebih dahulu menceritakan bahan Alkitab pada hari ini.<br />2. Kemudian pengajar memperagakan cerita dari bahan Alkitab hari ini dimana SALOMO mengambil keputusan yang bijaksana ketika menghadapi dua orang ibu yang memperebutkan seorang bayi.<br />3. Beberapa orang anak diminta untuk memperagakannya kembali di depan kelas.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab.<br />2. 365 Cerita Alkitab.<br />3. Peralatan yang dibutuhkan sebagai alat peraga, mis: pedang dan boneka sebagai bayinya.<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : Daniel 6:18-28<br />Subpokok Bahasan : DANIEL, Pahlawan yang setia kepada Tuhan<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui siapa saja pahlawan-pahlawan bagi Allah dan menngajar anak untuk menjadi pahlawan bagi Allah juga.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />5. mengetahui dan memahami cerita dari bahan Alkitab pada hari ini<br />6. mengetahui kesetiaan DANIEL ketika ia dimasukkan ke dalam gua singa<br />7. meniru sifat DANIEL yang selalu setia kepada Tuhan meskipun ia berdukacita<br />8. menyediakan hati menjadi pahlawan yang setia kepada Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menceritakan bahan Alkitab pada hari ini.<br />2. Pengajar mengadakan tanya-jawab dengan anak-anak.<br />3. Anak-anak diminta untuk mewarnai gambar yang telah disediakan oleh pengajar.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Kertas untuk diwarnai<br />3. Pensil warna atau crayon<br /><br />BULAN JULI 2007<br /><br />Pokok Bahasan : DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN INJIL<br /> MINGGU I<br />Bahan Alkitab : Yohanes 17:20-24<br />Subpokok Bahasan : Orang percaya hidup dalam persekutuan<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa gereja adalah persekutuan orang percaya<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menjelaskan alasan Yesus mendoakan murid-muridNya<br />2. menjelaskan arti dari persekutuan orang percaya<br />3. memberikan contoh-contoh persekutuan<br />Aktivitas : <br />1. Anak membaca bahan Alkitab <br />2. Pengajar memberikan penjelasan mengenai bahan Alkitab yang dibahas<br />3. Ajak anak membuat doa syafaat dengan kata-katanya sendiri, kemudian dikumpulkan.<br />4. Pengajar memilih salah satu untuk dibacakan di akhir pertemuan<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar<br />3. Kertas dan pena<br /><br /><br /><br />MINGGU II<br />Bahan Alkitab : Markus 16:15-20<br />Subpokok Bahasan : Injil harus diberitakan kepada seluruh bangsa<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa gereja adalah persekutuan orang percaya.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />5. Mengulangi isi perintah Yesus sebelum naik ke sorga<br />6. Memberitahukan tanda-tanda yang akan menyertai para rasul dalam memberitakan Injil<br />7. Memberikan contoh-contoh tindakan memberitakan Injil<br />Aktivitas : <br />4. Setelah pengajar menjelaskan bacaan bahan Alkitab hari itu, anak diajak membuat Teka Teki Silang Alkitab<br />5. Membuat beberapa kelompok kecil<br />6. Pengajar membuat jawaban untuk memudahkan anak-anak mencari pertanyaan. Hal ini berhubungan dengan bacaan hari itu<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar<br />3. Kertas, pena, dan penggaris<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : Filipi 1:12-14<br />Subpokok Bahasan : Injil diberitakan kepada para bangsawan<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa gereja adalah persekutuan orang percaya<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. Menceritakan bahwa karena pemberitaan Injil Paulus dipenjara<br />2. Memberitahukan bahwa penderitaan Paulus menyebabkan kemajuan Injil sampai ke dalam istana<br />3. Menjelaskan bahwa dalam memberitakan Injil tidak boleh takut<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menceritakan perjalanan pelayanan Paulus dalam memberitakan Injil sehingga ia dipenjarakan<br />2. Pengajar memberitahukan bahwa sekalipun dalam penjara pekerjaan memberitakan Injil terus dilakukan oleh Paulus<br />3. Pengajar menantang anak-anak untuk berani menjadi pemberita Injil dimanapun mereka berada<br />4. Setiap anak menuliskan pada sebuah karton tekadnya menjadi saksi Kristus<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Karton dan spidol warna<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : Kis. 16:19-34<br />Subpokok Bahasan : Injil diberitakan kepada kepala penjara<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa gereja adalah persekutuan orang percaya<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. Menceritakan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Paulus dan Silas<br />2. Menceritakan akibat dari pemberitaan Injil<br />3. Menjelaskan Injil dapat dilakukan melalui kata dan perbuatan<br />Aktivitas : <br />1. Pengajar bercerita tentang bacaan Alkitab hari itu<br />2. Pengajar meminta agar anak menceritakan kembali apa yang telah disampaikan<br />3. Pengajar menekankan bahwa dalam pemberitaan Injil, Allah memakai banyak peristiwa untuk membuat orang menjadi percaya<br />Sumber dan Alat : <br />1. Alkitab<br /><br /><br /><br />BULAN AGUSTUS 2007<br /><br />Pokok Bahasan : KESEPULUH PERINTAH TUHAN<br />MINGGU I<br />Bahan Alkitab : Keluaran 20:3-7<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh perintah Tuhan (Bagian I: 1-3)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui kesepuluh perintah Tuhan tersebut dan mentaati serta melakukannya dalam kehidupan.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus: Agar anak dapat <br />5. mengetahui perintah-perintah Tuhan yang pertama sampai ketiga<br />6. memahami perintah-perintah Tuhan dari yang pertama sampai ketiga<br />7. mentaati dan melakukan perintah-perintah Tuhan tersebut di dalam kehidupan<br />Aktivitas :<br />2. Pengajar menerangkan isi dari perintah-perintah Tuhan yang pertama sampai ketiga.<br />3. Anak-anak diminta untuk mengikuti pengajar mengucapkan isi dari ketiga perintah tersebut sambil mereka mengingatnya.<br />4. Anak-anak diminta untuk menghafalkan isi dari ketiga perintah tersebut.<br />5. Anak-anak diminta untuk menuliskan ketiga perintah tersebut pada sebuah karton yang dibawa oleh anak-anak.<br />Sumber dan Alat :<br />4. Alkitab<br />5. Karton<br />6. Spidol atau tinta berwarna lainnya<br /><br />MINGGU II<br />Bahan Alkitab : Keluaran 20:8-13<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh perintah Tuhan (Bagian II: 4-6)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui kesepuluh perintah Tuhan tersebut dan mentaati serta melakukannya dalam kehidupan.<br /><br />Tujuan Pembelajaran Khusus: Agar anak dapat <br />4. mengetahui perintah-perintah Tuhan yang keempat sampai keenam.<br />5. memahami perintah-perintah Tuhan dari yang keempat sampai keenam.<br />6. mentaati dan melakukan perintah-perintah Tuhan tersebut di dalam kehidupan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menerangkan isi dari perintah-perintah Tuhan yang keempat sampai keenam.<br />2. Anak-anak diminta untuk mengikuti pengajar mengucapkan isi dari ketiga perintah tersebut sambil mereka mengingatnya.<br />3. Anak-anak diminta untuk menghafalkan isi dari ketiga perintah tersebut.<br />4. Anak-anak diminta untuk menuliskan ketiga perintah tersebut pada karton yang dibawa minggu lalu.<br />Sumber dan Alat :<br />4. Alkitab<br />5. Karton<br />6. Spidol atau tinta berwarna lainnya<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : Keluaran 20: 14-17<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh perintah Tuhan (Bagian III: 7-10)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui kesepuluh perintah Tuhan tersebut dan mentaati serta melakukannya dalam kehidupan.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus: Agar anak dapat <br />4. mengetahui perintah-perintah Tuhan yang ketujuh sampai kesepuluh.<br />5. memahami perintah-perintah Tuhan dari yang ketujuh sampai kesepuluh.<br />6. mentaati dan melakukan perintah-perintah Tuhan tersebut di dalam kehidupan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menerangkan isi dari perintah-perintah Tuhan yang ketujuh sampai kesepuluh.<br />2. Anak-anak diminta untuk mengikuti pengajar mengucapkan isi dari keempat perintah tersebut sambil mereka mengingatnya.<br />3. Anak-anak diminta untuk menghafalkan isi dari keempat perintah tersebut.<br />4. Anak-anak diminta untuk menuliskan keempat perintah tersebut pada karton minggu lalu.<br />Sumber dan Alat :<br />4. Alkitab<br />5. Karton<br />6. Spidol atau tinta berwarna lainnya<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : Keluaran 20:3-17<br />Subpokok Bahasan : Mengulang kembali kesepuluh perintah Tuhan<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui kesepuluh perintah Tuhan tersebut dan mentaati serta melakukannya dalam kehidupan.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />4. mengingat kembali kesepuluh perintah Tuhan yang telah dipelajari pada minggu-minggu yang lalu<br />5. mengetahui lima perintah yang menyatakan hubungan manusia dengan Allah<br />6. mengetahui lima perintah Tuhan yang menyatakan hubungan manusia dengan sesamanya<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar mengulang kembali kesepuluh perintah Tuhan secara singkat.<br />2. Tiga orang anak yang sudah bisa menghafal kesepuluh perintah Tuhan tersebut diminta mengulanginya di depan kelas.<br />3. Anak-anak diminta untuk menghias karton yang sudah ditulis dengan kesepuluh perintah Tuhan tersebut.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Karton yang sebelumnya telah ditulis dengan kesepuluh perintah tersebut.<br />3. Spidol atau tinta berwarna<br />4. Peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk menghias karton.<br /><br />BULAN SEPTEMBER 2007<br /><br />Pokok Bahasan : SIKAP MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN<br />MINGGU I<br />Bahan Alkitab : Ulangan 8:11-18<br />Subpokok Bahasan : Manusia harus bersyukur kepada Tuhan<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa Tuhan yang memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengolah alam dan sumber daya.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menjelaskan sikap Allah terhadap bangsa Israel<br />2. menjelaskan bahwa Allah memenuhi kebutuhan manusia agar mereka dapat memuliakan Allah<br />3. menghitung berkat dan menyatakan syukurnya<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menjelaskan bahan bacaan Alkitab pada hari ini.<br />2. Siapkan alat peraga berupa gambar-gambar tentang perjalanan bangsa Israel di padang gurun.<br />3. Memberi kesempatan kepada 2 atau 3 orang anak untuk menceritakan kembali bacaan Alkitab pada hari ini dengan mempergunakan alat peraga yang disediakan.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Cerita-cerita Alkitab Bergambar<br />3. Gambar-gambar yang menjadi alat peraga<br /><br />MINGGU II<br />Bahan Alkitab : 1 Raja-raja 21:1-16<br />Subpokok Bahasan : Manusia tidak boleh serakah<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa Tuhan yang memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengolah alam dan sumber daya.<br /><br />Tujuan Pembelajaran Khusus :Agar anak dapat<br />1. menjelaskan bahwa Raja Ahab tergiur dan menginginkan kebun anggur milik Nabot orang Yizreel<br />2. menjelakan bahwa cara Izebel, istri Raja Ahab mendapat kebun anggur milik Nabot adalah dengan cara memfitnah Nabot<br />3. mengemukakan bahwa merampas milik orang lain dengan cara memfitnah adalah sikap yang tidak berkenan di hadapan Allah<br />Aktivitas :<br />1. Bermain peran singkat: Seorang anak laki-laki yang berperan sebagai Raja Ahab dan seorang lagi yang berperan sebagai Nabot. Dan seorang anak perempuan yang berperan sebagai Izebel serta beberapa orang untuk tua-tua dan pemuka-pemuka dm masyarakat Yizreel.<br />2. Pengajar kembali mengingatkan kepada anak mengenai perbuatan atau sikap yang salah dan bertanya kepada anak tentang sikap yang benar berhubungan dengan bacaan.<br />Sumber :<br />1. Alkitab<br />2. Cerita-cerita Akitab Bergambar<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : Yeremia 24:4-9<br />Subpokok Bahasan : Manusia mengelola lingkungan hidup untuk kesejahteraan bersama.<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa Tuhan yang memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengolah alam dan sumber daya.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menjelaskan kembali isi perintah Allah kepada bangsa Israel<br />2. menjelaskan apa yang dilarang Tuhan<br />3. menyebutkan apa yag Tuhan maksud dengan memberikan lingkungan hidup (untuk dipelihara dan dapat dinikmati bersama)<br />Aktivitas :<br />1. Meminta anak untuk menceritakan tentang bencana yang terjadi selama ini yang mereka ketahui.<br />2. mendiskusikan tentang bacaan Alkitab hari ini tentang apa isi pesan dan larangan Tuhan terhadap bangsa Israel.<br />Sumber :<br />1. Alkitab<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : Ulangan 8:11-18; 1 Raja-raja 21:1-16; Yeremia 29:4-9<br />Subpokok Bahasan : Evaluasi<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat memahami bahwa Tuhan yang memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengolah alam dan sumber daya<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengulang ringkas pelajaran yang telah diberikan mulai dari awal bulan September<br />2. menyebutkan hal-hal penting yang dapat direnungkan dan dilakukan<br />3. menunjukkan sikap lebih akrab terhadap lingkungan<br />Aktivitas :<br />1. Anak diminta untuk mengisi soal-soal yang diberikan dari bahan sebulan ini<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br /><br />BULAN OKTOBER 2007<br /><br />Pokok Bahasan : KESEPULUH TULAH DI MESIR<br />MINGGU I<br />Bahan Alkitab : Keluaran 7:14-8:15<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh tulah di Mesir (bagian I: tulah 1 dan 2)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui dan memahami kesepuluh tulah yang dilimpahkan Tuhan kepada bangsa Mesir karena ketidaktaatan mereka.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui apa tulah pertama dan kedua yang dilimpahkan Tuhan kepada Mesir<br />2. memahami kedua tulah tersebut dengan pengertian mereka sendiri<br />3. belajar dari kesalahan bangsa Mesir dan taat kepada perintah Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menjelaskan bahan Alkitab hari ini dengan memakai gambar sebagai alat peraga.<br />2. Pengajar meminta 2 atau 3 orang anak menyebut kembali apa tulah pertama dan kedua.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar <br /><br />MINGGU II<br />Bahan Alkitab : Keluaran 8:16-9:7<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh tulah di Mesir (bagian II: tulah 3,4 dan 5)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui dan memahami kesepuluh tulah yang dilimpahkan Tuhan kepada bangsa Mesir karena ketidaktaatan mereka.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui apa tulah ketiga, keempat dan kelima yang dilimpahkan Tuhan kepada Mesir<br />2. memahami ketiga tulah tersebut dengan pengertian mereka sendiri<br />3. belajar dari kesalahan bangsa Mesir dan taat kepada perintah Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menjelaskan bahan Alkitab hari ini dengan memakai gambar sebagai alat peraga.<br />2. Pengajar meminta 2 atau 3 orang anak menyebut kembali apa tulah ketiga, keempat dan kelima.<br />3. Anak diminta untuk mewarnai gambar yang telah disediakan pengajar yang sesuai dengan bahan bacaan Alkitab hari ini.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar<br />3. Bahan yang akan diwarnai<br />4. Pensil warna atau crayon<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : Keluaran 9:8-35<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh tulah di Mesir (bagian III: tulah 6 dan 7)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui dan memahami kesepuluh tulah yang dilimpahkan Tuhan kepada bangsa Mesir karena ketidaktaatan mereka.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui apa tulah keenam dan ketujuh yang dilimpahkan Tuhan kepada Mesir<br />2. memahami kedua tulah tersebut dengan pengertian mereka sendiri<br />3. belajar dari kesalahan bangsa Mesir dan taat kepada perintah Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menjelaskan bahan Alkitab hari ini dengan memakai gambar sebagai alat peraga.<br />2. Pengajar meminta 2 atau 3 orang anak menyebut kembali apa tulah keenam dan ketujuh.<br /><br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : Keluaran 10:1-11:10<br />Subpokok Bahasan : Kesepuluh tulah di Mesir (bagian IV: tulah 8,9 dan 10)<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak mengetahui dan memahami kesepuluh tulah yang dilimpahkan Tuhan kepada bangsa Mesir karena ketidaktaatan mereka.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. mengetahui apa tulah kedelapan, sembilan dan kesepuluh yang dilimpahkan Tuhan kepada Mesir<br />2. memahami tiga tulah tersebut dengan pengertian mereka sendiri<br />3. belajar dari kesalahan bangsa Mesir dan taat kepada perintah Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar menjelaskan bahan Alkitab hari ini dengan memakai gambar sebagai alat peraga.<br />2. Pengajar meminta 2 atau 3 orang anak menyebut kembali apa tulah kedelapan, sembilan dan kesepuluh.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Gambar-gambar<br /><br />BULAN NOVEMBER 2007<br /><br />Pokok Bahasan : BANGSA DAN NEGARA<br />MINGGU I<br />Bahan Alkitab : 1 Raja-raja 1:28-31; 1:39-53<br />Subpokok Bahasan : Tuhan menetapkan Salomo sebagai Raja di Israel<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui bahwa Tuhan memberi kuasa untuk mengatur hidup ini.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menemukan alasan mengapa Salomo yang diurapi menjdi Raja<br />2. memberi komentar tentang sikap Salomo ketikaberhadapan dengan Adonia<br />3. menentukan sikap atau membuat pilihan tepat ketika menghadapi berbagai tanggung jawab sebagai seorang pemimpin<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar membagi anak menjadi dua kelompok, dimana kelompok yang satu mendiskusikan hal-hal yang menyenangkan bila menjadi pemimpin dan kelompok kedua mendiskusikan hal-hal yang tidak menyenangkan bila menjadi pemimpin.<br />2. Semua jawaban ditulis pada selembar kertas dan dikumpulkan kepada pengajar.<br />3. Pengajar memberikan tanggapan akhir dan kesimpulan<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Kertas dan pena<br /><br />MINGGU II<br />Bahan Alkitab : 1 Raja-raja 3:4-15<br />Subpokok Bahasan : Salomo memerintah sesuai dengan kehendak Allah<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui bahwa Tuhan memberi kuasa untuk mengatur hidup ini.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menjelaskan mengapa Salomo meminta hikmat<br />2. mendaftarkan gunanya hikmat dalam kehidupan sehari-hari<br />3. memberi contoh sikap yang menandakan bahwa ia memiliki hikmat<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar membuat beberapa pertanyaan atau kasus untuk dinilai oleh anak, apakah itu Bijaksana(B) atau Tidak Bijaksana (TB) yang diberi dengan tanda cek.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Kertas soal dan pena<br /><br />MINGGU III<br />Bahan Alkitab : 2 Tawarikh 36:11-20<br />Subpokok Bahasan : Tuhan menghukum Raja Zedekia<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui bahwa Tuhan memberi kuasa untuk mengatur hidup ini.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat<br />1. menjelaskan mengapa Tuhan menghukum Raja Zedekia<br />2. menjelaskan akibat dari hukuman yang telah Tuhan berikan<br />3. menyatakan sikapnya sehari-hari agar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar memberikan penjelasaan tentang bacaan Alkitab hari ini.<br />2. Siapkan kertas karton berbentuk hati, bagikan kepada anak. Minta anak menulis sikap/sifat yang baik dan yang tidak baik.<br />3. Pengajar memberikan penjelasan akhir dan kesimpulan.<br />Sumber dan Alat :<br />1. Alkitab<br />2. Kertas karton<br />3. Spidol<br /><br />MINGGU IV<br />Bahan Alkitab : 1Raja-raja 1:28-31; 1Raja-raja 3:4-5; 2Tawarikh 36:11-20<br />Subpokok Bahasan : Evaluasi<br />Tujuan Pembelajaran Umum : Agar anak dapat mengetahui bahwa Tuhan memberi kuasa untuk mengatur hidup ini.<br />Tujuan Pembelajaran Khusus : Agar anak dapat <br />1. menyebutkan hal-hal dari cerita-cerita tersebut, yang baginya merupakan pelajaran penting<br />2. berdiskusi dan menentukan sikap dalam kehidupannya sebagai seorang anak Kristen<br />Aktivitas :<br />1. Pengajar membuat evaluasi dari materi-materi sebulan ini<br />Sumber dan Alat :<br />1. AlkitabPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-64039141136179122842010-01-16T17:49:00.000-08:002010-01-16T17:52:57.954-08:00KECERDASAN SOSIALDefinisi dari Berbagai Sumber<br />Kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi.” Suean Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. (Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal.123).<br />Penyesuian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan daripadanya. Kedua, seberapa banyak kepuasan yang diperoleh seseorang. (Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, hal. 337).<br />Stephen Jay Could, On Intelligence, Monash University: 1994, menjelaskan bahwa kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia Kecerdasan ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. (Ubaydillah, diakses dari www.e-psikologi.com). <br />Pengembangan kecerdasan sosial mengandalkan keunggulan pribadi, minimal mencakup empat bidang: (1) membaca mitos dan diversi sosial di masyarakat; (2) memahami pentingnya pembinaan diri seumur hidup; (3) mengenal aksi sosial, tuntutan situasi sosial, dan merancang reformasi sosial; (4) mengembangkan belas kasih dan memerhatikan sesama. (William Chang, diakses dari www.socialligent_wordpress.com).<br />Menurut Amstrong,1994, kecerdasan berinteraksi (kecerdasan sosial) ini bersifat sangat unik karena dapat bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang sedang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu sejauh memiliki kecerdasan emosi serta tidak selalu terhimpit oleh masalah finansial berat. Kesemuanya membangun kecerdasan sosial yang berdampak cerdas bekerja sama, melihat peluang, berperan, bertanggung jawab, memimpin, berjiwa sosial, toleransi, dapat menerima perbedaan maupun mencari solusi konflik. Komponen penting membangun kecerdasan sosial (social intelegence) adalah komunikasi dan pendidikan. Kecerdasan sosial adalah kematangan kesadaran pikiran dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat. Dewasa ini kecerdasan sosial bersama jati diri yang kuat dan kendali diri yang stabil sangat menunjang perkembangan dan peningkatan karier individu di masyarakat, lembaga atau perusahaan. Lebih banyak orang sukses karena terampil bekerja sama, empati dan mampu mengendalikan diri. (dr. Rinaldi Nizar, sp. Ank, diakses dari www.infonarkoba.com).<br />Pakar psikologi pendidikan Gadner (1983) menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner.Kecerdasan sosial ini bukan seperti kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi ter-kavling-kavling sedemikian rupa. Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. (Sumardi, diakses dari http://www.kompas.com)<br />• Definisi Teoritis<br />Kecerdasan sosial adalah kemampuan yang mencapai kematangan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial di dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat.<br /><br />• Komponen, Indikator dan Pernyataan<br />a. SI (Social Intelligence) internal<br /> Keinginan untuk bersosial dari dalam diri<br />1. Ketika dalam lingkungan saya ada pendatang baru, saya langsung mengunjunginya (F)<br />2. Keinginan untuk mengenal satu sama lain berasal dari dalam diri sendiri, bukan karena paksaan (F)<br />3. Ada rasa acuh tak acuh dari dalam diri ketika melihat seseorang di lingkungan kita terkena musibah (U)<br /><br /> Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain<br />1. Saya berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan yang lain (F)<br />2. Saya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain supaya ketika saya membutuhkan bantuan, mereka juga datang untuk menolong saya (U)<br /><br /> Mengorbankan kepentingan diri demi orang lain<br />1. Sesibuk apapun saya, ketika ada tetangga yang meminta tolong saya segera datang menolongnya (F)<br />2. Saya akan menunda acara yang telah lama saya direncanakan, oleh karena ada teman yang kecelakaan dan membutuhkan bantuan saya (F)<br />3. Saya mengalah kepada orang yang lebih tua untuk duduk di dalam kendaraan umum (F)<br />4. Saya mau mengambil sebagian tabungan saya untuk menolong teman yang memerlukan dukungan dana pada saat itu (F)<br /><br />b. SI (Social Intelligence) eksternal<br /> Adanya pengaruh untuk bersosialisasi <br />1. Saya senang mengikuti organisasi atau kegiatan sosial yang membantu orang-orang yang terkena bencana alam (F)<br />2. Saya berusaha menjauhkan diri supaya tidak ikut dalam kepanitiaan sosialisasi dengan alasan pekerjaan yang cukup sibuk (U)<br /><br /> Menyelesaikan permasalahan dalam berinteraksi Sosial.<br />1. Ketika ada masalah dalam kelompok masyarakat atau kerja, saya lebih senang diselesaikan dengan bermusyawarah (F)<br />2. Tidak mau ikut campur dengan urusan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan saya (U)<br />3. Lebih baik menghindar ketika ada permasalahan dengan orang lain dan pura-pura tidak tahu apa-apa (U)<br /><br /> Bersosial karena adanya faktor yang lain<br />1. Saya bersosialisasi baik dengan orang lain supaya mendapat sanjungan atau pujian dari mereka (U)<br />2. Ketika memberi atau menyumbangkan sesuatu untuk kegiatan amal, saya mau orang lain juga mengetahuinya (U)<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />Chang, William. ”Mengembangkan Kecerdasan Sosial.” http://www.socialligent_wordpress.com. Diakses pada tanggal 21 Mei 2008.<br /><br />Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga, 1980.<br />Nizar, Rinaldi. “Kecerdasan Sosial.” http://www.infonarkoba.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008.<br /><br />Sumardi. ”Apakah Kompetensi Sosial.” http:www.kompas.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008.<br /><br />Ubaydilah. ”Selayang Pandang IQ, EQ dan SQ.” http://www.e-psikologi.com. Diakses pada 7 Juni 2008.<br /><br />Yusuf L N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-776645222341943602010-01-12T19:49:00.000-08:002010-01-12T19:50:37.404-08:00SOAL-SOAL CERDAS TANGKAS ALKITAB SD BUDYA WACANA 1 DAN 2 YOGYAKARTA KELAS 4 DAN 5Kelompok 1<br />Pertanyaan Wajib<br />1. Tuhan menciptakan alam semesta selama 6 enam hari. Pada hari ke berapa ikan di lautan dan burung di udara diciptakan Tuhan? (Hari kelima)<br />2. Pada dasarnya setiap nama memiliki arti, apakah arti nama Adam? (Debu tanah)<br />3. Nuh memiliki tiga orang anak. Sebuatkanlah nama mereka! (Sem, Ham, dan Yafet)<br />4. Di dalam Perjanjian Lama ada seorang wanita yang cukup terkenal bernama Naomi. Dari manakah dia berasal? (Betlehem Yehuda atau Betlehem)<br />5. Selain keduabelas rasul, terdapat seorang rasul yang juga menuliskan banyak kitab dalam Perjanjian Baru, siapakah namanya? (rasul Paulus)<br />Pertanyaan Bagian ke 2 (dapat dilemparkan)<br />1. Siapakah yang membaptis Tuhan Yesus? (Yohanes Pembaptis)<br />2. Tuhan Yesus memiliki murid yang memiliki bermacam-macam pekerjaan. Apakah pekerjaan Petrus sebelum mengikut Yesus? (Nelayan/ pencari ikan)<br />3. Anak tertua Adam, Kain, membunuh adiknya sendiri. Siapakah nama adik Kain tersebut? (Habel)<br />4. Daud adalah raja Israel yang kedua. Siapakah raja Israel yang pertama? (Saul)<br />5. Pada masa Nuh terjadi banjir mahadahsyat. Berapa lama hujan turun ke bumi? (40 hari 40 malam)<br />Kelompok 2<br />Pertanyaan Wajib<br />1. Tuhan menciptakan alam semesta selama enam hari. Pada hari ke berapa matahari, bulan, dan bintang-bintang diciptakan Tuhan? (Hari keempat)<br />2. Biasanya setiap nama memiliki arti tersendiri. Apakah arti dari nama Hawa?<br /> (Ibu semua yang hidup)<br />3. Yakub memiliki dua belas orang anak. Sebutkanlah tiga orang dari mereka!<br />(Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yusuf, dan Benyamin)<br />4. Naomi memiliki dua orang menantu, salah satunya bernama Rut. Berasal dari manakah Rut? (Moab)<br />5. Kitab terakhir dalam Alkitab adalah kitab Wahyu. Siapakah yang menuliskan kitab ini? (rasul Yohanes)<br />Pertanyaan Bagian ke 2 (dapat dilemparkan)<br />1. Di manakah Tuhan Yesus dibaptiskan? (Sungai Yordan)<br />2. Tuhan Yesus ditangkap di sebuah taman. Sebutkanlah nama taman itu? (Getsemani)<br />3. Musa memiliki seorang kakak laki-laki. Siapakah nama kakak lelaki Musa? (Harun)<br />4. Perjanjian Lama memiliki 39 kitab. Sebutkanlah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama! (Kitab Maleakhi)<br />5. Pada masa Nuh terjadi air bah mahadahsyat. Berapa lamakah air bah itu menutupi seluruh permukaan bumi? (150 hari)<br />Kelompok 3<br />Pertanyaan Wajib<br />1. Tuhan menciptakan alam semesta selama enam hari. Pada hari ke berapa Tuhan menciptakan terang? (Hari Pertama)<br />2. Biasanya setiap nama memiliki arti yang khusus, apakah arti dari nama Abraham? <br /> (Bapak orang beriman)<br />3. Daniel memiliki tiga orang sahabat. Sebutkanlah nama-nama mereka! (Sadrakh, Mesakh dan Abednego)<br />4. Dalam perjalanan dari Israel ke Mesir, Musa menerima sepuluh perintah Tuhan. Di manakah Musa menerimanya? (Gunung Sinai)<br />5. Dalam Perjanjian Lama terdapat kitab yang berisi hikmat, bernama kitab Amsal. Siapakah yang menulis kitab Amsal? (raja Salomo)<br />Pertanyaan Bagian ke 2 (dapat dilemparkan)<br /> 1. Berapa hari Tuhan Yesus tinggal di padang gurun? (40 hari)<br />2. Salah seorang rasul yang paling terkenal adalah rasul Paulus. Siapakah nama Paulus sebelumnya? (Saulus)<br />3. Musa juga memiliki seorang kakak perempuan, siapakah namanya? (Miryam)<br />4. Tuhan Yesus pernah membangkitkan seseorang yang sudah mati dan dikuburkan selama beberapa hari. Siapakah namanya? (Lazarus)<br />5. Apakah tanda yang diberikan Allah untuk menunjukkan bahwa Ia tidak akan pernah mengirimkan air bah yang mahadahsyat ke bumi kembali? (Pelangi) <br />Kelompok 4<br />Pertanyaan Wajib<br />1. Tuhan menciptakan alam semesta selama enam hari. Pada hari keberapakah Tuhan menciptakan cakrawala? (Hari kedua)<br />2. Pada dasarnya setiap nama memiliki arti tersendiri. Apakah arti nama Musa? <br />(yang diangkat dari air)<br />3. Pada saat Ayub sangat menderita karena penyakit yang dialaminya, ada tiga orang sahabat yang menjenguk dan berusaha menghiburnya. Siapakah mereka?<br />(Elifas, Bildad dan Zofar)<br />4. Musa meninggal sebelum memasuki tanah perjanjian. Siapakah nama pengganti Musa? (Yosua)<br />5. Pada Perjanjian Lama terdapat 5 kitab taurat. Siapakah yang menuliskan kelima kita Taurat tersebut? (Musa)<br />Pertanyaan Bagian ke 2 (dapat dilemparkan)<br />1. Berapa kali iblis mencobai Tuhan Yesus di padang gurun? (3 kali)<br />2. Yudas iskariot menjual Tuhan Yesus kepada para imam. Berapakan imbalan yang diterima Yudas setelah menjual Yesus? (30 keping uang perak)<br />3. Yakub memiliki seorang kakak yang juga saudara kembarnya. Sebutkanlah namanya? <br />(Esau)<br />4. Lima puluh hari setelah Tuhan Yesus naik ke Sorga terjadi pencurahan Roh Kudus di Yerusalem. Disebut hari apakah itu? (Hari Pentakosta)<br />5. Siapakah nama saudara Abraham yang tinggal di Sodom dan Gomora? (Lot)<br /><br /><br /><br />Kelompok 5<br />Pertanyaan Wajib<br />1. Tuhan menciptakan alam semesta selama enam hari. Pada hari ke berapa Tuhan menciptakan daratan, lautan dan tumbuhan? (Hari ketiga<br />2. Pada dasarnya setiap nama memiliki arti yang khusus. Apakah arti nama Samuel <br />(Aku telah memintanya dari Tuhan)<br />3. Tuhan Yesus memiliki dua belas orang murid. Sebutkanlah tiga orang murid Tuhan Yesus! (Simon orang Zelot, Yakobus anak Alfeus, Matius, Simon Petrus, Yakobus, Bartolomeus, Yohanes, Tomas, Filipus, Yudas Iskariot, Andreas dan Tadeus)<br />4. Nabi Elia memiliki seorang murid yang kelak menggantikannya sebagai nabi. Siapakah namanya? (Nabi Elisa)<br />5. Didalam Alkitab tercatat ada dua orang nabi yang diangkat ke Sorga. Siapakah mereka? (Henokh dan Elia)<br />Pertanyaan Bagian ke 2 (dapat dilemparkan)<br />1. Mujizat apakah yang dibuat Tuhan Yesus saat perkawinan di Kana? (air menjadi anggur)<br />2. Siapakah nama raksasa Filistin yang dikalahkan oleh Daud hanya dengan menggunakan ketapel? (Goliath)<br />3. Yakub memiliki dua belas anak laki-laki. Siapakah nama anak Yakub yang paling bungsu? (Benyamin)<br />4. Seseorang ingin bertemu Tuhan Yesus, namun karena pendek ia harus memanjat pohon untuk melihat Yesus. Siapakah namanya? (Zakheus)<br /><br /><br /><br />Pertanyaan Rebutan<br />1. Alkitab adalah kumpulan dari 66 kitab. Ada berapa kitabkah dalam Perjanjian Lama? (39 kitab)<br />2. Kitab-kitab Taurat dituliskan oleh Musa. Berapakah jumlah kitab Taurat? (5)<br />3. Sebutkan kelima kitab Taurat Musa tersebut! (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan)<br />4. Yusuf putra Yakub adalah seorang tokoh Alkitab yang luar biasa. Terdapat dalam kitab apakah cerita tentang Yusuf? (Kejadian)<br />5. Beberapa waktu setelah kelahiran Yesus, Yusuf dan Maria membawanya ke Mesir. Mengapa mereka membawa bayi Yesus ke Mesir? (karena Herodes hendak membunuh Yesus)<br />6. Sebutkanlah isi hukum yang terutama! (Mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri)<br />7. Manusia adalah makhluk berdosa. Bagaimana caranya supaya kita dibebaskan dari dosa? (mau percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai penebus dosa)<br />8. Tuhan Yesus selama di dunia membuat banyak sekali mujjizat. Sebutkanlah tiga mujizat yang pernah dilakukan Tuhan Yesus! (Air menjadi anggur, membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang kusta, membebaskan orang yang kerasukan setan, mencelikkan mata yang buta, dan sebagainya)<br />9. Salah satu isi hukum Taurat adalah ” Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu.” Terdapat pada hukum keberapakah perintah tersebut? (Hukum ke lima)<br />10. Bangsa Israel pernah menjadi budak di Mesir. Berapa lamakah mereka berada di Mesir? (430 tahun)Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-22719487592714795422010-01-11T01:12:00.000-08:002010-01-11T01:17:10.140-08:00MARAHEfesus 4: 26-27<br />4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu<br />4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.<br /><br /> Pada situasi tertentu, kemarahan seringkali tidak dapat dihindarkan, itulah sifat kemanusiaan kita. berkenaan dengan marah ada dua sikap yang ekstrim yang sama-sama keliru; tidak bisa marah pada satu pihak, dan sangat mudah marah pada pihak lain. Keliru, karena tidak hanya merugikan sesama namun juga merugikan bahkan bisa mencelakakan diri sendiri. Marah sebenarnya tidaklah selalu salah – kadang-kadang malah menyehatkan – asalkan kemarahan itu terjadi dalam situasi dan oleh sebab yang tepat, dan disampaikan dengan cara yang tepat pula.<br /> Paulus menasehatkan kita untuk tidak menyimpan amarah di dalam hati, sebab akan merusak hubungan dengan orang lain, namun juga akan merusak hati kita sendiri. Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarah kita (ayat 26b). Tuhan Yesus pun pernah marah, saat Ia melihat bait Allah dibuat sebagai pasar hewan, tanpa segan-segan Ia membalikkan meja-meja penjualan dan melepaskan hewan-hewan yang akan menjadi korban bakaran. Ia benar-benar marah. Seperti Yesus, kita pun boleh marah, namun jangalah kita menjadi seorang pemarah. Kemarahan yang benar dan sehat haruslah tetap berdasarkan kasih. Sebab kasih yang benar adalah berani menegur saat orang yang kita kasihi melakukan tindakan yang salah.<br /> Jadi, marahlah kalau itu memang diperlukan. Hanya setelah itu sampaikan alasan kemarahanmu dan lupakanlah, jangan sampai iblis berkesempatan menanamkan benih kebencian dalam hati kita. <br /><br />Marah diperlukan dalam situasi dan sebab tertentu, tapi <br />kita tidak boleh menjadi seorang pemarahPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-11732443020129855862010-01-09T00:57:00.000-08:002010-01-09T01:03:47.288-08:00DISPENSATIONALISMDispensationalism is a Protestant evangelical tradition and theology[1] based on a biblical hermeneutic that sees a series of chronologically successive "dispensations" or periods in history in which God relates to human beings in different ways under different Biblical covenants. As a system dispensationalism is rooted in the writings of John Nelson Darby and the Brethren Movement.[2]:10 The theology of dispensationalism consists of a distinctive eschatological "end times" perspective, as all dispensationalists hold to premillennialism and most hold to a pretribulation rapture. Dispensationalists believe that the nation of Israel is distinct from the Church,[3]:322 and that God will fulfill His promises to national Israel. These promises include the land promises, which in the future result in a millennial kingdom where Christ, upon His return, will rule the world from Jerusalem[4] for a thousand years. In other areas of theology, dispensationalists hold to a wide range of beliefs within the evangelical and fundamentalist spectrum.[2]:13<br />One of the most important underlying theological concepts for dispensationalists is progressive revelation. While some nondispensationalists start with progressive revelation in the New Testament and refer this revelation back into the Old Testament, dispensationalists begin with progressive revelation in the Old Testament and read forward in a historical sense. Therefore there is an emphasis on a gradually developed unity as seen in the entirety of Scripture. Biblical covenants are intricately tied to the dispensations. When these Biblical covenants are compared and contrasted, the result is a historical ordering of different dispensations. Also with regard to the different Biblical covenant promises, dispensationalists place emphasis on to whom these promises were written, the original recipients. This has led to certain fundamental dispensational beliefs, such as a distinction between Israel and the church.<br />Another important theological concept is the emphasis on what is referred to as the historical-grammatical method of interpretation. This is often popularly referred to as the "literal" interpretation of Scripture. Just as Israel literally experienced the curses spoken of in the Old Testament, dispensationalists believe that they will one day, literally, receive the blessings spoken of in the Old Testament. Just as it is with progressive revelation, the historical-grammatical method is not a concept or practice that is exclusive just to dispensationalists. However, a dispensational distinctive is created when the historical-grammatical method of interpretation is closely coupled with an emphasis on progressive revelation along with the historical development of the covenants in Scripture.<br />All dispensationalists hold to a clear distinction between Israel and the church. Israel is an ethnic nation[5] consisting of Jews, beginning with Abraham and continuing in existence to the present. The church consists of all saved individuals in this present dispensation - i.e., from the day of Pentecost in Acts 2 until the time of the Rapture. The distinction between Israel and the church is not mutually exclusive, as there is a recognized overlap between the two.[2]:295 The overlap consists of Jewish Christians (such as Peter and Paul) who are ethnically Jewish and also have faith in Jesus Christ. Dispensationalists also believe that toward the end of the Tribulation, Israel as a nation will turn and embrace Jesus as their Messiah right before his second coming.<br />edited from www.wikipedia.comPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-87848636295699517582010-01-06T23:03:00.000-08:002010-01-06T23:11:21.143-08:00An Evangelical View of ScienceAt the recent American Academy of Religion meeting, I was asked to present a scholarly overview of Evangelical theology and science. I assumed the task would be easy. I was wrong. I have participated actively in the science and religion dialogue for years. I have been an Evangelical since my youth. Given my past, I assumed I could churn out a presentation in a few hours. I scoured my library of science and theology books. I consulted sources on the Internet. In the process, I discovered that very little scholarship exists specifically on Evangelical theology and science. <br /> My recent research and past experiences, however, point to obstacles that discourage scholars from identifying themselves as participants in an Evangelical theology and science dialogue.<br /><br />First, many scholars admit they cannot easily define “Evangelical theology.” So much diversity exists. Opinions vary. In recent decades, in fact, those defining what counts as Evangelical theology typically identify the communities out of which theologians work rather than particular doctrinal statements thought to be distinctly Evangelical.<br /><br />Second, the complex nature of the science and theology dialogue discourages scholars from narrowing the confines of either discipline. Scholars find it easier to talk about general theological doctrines than specific theological traditions.<br /><br />Third, focusing upon the Bible as the Evangelical’s primary source for truth discourages some from taking science as a truth-seeking counterpart. In theory, Evangelical theologians embrace the truth of science. In practice, they rarely take science seriously in their constructive work.<br /><br />Finally, my own conversations with Evangelical theologians suggest that many fear coming into conflict with the wider Evangelical populace. Theologians who take unpopular stances on evolution, stem-cell research, big bang theory, or nonhuman altruism are likely to suffer the wrath of an angry Evangelical mainstream. Many Evangelical theologians do not want that risk.<br /><br />In the end, I decided the best way to fulfill my assignment was to be both descriptive and prescriptive. That is, I sought to describe what I found in my research and to recommend to Evangelicals what they might do as they engage science.<br /><br />The list below identifies ten areas of debate or concern for Evangelicals, which are coupled with recommendations for how to approach these issues.<br />Evangelicals…<br />believe that what they observe provides generally accurate information about the way things are. Evangelical theologians are, to use a label scholars like John Polkinghorne endorse, “critical realists.” believe that an underlying harmony exists between science and theology. “All truth is God’s truth,” is a typical Evangelical phrase. When Evangelicals encounter disharmony, they are more likely to rethink or reject science than theology. Strive to be faithful to the Bible, especially the biblical view that God is Creator. This endeavor prompts Evangelicals to return often to questions of how literally they should interpret particular segments of the Bible.<br /> Strive to be faithful to what science tells us about God. Generally, this striving takes the form of confirming what Evangelicals already believe about God. But occasionally, Evangelical theologians consciously or unconsciously change their theological views because of science.<br /> Affirm that ultimate explanations must include a theological component. An ongoing question, however, is the extent to which Evangelical scientists should take theology into the lab or offer theological explanations to their scientific work.<br />Seek a theological explanation of origins. The most popular labels for these theories of origins include “Creation Science,” “Progressive Creation,” and “Theistic Evolution.” Given recent trends, I predict Theistic Evolution will gain Evangelical supporters in the coming decades until it becomes the dominant Evangelical view.<br /> Affirm general and/or specific purpose in creation. When some scientists claim the world has no purpose, many Evangelicals find Intelligent Design theory an attractive alternative. But Intelligent Design theory seems to be losing ground in Evangelical circles. The vast majority of scientists do not accept it, and Evangelicals believe, as I noted earlier, that science and theology are ultimately in harmony.<br /> Affirm that God is presently active in creation. God’s activity may or may not involve intervention. Evangelicals who insist that God is omnipresent, in fact, think the language of “intervention” is unnecessary. But Evangelicals typically believe that miracles, which theologians define in various ways, occur because of God’s activity.Seek to affirm both the reality of sin/evil and the reality of love/altruism. Evangelicals have widely divergent views on original sin and the possibility of overcoming sin in this life. But they see in science evidence for many theological doctrines of human nature. Pursue truth with humility. Perhaps this last characteristic is more prescriptive than descriptive. I think Evangelicals – whom almost universally admit they cannot know all truth and their cognitive capacities can be impaired – ought to be the first to admit they do not have everything figured out.<br /><br />I’m optimistic about the future of the Evangelical theology and science dialogue. But I’m not naïve to think that the dialogue will flow with ease into every Evangelical nook and cranny. Plenty of warfare has occurred and will occur.<br /><br />Despite this warfare, I firmly believe progress in the Evangelical theology and science dialogue is possible. I intend to do my part in encouraging and shaping such progress.Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-8754412971288288932010-01-06T21:28:00.001-08:002010-01-06T21:28:55.920-08:00Rencana TUHANAyat : Yeremia 29:11-13<br />29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.<br />29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;<br />Firman Tuhan ini turun kepada nabi Yeremia di Yerusalem bagi orang-orang Israel yang dibawa raja Nebukadnezar ke Babilonia. Masa ini sering disebut sebagai masa pembuangan, yang oleh Tuhan ditetapkan berlangsung selama 70 tahun. Selama pembuangan Allah berjanji tetap mendengarkan dan memberkati mereka (ayat 12-13). Meskipun mengalami penderitaan dan hinaan yang hebat mereka tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan, apabila mereka mau berseru dan mencari Dia.<br />Bagaimana dengan kita? saat menghadapi kesusahan yang dalam, kesulitan hidup, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan, kecelakaan, ataupun saat doa kita tak kunjung dijawab oleh Tuhan, seringkali dengan mudah kita menyalahkan Tuhan sambil bertanya : “kenapa ini terjadi dalam hidupku? Apa salah dan dosaku?” kita harus menyadari bahwa itu bukanlah sikap yang produktif. Sama sekali tidak membangun, namun melemahkan iman dan semangat. Pertanyaan yang produktif adalah: “apakah rencana Tuhan di balik semua peristiwa ini? Apakah kehendak Tuhan bagiku?”<br />Ya, sebab tidak mungkin Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi atas hidup kita bagi tujuan yang buruk dan jahat. Tuhan pasti sedang merencanakan sesuatu yang indah bagi kita, hanya tunggulah waktu Tuhan dalam menggenapi rencananya. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan yang membawa kecelakaan, namun yang menhasilkan kebaikan, kebahagiaan dan damai sejahtera. <br />Apapun persoalan dan masalah yang anda hadapi hari ini, jangan sampai melemahkan semangat dan iman anda kepada Allah. Jangan pula mencari-cari kesalahan orang lain sebagai ‘kambing hitam’ atas peristiwa yang sedang kita alami. Tunggu dan lihatlah bagaimana Tuhan menggenapi rencanaNya yang ajaib atas hidup saudara dan saya.<br /><br />Masalahnya bukan pada Allah yang terlalu lambat menggenapi rencanaNya, namun pada kita yang selalu tidak menyadari kebahagiaan dibalik suatu peristiwaPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-32354220628461121332010-01-06T19:34:00.000-08:002010-01-06T19:38:16.896-08:00JATI DIRINats: Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya<br />menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-<br />Nya (Yohanes 1:12)<br /><br /><br />Gajah betina itu tak kenal identitasnya. Sejak kecil ia dipelihara<br />dan hidup di antara para tupai. Maka ia menganggap dirinya tergolong<br />bangsa tupai. Ia bertingkah polah seperti tupai. Ia belum kenal jati<br />dirinya, sampai ia berjumpa Manny, si gajah jantan. Dengan berbagai<br />cara, tahap demi tahap, Manny berusaha menunjukkan keserupaan di<br />antara mereka untuk menyadarkannya bahwa ia adalah gajah, bukan<br />tupai. Begitulah cerita ringkas film animasi Ice Age 2. Pesannya<br />jelas: kita perlu sadar diri siapa kita dan belajar berperilaku<br />sesuai jati diri itu.<br /><br />Kalau burung mengira dirinya ayam, ia tidak akan terbang tetapi<br />hanya melompat-lompat. Kalau seorang kristiani tidak sadar dirinya<br />anak Allah, jelas yang dilakukannya tidak sesuai standar anak-anak<br />Allah. Sejak menerima Kristus, kita dilahirkan kembali; diciptakan<br />baru; diangkat menjadi "anak-anak Allah"; dan "benih ilahi" ada di<br />dalam kita (ayat 9). Lewat pergaulan tahap demi tahap dengan Dia,<br />selayaknya perilaku kita mengikuti standar keserupaan dengan Yesus.<br />Yohanes tak henti-hentinya menulis tentang kebenaran ini. Mengapa?<br /><br />Sebab target gempuran Iblis adalah membuat orang-orang kristiani<br />"lupa" jati dirinya. Bagaimana bisa? Lewat tantangan dan cobaan<br />hidup yang beragam, kita bisa dibuat memiliki gambar diri yang<br />buruk: anak bodoh; pembawa celaka; si nasib sial; orang gagal;<br />pecundang; wanita yang tak layak dicintai; pria miskin; si tua yang<br />tak berguna; si pembuat dosa yang tak terampuni. Lalu tanpa sadar,<br />orang akan berperilaku seperti gambar diri itu. Stop! Jangan<br />tergiring ke arah itu! Kita adalah anak-anak Allah. Berjuang dan<br />berperilakulah di atas landasan jati diri yang benar! _PAD<br /><br />PERUBAHAN HIDUP DIMULAI DARI PERUBAHAN GAMBAR DIRI<br />KE ARAH YANG SESUAI DENGAN KEBENARAN FIRMAN TUHAN<br />Diambil dari Renungan Harian 6 Januari 2010Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-4503938027201838082010-01-06T19:33:00.001-08:002010-01-06T19:33:56.524-08:00Menerima = KehilanganAdalah membahagiakan kalau yang kita harapkan terjadi. Adalah penuh sukacita kalau yang kita inginkan terwujud. Tetapi ingatlah, saat kita mendapatkan sesuatu biasanya ada sesuatu yang lain hilang. Setiap kita mendapatkan sesuatu selalu ada yang dikorbankan. Lihat saja, saat kita bekerja keras untuk mendapatkan uang biasanya waktu untuk keluarga, waktu istirahat, dan lainnya akan hilang. Saat kita mendapatkan pekerjaan baru, kita harus kehilangan rekan-rekan kerja, situasi yang lama, kenyamanan yang sudah ada dan lain-lain. Apabila kita menyadari hal ini, maka kita akan sungguh-sungguh menyadari betapa setiap detik dari hidup kita tidak ada yang sia-sia. Setiap detik dari hidup kita memiliki arti yang teramat mendalam!Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-76790607569781611882010-01-05T06:33:00.000-08:002010-01-05T06:42:36.814-08:00Tertawa itu SehatAmsal 17: 22<br />17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang<br /> Tertawa mampu meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Suatu penelitian menyebutkan bahwa suara tawa dapat membuat tubuh kita lebih kebal dari penyakit hingga 40%. Tertawa membuat tubuh kita menjadi lebih aktif menghadang infeksi dan kuman. Tertawa juga mempermudah pernafasan. Udara yang kotor akan lebih mudah keluar saat kita tertawa untuk digantikan dengan udara segar yang dibutuhkan tubuh.<br /> Salomo menjelaskan bahwa hati yang gembira adalah obat dan namun keputusasaan akan mengeringkan ‘tulang’ jasmani maupun rohani dari seseorang. Ia mau melihat kebahagiaan terpancar dari wajah orang di sekitarnya. Semua orang membutuhkan tawa sebagai salah satu cara berelaksasi dari kepenatan sehari-hari, sehingga kita terhindar dari stress yang mendalam.<br /> Tertawa itu menyehatkan. Bukan hanya bagi tubuh jasmani kita, namun juga bagi hati. Hati yang gembira akan meningkatkan semangat. Semangat bekerja, mengabdi, berkarya bagi Tuhan dan sesama. Kemampuan untuk tertawa, terlebih menertawakan diri sendiri, termasuk salah satu tanda kedewasaan. Di satu sisi, tertawa memperlihatkan tertawa memperlihatkan kesadaran dan penerimaan; bahwa kita ini adalah makhluk berdosa yang adakalanya bertindah ceroboh; di sisi lain tertawa menyiratkan pengakuan bahwa hanya dengan pertolongan Allah kita bisa mengatasi kebodohan tersebut. Sudahkan anda tertawa hari ini?<br /><br />Tawa sukacita datangnya dari hati yang gembiraPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-58625006119823788162010-01-05T06:12:00.000-08:002010-01-05T06:13:01.724-08:00Be a Winner(Bilangan 13: 1-33)<br />Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya! (1:30)<br /><br />Be a winner atau menjadi seorang pemenang memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dilewati. Apabila kita terpaku pada tantangan itu, akan sulit bagi kita menjadi seorang pemenang. Pemenang bukanlah masalah kelahiran tetapi masalah perjuangan, usaha keras untuk mencapai tujuan tertentu.<br /> Bangsa Israel sudah membuktikannya, saat itu mereka ada di padang gurun Paran, suatu daerah yang gersang dan tandus. Sebab itu, Musa mengirimkan pengintai-pengintai untuk melihat tanah yang telah dijanjikan Allah bagi mereka. Duabelas orang pengintai dari kedua belas suku Israel dipilih untuk melaksanakan tugas itu. Mereka melihat bahwa tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka adalah tanah yang teramat subur, makmur atau gemah ripah loh jinawi, tetapi ada satu hal yang mengganggu mereka, tanah itu didiami oleh orang-orang perkasa keturunan raksasa yang bernama Enak. Hal ini membuat sepuluh dari mereka gemetar dan takut, sehingga menghasut bangsa itu supaya tidak maju merebut tanah perjanjian. Mereka lupa bahwa Tuhan Allah sudah menjanjikan tanah itu bagi mereka dan Ia tidak akan pernah lupa akan janjinya.<br /> Dua orang dari pengintai itu, yaitu Yosua dan Kaleb memiliki pemikiran yang lain. Ia percaya bahwa Allah akan menyertai mereka dan mereka harus maju dan menduduki negeri itu. Ia berteriak diantara sekian banyak bangsa itu untuk mengingatkan kembali janji Tuhan Allah bagi mereka. Ia tidak terpancing oleh suara mayoritas yang berusaha menggagalkan rencana Allah. Ia adalah seorang pemenang.<br /> Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita berpikir sebagai pemenang dan bertindak sebagai pemenang. Seorang pemenang adalah orang yang berani berpikir maju dan menghadapi tantangan tanpa rasa takut dan gemetar dengan pertolongan Tuhan Allah. Arahkan langkah kita menuju ke ‘tanah perjanjian’ dengan tetap berpegang teguh pada pertolongan Roh Kudus. Be a winner. WEC<br />(Menjadi pemenang merupakan pilihan hidup yang diwujudkan dalam pola berpikir dan tindakan sebagai seorang pemenang)Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-7320423070530113152010-01-05T04:41:00.000-08:002010-01-05T04:42:01.044-08:00PengampunanMatius 18: 21-35<br />Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (18:21-22)<br />Tanggal 17 Juli 2009 Hotel J. W. Marriot dan Ritz-Charlton di Mega Kuningan, Jakarta dihantam bom bunuh diri. Paling tidak ada sembilan orang tewas dalam peristiwa itu. Salah satunya adalah Evert Mokodompis. Ada satu hal yang menyentuh hati saya, saat penguburan, ayah korban diwawancarai sebuah stasiun tv, dengan pertanyaan hukuman apa yang pantas bagi orang-orang dibalik peristiwa ini. Jawabannya sangat indah, “saya serahkan kepada hukum yang berlaku, tetapi kami sudah mengampuni mereka dan memberkati mereka. Sebab kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan.” Satu kalimat yang berasal dari firman Tuhan dalam Injil Matius 5: 39 dan 44.<br />Mengampuni adalah sesuatu yang sangat mudah untuk dikatakan, namun perlu pengorbanan saat kita berkomitmen untuk melaksanakannya. Sebab, mengampuni berarti menghapuskan kesalahan yang dibuat orang lain, meskipun itu sangat menyakitkan. Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus, berapa kali aku harus mengampuni? Tujuh kali? Mengapa Petrus berkata tujuh kali, sebab dalam tradisi Yahudi saat itu mengampuni orang biasanya hanya sampai tiga kali. Jawaban Yesus sangat mengagetkan, sebab ia tidak hanya harus mengampuni tujuh kail, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali untuk satu orang saja. Ini mendobrak kebiasaan dan kemauan kita. Namun, disinilah esensi dari keKristenan, yaitu hendaklah kita saling mengasihi, dan mengasihi tidak ada dampaknya tanpa kita mengampuni.<br />Umat percaya seringkali gamang dan sulit untuk mengampuni, sebab melihat kesalahan yang sudah diperbuat orang terhadap kita. Mulai saat ini, pandanglah teladan Yesus Kristus yang rela masuk dalam sejarah dunia, menjadi manusia, bahkan mati dalam kesengsaraan demi kasihNya bagi kita, manusia berdosa. Dia rela mengampuni kita, demikian pula kita juga harus rela mengampuni kesalahan sesama kita. WEC<br />(Pengampunan adalah keniscayaan bagi umat yang mengasihi Tuhan)Pendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3047439110725328502.post-1653173047290689562010-01-05T03:52:00.001-08:002010-01-05T03:52:47.440-08:00Kasih Sejati1 Petrus 1:6-7a<br />1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.<br />1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu...<br />Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang-orang pendatang di Galatia, Pontus, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, juga bagi kita di masa kini. Rasul Petrus mengingatkan kepada jemaat supaya tetap berpegang teguh pada pengharapan dan cinta kasih kepada Allah dan sesama, meskipun pada saat itu mereka mengalami banyak sekali penganiayaan dan penderitaan. Rasul Petrus malah meminta mereka untuk bergembira dan bersukacita meskipun sedang menderita, sebagai bukti cinta dan iman kepada Tuhan Allah.<br />Di Jepang ada cerita, setiap hari seekor anjing mengantarkan tuannya ke stasiun kereta api untuk berangkat mengajar di sebuah Universitas, hal itu berlangsung belasan tahun. Suatu kali, sang majikan terkena serangan jantung dan meninggal di tempatnya mengajar, ia dibawa ke rumah tidak dengan kereta api. Si anjing yang terbiasa menunggui tuannya pulang di stasiun tersebut tidak pernah tahu apa yang terjadi. Sesuatu yang hebat terjadi, konon anjing itu selalu menunggui tuannya di stasiun tersebut selama bertahun-tahun hingga ia mati. Inilah kesetiaan seekor anjing kepada tuannya, dalam susah dan senang ia selalu menanti kedatangan orang yang dicintainya.<br />Cinta akan sangat mudah dikatakan pada saat semuanya berjalan indah dan menyenangkan, namun apakah cinta itu tahan uji saat menghadapi berbagai pencobaan dan tantangan? Cinta kita kepada Tuhan dan sesama hendaknya cinta yang sejati, tulus dan tahan uji. Akan sangat luar biasa apabila saat kesusahan mendera, penderitaan menghimpit, kesesakan menekan seakan tiada berhenti, namun kita masih tetap bersukacita dalam cinta yang murni kepada Tuhan, keluarga, rekan sekerja, anak didik dan sesama manusia.<br />Maka, saat pencobaan datang menghadang hidup kita, jangan berkecil hati, itulah saatnya membuktikan kemurnian iman dan cinta kita kepada Tuhan dan sesama.<br />Cinta sejati pasti akan tahan ujiPendidikan Kristenhttp://www.blogger.com/profile/13430046542753165321noreply@blogger.com0